HOMILI, Minggu, 11 Mei 2025: Kita Dipanggil Menjadi Gembala yang Baik

redaksi - Sabtu, 10 Mei 2025 15:55
HOMILI, Minggu, 11 Mei 2025: Kita Dipanggil Menjadi Gembala yang BaikYesus adalah Gembala yang baik (sumber: Katolikku.com)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

KITA DIPANGGIL MENJADI GEMBALA YANG BAIK
(Minggu IV Paska C: Kis 13:14.43-52;Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30)

Hari ini bersama Gereja sejagat kita merayakan hari Minggu Gembala yang Baik atau Hari Doa Panggilan Sedunia.  

Injil mewartakan tentang betapa besar kasih Yesus kepada domba-domba-Nya. Ia mengenal mereka, melindungi mereka dari bahaya, menjamin kesejahteraan, dan akhirnya, memberikan mereka hidup yang kekal.  

Sebaliknya, para murid diundang untuk mengenal Yesus, mendengarkan suara-Nya dan berjalan mengikuti gembalanya. Para murid hendaknya belajar menjadi domba-domba yang baik, taat dan selalu berusaha menanggapi kasih Yesus, sang Gembala, dengan mengikuti-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup.

Sebagai domba, kita diundang  untuk mendengarkan suara-Nya dan mentaati perintah-perintah-Nya. Yesus menghendaki agar kita menjadi murid yang taat dan setia, karena hanya dengan taat pada Sabda Yesus dan melaksanakannya sehingga kita  akan hidup aman, damai dan selamat.

Yesus juga mengajak kita untuk belajar menjadi gembala yang baik. Yesus adalah Gembala yang sungguh mengenal dan mencintai kita. Maka sebagai seorang gembala sejati kita mesti mengenal dan mencintai domba-domba. Tahu keadaan dan kebutuhan mereka.

Karena itu, ada dua poin penting yang patut kita renungkan pada hari ini.

Pertama, syarat yang paling utama untuk menjadi domba yang baik adalah mendengarkan suara Yesus. Mendengarkan berarti memusatkan perhatian pada sumber suara dan isi pesan dari suara itu. Mendengarkan suara Yesus berarti memberi perhatian khusus terhadap ajaran dan perintah-perintah-Nya yang disampaikan kepada kita melalui Alkitab, yang mesti kita baca, renungkan dan hayati setiap hari.  

Selain itu, suara Yesus, sang Gembala sejati, bisa muncul dalam lubuk hati kita yang paling dalam dan ingin menyampaikan pesan-pesan tertentu, pada saat-saat khusus hidup dan pengalaman kita. Maka kita hendaknya  mendengarkan arahan suara hati dengan teliti dan mengikutinya. Suara hati yang baik dan benar akan menuntun kita kepada hidup yang baik dan benar. Itulah suara Tuhan yang patut kita dengarkan, ikuti dan taati.

Kita juga mesti mendengarkan suara Yesus melalui orang-orang di sekitar kita, melalui segala peristiwa hidup, baik suka maupun duka, dan juga  melalui tugas dan tanggung jawab   kita sebagai imam, biarawan/wati, awam, orangtua, anak, guru, siswa/I, pengusaha, pekerja, majikan, buruh, dll.

Seluruh peristiwa hidup bisa menyuarakan pesan Tuhan yang patut kita dengarkan dan renungkan. Maka  kita mesti membuka hati untuk mendengarkan suara Yesus, sang Gembala sejati, yang terkadang sumber dan pesannya tak dapat kita duga.  

Kedua, belajar mengenal dan mencintai Yesus dan sahabat-sahabat-Nya. Cinta Yesus adalah cinta seorang gembala. Ia menjamin agar tak seorang pun hilang dan binasa, atau direnggut dari tangan-Nya.

Yesus sungguh mengenal kelemahan dan kerapuhan kita, domba-domba-Nya. Maka  sebagai Gembala yang baik, Yesus mencari dan menemukan domba yang hilang, serta memberi hidup sejati kepada mereka yang telah jatuh binasa.  Yesus rela berkorban demi kebaikan dan keselamatan umat manusia semata-mata karena cinta.  Ia menjaga dan melindungi kita dari segala ancaman dan bahaya.

Sebagai pengikut Yesus, kta dipanggil untuk menanggapi cinta dan kebaikan Yesus, sang Gembala Baik, melalui tekad dan komitmen menjadi gembala bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dipanggil menjadi cerminan dan pancaran kasih Allah bagi sahabat-sahabat Yesus. Kita dipanggil menjadi gembala baik di tengah umat paroki, keluarga, komunitas biara, masyarakat, kantor, perusahaan, toko serta tempat hidup dan  kerja kita masing-masing.

Kita dipanggil menjadi gembala baik bagi semua orang, termasuk orang-orang kecil, miskin, sederhana, orang sakit, orang berdosa dan mereka yang tersingkirkan dari pergaulan sehari-hari. Kita hadir untuk memperhatikan, menolong, melindungi, dan menjaga mereka dari segala bentuk tindakan dan perlakuan tidak adil.  

Ketika kita melayani orang-orang sakit, kecil, miskin dan menderita dengan penuh kasih, kita melayani Yesus sendiri.  Sebab mereka semua adalah sahabat-sahabat Yesus.

Pada Hari Panggilan Sedunia, kita diajak berdoa mohonkan panggilan untuk menjadi imam, suster, biarawan/wati, dan awam-awam katolik yang berhati luhur dan berkendak baik guna mewujudkan karya kasih dan keselamatan sang Gembala Utama di tengah lingkungan hidup kita.

Kita juga berdoa bagi pasangan suami-isteri, ayah dan ibu, agar mereka dapat menjalankan peran sebagai gembala baik yang rela berkorban dan mau memberi perhatian penuh kasih kepada anak-anak mereka. Orang tua punya tugas untuk memberi dan memelihara hidup di dalam diri anak-anak.

Inilah tugas mulia dan luhur. Maka para orangtua  mesti jalankannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Semoga Tuhan Yesus, sang Gembala Agung, memelihara dan memberkati kita sekalian. Amen.  


Kewapante, 11 Mei 2025

 

RELATED NEWS