Bersama BPP Ketahanan Pangan, Lurah Beru Gelar Sosialisasi 'Keamanan Pangan Segar' bagi Warganya
redaksi - Minggu, 15 Juni 2025 12:29
MAUMERE (Floresku.com) - Pemerintah Kelurahan Beru, Kecamatan Alok Timur, bersama Badan Pengawasan Pangan (BPP) Ketahanan Pangan Maumere menggelar kegiatan "Sosialisasi Keamanan Pangan segar " di Aula Kelurahan Beru, Kamis (12/6).
Hadir dalam sosialisasi ini adalah para ketua RW dan ketua RT sekelurahan Beru.
Dalam sambutan Lurah Beru Frederik Adoway menyampaikan pentingnya kegiatan sosialisasi ini.
“Saya sangat senang dengan kegiatan kita hari ini. Sebab hari ini kita akan belajar banyak hal tentang bagaimana kita sebagai konsumen memilih bahan pangan segar yang akan kita belanja dan yang akan kita makan. Itu artinya kita akan berhubungan langsung dengan kesehatan diri sendiri, anggota keluarga dan lingkungan,” ujarnya.
Selanjutnya, sebagai pembawa materi sosialisasi, Ita, Kabid Ketahanan Pangan, Sikka mengatakan bahwa berkenaan dengan keamanan pangan segar, pemerintah Kabupaten Sikka, khususnya BPP Ketahanan Pangan Maumere telah melakukan banyak pengambilan sample jenis makan di hampir sebagian dari semua pasar yang ada di Kota Maumere.
“Hampir semua pasar kami datangi untuk ambil sample, melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada zat beracun dalam semua bahan pangan yang dijual, mulai dari ikan, sayuran, dan buah-buahan,” dia menambahkan.
“Untuk ikan, kami sudah melakukan pemeriksaan, dan puji Tuhan sejauh ini tidak ada yang mengandung formalin atau apapun yang beracun. Hanya saja kami.menghimbau agar warga kalau mau membeli ikan harus memiklih yang masih segar untuk menghindari keracunan akibat ikan yang sudah rusak dan tidak layak dikonsumsi,” kata Ita lagi.
- Minggu, 15 Juni 2025, Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus
- HOMILI, Pater Gregor Nule SVD, pada Pesta Tritunggal, 15 Juni 2025
- Menikmati 'Keindahan 17 Pulau Riung' dari Bukit Watu Mitong
Sementara itu Kabag Ketahanan Pangan Idris menyampaikan hal teknis pembelian bahan pangan segar.
Idris mengajak supaya semua warga, terutama kaum ibu yang aktif dalam berbelanja kebuthan pangan sehari-hari untuk bisa memilah-milah dan jeli memilih mana bahan pangan yang segar, mana yang tidak segar.
Idris mengatakan, hampir semua jenis sayuran pasti menggunakan pestisida. Ini karena adalah cara yang paling mudah dipakai para petani untuk meningkatkan kesuburan dan mempercepat pertumbuhan tanaman sayuran mereka.
Hal itu kelihatan jelas dari bentuk tekstur sayuran yang kelihatan mulus dan hijau tanpa adanya ulat.
Namun hal itu bisa diatasi dengan cara mencuci sayur-sayurang tersebut dengan menggunakan air garam untuk menghilangkan pestisidanya.
Idris juga mengatakan bahwa jika para ibu tidak mencuci sayur-sayuran dengan baik maka bisa mengakibatkan diare dan bisa menimbulkan sakit yang berkepanjangan.
“Sebaiknya kita membeli sayuran yang teksturnya dimakan ulat karena itu pasti tidak menggunakan pestisida himbaunya,” imbau Idris.
Pada sesi diskusi muncul pertanyaan dari peserta yang hadir tentang bagaimana peran dari Badan Pengawasan Pangan untuk mengantisipasi penggunaan pestisida berlebihan agar layak di konsumsi .
Terkait itu, Kabid Ita menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah punya kabupaten sudah memiliki tim lintas sektor yang selalu mengadakan pantau lapangan kepada para pelaku pertanian.
Tim itu mengajak petani agar tidak menggunakan pestisida secara berlebihan dan tepat waktu penggunaan, misalnya pestisida digunakan 15 hari sebelum panen.
“Namun jujur saya katakan bahwa kami tidak selamanya bersama petani setiap saat untuk memantau lapangan. Sebab kami kekurangan tenaga. Oleh karena itu bisa jadi para petani menyemprotkan pestisida pada beberapa hari sebelum panen agar sayuran atau buah yang mau dijual tetap kelihatan segar,” dia menjelaskan.
“Untuk itu kami menyarankan agar sayuran atau buah yang dibeli harus dicuci bersih gunakan garam agar pestisidanya hilang dan layak dikonsumsi,” kata Ita lagi.
Menutup kegiatan sosialisasi, Idris menghimbau kepada semua pesrta yang hadir agar, bisa memanfaatkan halaman rumah untuk menanam sayuran dan buah.
“Kita bisa dapatkan makanan segar setiap saat dengan tidak semestinya kita beli dipasar. Kita bisa tanam sendiri di halaman rumah. Dari sisi kesehatan pasti lebih baik karena kita bisa buat pupuk organik sendiri. Kami pun bisa membantu untuk proses pembuatan pupuk organik ini,” ujar Idris.
“Apa lagi nanti di setiap kelurahan akan ada koperasi kelurahan atau desa. Di koperasi itu juga ada kegiatan pertanian yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk keamanan pangan segar ini,” katanya penuh semangat.
Saat menutup kegiatan ini, Lurah Beru, Adoway menungkapkan harapan agar pada ketua RT dan RW yang menjadi peserta kegiatan bersedia menjadi corong untuk menyampaikan kepada masyarakat supaya bisa memulai lebih cermat dalam berbelanja dan belajar memilih bahan pangan segar untuk dikonsumsi demi kesehatan diri sendiri, keluarga juga lingkungan.
Adoway juga mangharapkan agar semua warga Keluruhan Beru berusaha memanfaatkan halaman atau pekarangan rumahnya masing-masing untuk menanam sayuran dan buah. Melalui cara ini diharapkan warga mengesumsi bahan pangan yang segar sehingga kesehatan diri dan anggota keluarganya menjadi semakin terjamin. (Herry fdz)*