Gunung Lewotobi Erupsi, Pemkab Flores Timur Terkesan Masa Bodoh
redaksi - Selasa, 18 Juni 2024 20:11LARANTUKA (Floresku.com) -Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki semakin meningkat. Dampak abu vulkanik dari gunung bertatus Level III (Siaga) ini melanda sembilan desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura sejak dua pekan terakhir.
Warga terdampak abu tidak saja kekurangan masker, namun kini mulai terserang infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) dan krisis air bersih akibat terkontaminasi abu vulkanik berupa belerang.
Ironisnya, di tengah ribuan warga terdampak erupsi ini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur terkesan membiarkan dan seolah-olah masa bodoh dengan kondisi warganya.
- Relawan Nagekeo Dukung Melki Laka Lena Maju Jadi Gubernur NTT
- Kapal Pesiar 'Resorts World One' Buka Rute Jakarta-Singapura-Malaysia
Padahal Pemerintah Daerah setempat sudah menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi yang ditandatangani Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid tanggal 10 Juni 2024.
Anggota DPRD Flores Timur, Konrardus Kusno Wada, mendesak pemerintah daerah lebi pro aktif dan responsif dengan kondisi urgen yang dialami warga.
Politisi Partai PDIP ini menilai pemerintah terlalu masa bodoh dan menganggap situasi erupsi biasa-biasa saja. Padahal warga sudah mulai terserang Ispa dan krisis air bersih.
"Kita berharap mereka lebih responsif melihat masyarakat. Jangan melihat seperti barang biasa. Padahal sesungguhnya ada kebutuhan lain yang segera ditanggapi," ujarnya.
Dia berharap Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur yang sementara ini dijabat Pelaksana Tugas (Plt), Ahmad Duli, selalu turun ke lokasi untuk memantau kondisi masyarakat.
"Harus ada di lokasi. Hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat mestinya harus turun indentifikasi," pungkasnya.
Konradus berharap Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, mengevaluasi kinerja Plt. Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur yang dinilai tak responsif.
"Perlu dievaluasi kinerjanya itu. Tadi kan ibu Penjabat Bupati yang panggil beliau terkait persoalan warga terdampak," tuturnya. (Paul Pemulet). ***