HOMILI, Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 26 November 2023
redaksi - Sabtu, 25 November 2023 14:10MELAYANI TUHAN DALAM SESAMA YANG MENDERITA: JALAN MENUJU KEMULIAAN KEKAL
(Pesta Kristus Raja A:Yeh 34:11-12.15-17;1Kor15:20-26.28; Mt 25:31-46)
DALAM hidup sehari-hari mungkin kita berpapasan dengan korban kecelakaan lalulintas, atau korban kekerasan dan perkelahian, atau orang yang terantuk dan jatuh di jalan.
Mungkin kita melihat seorang lanjut usia yang duduk termangu kesepian di depan rumahnya, atau orang sakit berat yang tidur sendirian di rumahnya.
Atau kita menjumpai seorang anak kecil yang menangis tersedu-sedu karena tersesat atau ditinggalkan orangtuanya.
Peristiwa-peristiwa ini menantang dan sekaligus menggugat kita untuk melakukan sesuatu yang nyata.
Apa yang mesti kita lakukan? Apakah kita hanya merasa iba dan terharu, lalu berjalan terus tanpa lakukan apa pun untuk menolong?
Yesus dalam Injil hari ini menantang kita untuk memberikan bantuan dan pertolongan secara tulus kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa perhitungan apa pun. Sebab membantu orang-orang yang menderita berarti membantu Yesus sendri.
- Wamenaker Dukung Penuh Pengelolaan Jaminan Sosial ASN oleh TASPEN
- Tiba di Flores, Jenasah Brimob Bonifasius Jawa yang Tewas di Papua Disambut sebagai Pahlawan
- Rekomendasi Tempat Menarik di Bali untuk Rayakan Momen Natal dan Tahun Baru
Sebaliknya, mengelakkan bantuan dan tidak memperdulikan orang miskin, terlupakan, sakit dan bersengsara berarti mengabaikan Yesus sendiri.
Di sini, Yesus Tuhan, Raja Semesta Alam, menyamakan diriNya dengan orang-orang miskin, sakit dan malang, dengan mereka yang menderita, terasing dan tersisihkan.
Singkatnya Yesus menyamakan DiriNya dengan orang-orang susah yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan kita. Dan, Yesus menyebut mereka yang kecil, miskin dan tersisihkan sebagai saudara yang paling hina.
Tindakan memberi makan dan minum kepada yang lapar dan haus, menemani, mendengarkan dan meneguhkan orang yang kesepian dan ditinggalkan.
Mengunjungi dan menghibur orang sakit di rumahnya atau di rumah sakit. Menjaga suasana tenang dan menghindari keributan, kebisingan dan musik dengan volume keras yang memungkinkan orang sakit dan lanjut usia bisa beristirahat tenang.
Tindakan-tindakan biasa, kecil dan sederhana di atas sungguh berarti bagi orang yang membutuhkan dan sekaligus memilki nilai kekal, yakni menjadi jalan yang menghantar kita masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Dan, orang-orang yang telah berbuat baik untuk meringankan penderitaan orang lain disebut domba-domba yang berkenan duduk di sebelah kanan Raja dan dipersilakan menikmati kemuliaan Kerajaan Surga yang telah disediakan bagi para pilihan Allah.
Tetapi, sebagai manusia ketika kita mau memberikan perhatian dan bantuan kepada seseorang umumnya kita punya pertimbangan, perhitungan dan kriteria tertentu.
Tidak jarang kita membantu orang yang kita kenal, anggota keluarga, kerabat dan kenalan; atau menolong orang yang bakal mengembalikan bantuan dan perhatian kita apabila kita butuhkan, atau ada motivasi-motivasi terselubung di balik bantuan dan kebaikan kita.
Pesta Kristus Raja Segala Raja mendorong kita untuk melihat Kristus dan melayaniNya di dalam sesama kita, khususnya mereka yang menderita dan sungguh membutuhkan pada saat ini dengan cinta iklas dan penuh pengabdian.
Kita diingatkan agar tidak menunda sampai saat terakhir karena Allah sudah mulai menghakimi kita sejak saat ini. Dan penghakiman Allah itu adil atas dasar cinta kasih.
Pada akhir zaman Yesus sendiri akan berkata kepada mereka yang telah melayani dan mencinta dengan tulus, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”, (Mt 25:34).
Sebaliknya, Yesus juga akan berkata kepada orang-orang yang pilih kasih dan tidak mau memperdulikan nasib orang kecil, miskin dan menderita, “Enyahlah dari hadapanKu, hai orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk iblis dan malaekat-malaekatnya”, (Mat 25:41).
Kata-kata Yesus di atas menantang kita untuk bertanya pada diri sendiri: sudah sejauh mana kita beramal kasih dan melayani orang-orang yang berkekurangan dan menderita di sekitar kita?
Apakah kita menolong dengan tulus, atau menolong dengan perhitungan-perhitungan tertentu agar kita mendapatkan balasan, pujian, apresiasi dan dukungan?
Semoga Kristus Raja Semesta Alam menjiwai seluruh hidup dan karya pelayanan kita. Amen.
Kewapante, 26 November 2023.
P. Gregorius Nule, SVD. ***