Di Maumere Flores, Non Muslim Ikut Berburu Takjil Selama Bulan Ramadhan

redaksi - Jumat, 23 April 2021 14:37
Di Maumere Flores, Non Muslim  Ikut Berburu Takjil Selama Bulan RamadhanWarga kota Maumere, Flores berbutu takjil yang dijajakan para pedagang di jl. Sutan Hasanudin Kampung Beru, Maumere, Kamis (21/4). (Foto: Liputan6.com) (sumber: null)

MAUMERE (Floresku.com) - Selama bulan suci Ramadhan sudah lazim umat Muslim berburu takjil, menu untuk berbuka puasa. Namun, di Maumere, yang berburu takjil bukan saja umat Muslim yang berpuasa melainkan juga mereka yang non Muslim. Kebiasaan ini merupakan ekspresi kebersamaan sebagai bentuk toleransi antara umat beragama di Maumere, Kabupaten Sikka,  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebagaimana dilaporkan Liputan6.com, Kamis (22/4),  setiap sore selama bulan Ramadhan  kampung Muslim, di kawasan  Beru - Maumere dipenuhi oleh para pedagang takjil. Para pedagang takjil berjajar rapi di sepanjang Jalan Sultan Hasanuddin, Beru - Maumere.

Para pedagang datang dari berbagai suku dan agama. Ada warga asli Maumere, bahkan ada juga pedagang takjil dari suku Jawa, Madura, dan Makassar yang sudah menetap lama di Maumere.

Para pedagang itu  menjual menu berbuka puasa bagi umat muslim. Selain umat muslim yang akan berbuka puasa, warga nonmuslim juga ikut menyerbu dagangan berupa es buah, es cendol, gorengan, aneka puding, nasi unti, lopis, dan lemper bakar, dan jajanan takjil lainnya.

 Nuansa kebersamaan, toleransi dan kerukunan sangat terasa, meski berbeda suku dan keyakinan, mereka saling menghormati. Yang menarik, pembeli takjil di kawasan ini justru lebih banyak datang dari warga nonmuslim, apalagi harganya yang sangat terjangkau.

Meri, salah satu pedagang takjil saat ditemui Liputan6.com mengatakan, selain umat islam yang membeli dagangan hendak berbuka puasa dan juga ada pembeli dari nonmuslim yang membeli dagangannya.

Dia mengaku pembeli dagangan takjilnya lebih banyak pembeli dari nonmuslim. Mengingat mayoritas penduduk di Kabupaten Sikka dari kalangan nonmuslim.

"Kalau umat Islam asli sini pasti mereka buat takjil ini untuk buka puasanya di rumahnya. Dagangan takjil kita ini biasa dibeli umat Islam asal Jawa yang bekerja sementara di kota Mumere, Kabupaten Sikka, NTT. Kalau jalan Sultan Hasanudin ini, saat bulan suci Ramadhan biasa pembeli dari nonmuslim paling banyak," ungkapnya.

Meri mengakui selama bulan Ramadhan, banyak sekali yang datang membeli takjil ini terutama di sore hari sekitar jam 16.00 Wita. Dikatakannya pada bulan suci Ramadhan kali ini dirinya harus menambah lagi jumlah dagangan takjil ketimbang di hari-hari biasa.

"Terima kasih sudah beberapa hari ini jualan takjil ini habis terus. Peminatnya cukup banyak dagangan saya, hampir setiap hari laku dibeli," katanya.

Bedasarkan data Kementerian Agama Provinsi NTT per 2019,  jumlah umat Islam di Kabupaten Sikka sebanyak 37,742 jiwa,  umat Kristen (4,549 jiwa), umat Katolik (291,599 jiwa), umat Hindu (424 jiwa) dan umat Budha (170 jiwa). (NDA).

RELATED NEWS