Hadiri Jambore GRUF, Orang Muda NTT Bertekad Selamatkan Bumi dari Ancaman Perubahan Iklim
redaksi - Minggu, 16 April 2023 07:21LARANTUKA (Floresku.com) -Puluhan orang muda yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadiri Jambore Gotong Royong Untuk Flobamoratas (GRUF) di Rumah Bina Santa Maria PRR Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan berlangsung selama empat hari, 11-15 April 2023 bertujuan untuk menggumpalkan tekad bersama merawat bumi dari ancaman perubahan iklim.
Para peserta Jambore GRUF bertekad menjadi pioner dengan melakukan kampanye dan aksi mitigasi di tempat tinggalnya masing-masing.
Memasuki sesi terakhir, Sabtu 15 April 2023, semua peserta tetap semangat menimbah ilmu dari program Koalisi Orang Muda untuk Perubahan Iklim (Koalisi KOPI). Mereka juga mendapat kesempatan memaparkan kasus iklim di daerah masing-masing.
Metode diskusi dalam Jambore GRUF lebih menarik lantaran ada permainan seru, mulai dari bernyanyi hingga menggambar kondisi bumi dilengkapi tulisan bertajuk ajakan merawat lingkungan.
Manager Proyek Koalisi KOPI, Diyah Deviyanti, mengatakan Koalisi Kopi merupakan gabungan dari Hutan Itu Indonesia (HII) dan Teras Mitra. Dua lembaga berkedudukan di Jakarta berikhtiar menyelamatkan bumi melalui spirit orang muda dan komunitas-komunitas tanpa memandang status sosial.
"Kita pingin aksi lokal diketahui banyak orang. Kita ingin anak muda menyelenggarakkan isu ini karena mereka adalah generasi yang akan memimpin dan bersuara untuk kepentingan bangsa," katanya kepada wartawan, Sabtu 15 April 2023.
Diyah menuturkan, tujuan utama dari kegiatan adalah kepekaan semua orang khususnya kaum muda agar paham tentang krisis iklim global yang dampaknya mulai melanda berbagai daerah, termasuk NTT.
"Koalisi KOPI dibentuk untuk memperkuat suara kelompok muda di NTT agar menyuarakan isu iklim melalui kegitan seru, positif, dan tentunya berdampak," ucapnya.
Menurut dia, partisipasi orang muda NTT sangat tinggi untuk menanggapi isu perubahan iklim. Hal ini dilihat dari daya tangkap dan interaksi mereka selama kegiatan Jambore GRUF.
Agar kampanye dan aksi tersebar luas, Diyah dan rekan Koalisi KOPI memanfaatkan platform media sosial dan media massa yang basisnya inklusi agar bisa diakses semua orang.
Gerakan ini, kata Diyah, mulai digalakkan sejak tahun 2022 diawali dengan malakukan pemetaan survei di sejumlah daratan Pulau Flores, Timor, dan Sumba.
Selama melakukan survei, pihaknya menemukan kisah-kisah menarik dari komunitas-komunitas yang tak terlepas dari niatan merawat lingkungan, salah satunya ritus adat istiadat bertujuan mengontrol perilaku manusia dari perbuatan menyimpang.
Setelah puluhan orang muda dan komunitas dihimpun, akan dilanjutkan dengan aksi kolektif sesuai kasus iklim yang dampaknya semakin terasa, salah satunya banjir dan cuaca ekstrem.
"Kita kasih ke mereka (orang muda) karena kasusnya pasti beda-beda di setiap daerah," katanya.
Salah satu peserta dari LSM Kampus Tanpa Dinding Ende, Maria Petra Dewa (26), merasa berayukur karena dapat menambah pengetahuan tentang perubahan iklim dan upaya untuk mengatasinya.
"Saya senang karena bisa belajar dari teman-teman seluruh komunitas orang muda di NTT tentang perubahan iklim," ungkapnya.
Alumni STPM Santa Ursula Ende ini mengaku beberapa desa dampingannya mulai terdampak iklim sehingga produktivitas panen berkurang hingga terancam gagal panen.
"Cuaca sulit diprediksi dan tidak teratur lagi, akhirnya hasil panen petani berkurang bahkan gagal panen," ungkapnya. (Elen K.)