Dapat Sinyal Kunjungan Bank Dunia, Warga Wae Sano Pasang Stiker 'Penolakan Geothermal' di Rumah Masing-Masing

redaksi - Rabu, 02 Maret 2022 20:42
Dapat Sinyal Kunjungan Bank Dunia, Warga Wae Sano Pasang Stiker 'Penolakan Geothermal' di Rumah Masing-MasingWarga Wae Sano menempelkan stiker 'Penolakan Proyek Geothermal " di pintu rumah mereka. (sumber: Istimewa)

LABUAN BAJO (Floresku.com) -Setelah mendapatkan sinyal terkait kunjungan Bank Dunia di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), warga Wae Sano berinisiatif memasang stiker "Penolakan Geothermal" di pintu rumah mereka masing-masing, Rabu, 2 Maret 2022.

Stiker tersebut umumnya  dipasang di rumah warga di Lempe, Nunang dan Dasak yang merupakan area eksplorasi.

Frans Napang, tokoh masyarakat Wae Sano menyampaikan, stiker-stiker itu sengaja dipasang di rumah warga sebagai bentuk konsistensi penolakan warga terhadap mega proyek Geothermal di tempat mereka.

"Berbagai aksi kami lakukan untuk terus menolak keras eksplorasi dan eksploitasi alam yang mengancam langsung ruang hidup kami. Karena itu, stiker-stiker yang dipasang di rumah warga merupakan bagian dari rentetan penolakan", tegas Frans.

Frans juga menentang segala macam isu liar yang dihembuskan ke ruang publik bahwa warga Wae Sano menolak tanpa alasan yang jelas, apalagi disebutkan bahwa warga menolak dengan argumentasi "pokoknya tolak".

“Tidak benar bahwa kami menolak tanpa alasan atau alasan kurang wajar, apalagi dibilang ‘Pokoknya Tolak’. Ingat, tagline ”Pokoknya Tolak" adalah hasutan rendahan pemerintah untuk membunuh karakter warga yang memperjuangkan nasibnya di bumi Wae Sano. Kecuali pemerintah sudah sakit, maka dia tidak pernah melihat apalagi untuk mengerti pikiran dan perasaan rakyatnya", ujar Frans.

Ia juga menjelaskan, fakta sebenarnya selama ini adalah pemerintah memaksa rakyat agar setuju tanpa bantahan. Seluruh pendekatan atas proyek ini justru dipaksakan pemerintah dengan tagline "Pokoknya harus setuju" , tanpa bantahan.

Frans Napang menambahkan agar proyek ini jangan dipaksakan, karena sudah sejauh ini prosesnya sudah mengabaikan banyak nilai dan mengorbankan hak-hak kewargaan masyarakat.

"Jangan paksakan proyek ini. Sejak awal saja sudah mengorbankan hak-hak kewargaan kami sebagai masyarakat adat dengan segala harmoni kehidupannya, baik sosial, budaya, lingkungan dan sebagainya yang bersentuhan dengan hidup kami", tegas Frans Napang.

Pada hari Jumat, 25 Februari 2022 warga Wae Sano berencana melakukan aksi simpatik di Labuan Bajo dengan membawa satu truk buah-buahan milik warga untuk dipamerkan di halaman Kantor Bupati Mabar.

Namun, karena hari itu bertepatan dengan apel bendera perayaan ulang tahun Kabupaten Mabar, maka aksi itu ditunda dan akan digelar dalam waktu dekat. (Tedy N).***

Editor: redaksi

RELATED NEWS