Homili Pater Gregor Nule SVD pada Minggu Biasa XIVC
redaksi - Sabtu, 05 Juli 2025 18:49

YESUS MENGUTUS PARA MURID-NYA UNTUK MENGHADIRKAN SUKACITA DAN DAMAI SEJAHTERA
(Minggu Biasa XIVC: Yes 66:10-14C; Gal 6:14-18; Luk 10: 1-12,17-20)
Ilustrasi
Editha, seorang gadis berusia 15 tahunan, pernah diminta untuk bercerita tentang seorang misionaris yang pernah dia kenal. Beberapa nama misionaris terlintas dalam benaknya. Tetapi kemudian ia memutuskan untuk bercerita tentang ibunya, karena ia yakin bahwa ibunya adalah seorang misionaris tulen.
Ia berkata, “Ibuku adalah seorang misionaris. Dia adalah seorang yang baik, setia dan tekun dalam melaksanakan tugas hariannya. Mungkin hal ini kedengaran lucu dan ganjil. Tetapi untuk menjadi misionaris, seseorang tidak perlu harus menjadi imam, bruder dan suster.
Misi ibuku adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik, serta ibu bagiku dan bagi keluarga kami. Ibuku tidak pernah memikirkan dan mengutamakan dirinya sendiri. Sejak bangun pagi hingga malam ia bekerja sungguh-sungguh untuk menjamin kehidupan kami sekeluarga. Saya tidak pernah kelaparan, apalagi hidup tanpa perhatian dan cintanya yang tulus.
Dan seperti para misionaris besar, ibuku sungguh berani, punya komitmen tinggi dan setia dalam tugas setiap hari. Sebenarnya ia bisa pergi bermain bingo atau bercerita dengan ibu-ibu tetangga sekedar untuk menyenangkan diri. Tetapi ia tidak pernah tinggalkan saya dan keluarga kami. Aku sangat beruntung memiliki ibu yang punya hati yang baik dan penuh kasih. Ia adalah seorang misionaris sejati”.
Refleksi
Injil mewartakan tentang Yesus yang memanggil murid-murid-Nya satu demi satu untuk membentuk sebuah persekutuan. Yesus juga mengajar dan mendidik mereka; menunjukkan kepada mereka rahasia Kerajaan Allah dan ajaran-ajaranNya. Akhirnya, Yesus mengutus mereka berdua-dua untuk membagikan apa yang telah mereka dengar, lihat dan alami.
Itulah sebabnya para murid tidak diutus untuk mewartakan pengetahuan mereka tentang Allah dan perintah-perintah-Nya, melainkan apa telah mereka alami sendiri dan Imani. Mereka membagikan iman dan keyakinan mereka kepada orang lain.
Selain itu, Yesus juga mengutus para murid-Nya untuk membebaskan manusia dari kuasa setan dan belenggu-belenggu kejahatan. Mereka mesti menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan.
Kita tahu bahwa roh jahat dan kuasa kegelapan mengancam setiap orang dan ada di sekitar kita. Kita lihat kejahatan di mana-mana, penyalahgunaan kuasa yang menindas orang lain, khususnya yang kecil dan miskin; ada pertengkaran, perselisihan dan ketidaksetiaan dalam panggilan hidup, termasuk para imam, biarawan/ti dan suami-istri. Ada ketidakberesan dan kekacauan di mana-mana.
Karena itu, Yesus memberi kuasa umtuk mengusir dan mengalahkan roh-roh jahat itu. Maka para murid harus berjuang melawan kuasa kegelapan yang merajalela di mana-mana yang berusaha menggagalkan misi Yesus dan murid-muridNya.
Yesus mengutus para murid untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, seperti kerukunan, saling menghormati, persatuan, persaudaraan, kerja sama, kejujuran, cinta kasih dan damai sejahtera serta nilai-nilai kemanusiaan lainnya.
Karena itu, ketika para murid kembali berkumpul dengan Yesus hati mereka dipenuhi sukacita. Sebab mereka telah mengalahkan setan-setan dan menyembuhkan orang-orang sakit. Mereka juga telah menghadirkan sukacita dan damai sejahtera kepada orang banyak.
Setiap pengikut Yesus hendaknya yakin sebagai misionaris dan utusan Tuhan di tengah dunia dan lingkungan di mana kita hidup dan berkarya, sebagaimana sang gadis dalam ilustrasi di atas. Kita mesti berjuang melawan pengaruh roh jahat dan kejahatan sehingga merajalah kerajaan kasih dan damai sejahtera di mana-mana.
Tetapi, perlu kita ingat bahwa sebagai murid Yesus, tugas perutusan ini bukan sekedar merupakan suatu tawaran, mau atau tidak mau, melainkan suatu perintah atau mandatum dari Yesus. Maka kita meti terlibat dalam tugas perutusan ini.
Dan, syarat supaya berhasil adalah fokuskan perhatian pada Kristus dan misi perutusan-Nya, serta berusaha bebaskan diri dari kecenderungan untuk mencari kepentingan dan keuntungan sendiri dalam tugas misi ilahi ini.
Semoga Tuhan Yesus, yang telah memanggil dan mengutus kita, memberkati kita selalu.
Kewapante, Minggu, 06 Juli 2026. ***