Di Republik Demokratik Kongo: Lebih dari 100 Ribu Anak Mengungsi Akibat Eskalasi Konflik

redaksi - Rabu, 17 Desember 2025 12:13
Di Republik Demokratik Kongo: Lebih dari 100 Ribu Anak Mengungsi Akibat Eskalasi Konflik Keluarga di Kongo selatan mengungsi akibat konflik. (sumber: vaticannews.va)

SOUTH KIVU, KONGO (Floresku.com) - Lebih dari 100.000 anak terpaksa mengungsi di Provinsi South Kivu, Republik Demokratik Kongo (DR Kongo), menyusul meningkatnya konflik bersenjata di wilayah timur negara tersebut sejak awal Desember.

 Dana Anak PBB (UNICEF) menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang terus memburuk, terutama dampaknya terhadap anak-anak.

Menurut UNICEF, sejak 1 Desember sedikitnya 500.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran intensif antara kelompok pemberontak M23 dan berbagai kelompok bersenjata pro-pemerintah. 

Dari jumlah tersebut, lebih dari 100.000 adalah anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka demi menyelamatkan diri. 

Banyak keluarga mengungsi ke wilayah lain di dalam negeri, sementara ribuan lainnya menyeberang ke negara tetangga seperti Burundi dan Rwanda.

Baca juga:

“Seiring meluasnya kekerasan, jumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah,” demikian peringatan UNICEF. Sejak 2 Desember, ratusan korban dilaporkan jatuh, termasuk empat pelajar yang tewas. 

Selain itu, enam pelajar lainnya mengalami luka-luka, dan sedikitnya tujuh sekolah dilaporkan diserang atau mengalami kerusakan parah.

Gelombang pengungsian lintas batas juga meningkat tajam. Lebih dari 50.000 orang dilaporkan memasuki Burundi hanya dalam periode 6–11 Desember, hampir separuhnya adalah anak-anak. UNICEF menegaskan bahwa anak-anak seharusnya tidak pernah menjadi pihak yang menanggung dampak konflik bersenjata.

Sementara itu, ofensif kelompok M23 di South Kivu terus berlanjut. Setelah dilaporkan memasuki Kota Uvira tanpa perlawanan berarti, kelompok ini juga menguasai Makobola dan desa Kasekezi. 

Penguasaan wilayah tersebut berpotensi membuka jalur ekspansi ke provinsi Maniema dan Tanganyika.

Situasi ini turut memicu ketegangan regional. Pada Minggu lalu, Paus Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam atas kembali meletusnya kekerasan di wilayah timur DR Kongo dan menyerukan perhatian dunia internasional terhadap penderitaan warga sipil, khususnya anak-anak. (Rachel, SumberL vaticannews.va). ***

 

Editor: redaksi

RELATED NEWS