Hujan Deras Sebabkan Longsor Parah di Desa Lise Pu'u, Wolowaru, Jalan Trans Flores Terputus Sementara

redaksi - Senin, 30 Juni 2025 10:13
Hujan Deras Sebabkan Longsor Parah di Desa Lise Pu'u, Wolowaru, Jalan Trans Flores Terputus SementaraLongsor di Desa Lise Pu'u, Wolowaru (sumber: Istimewa)

ENDE (Floresku.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, sejak Jumat (27/6) hingga Minggu dini hari (29/6), menyebabkan serangkaian bencana longsor parah di sejumlah titik jalur utama Trans Flores. 

Bencana ini paling parah terjadi di Desa Lise Pu'u, Kecamatan Wolowaru, di mana tebing sepanjang dua kilometer longsor dan menutup total badan jalan.

Longsor ini menyebabkan lumpuhnya total arus lalu lintas yang menghubungkan Kabupaten Ende dengan Kabupaten Sikka, dua wilayah penting di Pulau Flores. Jalan Trans Flores yang menjadi jalur vital penghubung antara wilayah barat dan timur pulau kini tidak bisa dilalui kendaraan, baik dari arah Ende maupun Maumere.

Dua Kilometer Jalan Tertutup Material Longsor

Menurut laporan dari pihak Kepolisian Sektor Wolowaru melalui Kasi Humas Polres Ende, Ipda Heru Sutaban, longsor mulai terjadi sejak Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 WITA. 

Longsor terparah tercatat di Kilometer 56 dan Kilometer 58 jalan jurusan Ende-Maumere. Material longsor berupa tanah berlumpur, bebatuan besar, dan pepohonan tumbang menutup total badan jalan.

Di Desa Nualise, sebuah pohon kemiri berukuran besar juga dilaporkan tumbang dan menutup akses jalan, memperparah kondisi jalur transportasi. Di titik longsor di Km 56, tercatat ada dua lokasi longsoran yang berjarak hanya sekitar 100 meter, membuat upaya pembersihan menjadi semakin sulit.

Kendaraan Terjebak dan Memilih Putar Balik

Sejumlah kendaraan dari arah Ende maupun Maumere terpaksa putar balik atau menepi di pinggir jalan karena lokasi longsor masih dianggap rawan. Material longsor belum dapat dibersihkan sepenuhnya hingga Minggu malam, dan hujan yang masih mengguyur menambah risiko terjadi longsor susulan.

Beberapa pengemudi angkutan barang mengeluhkan kerugian karena tidak bisa mengantarkan logistik dan hasil bumi ke tujuan mereka. Truk-truk bermuatan berat tampak terhenti di sisi jalan, menunggu kepastian kapan jalur bisa dibuka kembali.

Alat Berat Terkena Dampak Longsor

Dalam insiden ini, satu unit ekskavator milik PT Bina Citra Teknik Cahaya yang sedang terparkir di pinggir jalan juga tertimpa pohon lamtoro yang tumbang akibat longsor. Kerusakan alat berat ini menghambat upaya percepatan pembersihan material.

“Longsor disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi sejak Jumat siang hingga Minggu dini hari, yang menyebabkan kondisi tanah di perbukitan menjadi sangat labil dan mudah longsor,” jelas Ipda Heru Sutaban.

Warga dan Pemkab Ende Gotong Royong Bersihkan Material

Pemerintah Kabupaten Ende bersama warga setempat langsung turun tangan melakukan pembersihan material longsor secara gotong royong. Namun, karena terbatasnya alat berat dan peralatan teknis, proses pembersihan dilakukan secara manual dengan cangkul, sekop, dan alat tradisional lainnya.

Menurut Kepala Desa Lise Pu'u, Yustinus Muda, pembersihan sangat terkendala karena banyaknya volume tanah dan batu besar yang menutup badan jalan. “Kami sudah berusaha semampu kami. Tapi dengan alat seadanya, kami butuh bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya.

Koordinasi dengan PUPR dan Peringatan Jalur Alternatif

Polsek Wolowaru dan aparat kepolisian setempat telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Ende untuk mendatangkan alat berat tambahan. “Kami masih menunggu alat berat dari Kota Ende. Lokasi yang terdampak cukup berat dan membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk membersihkannya,” ujar Heru.

Sementara itu, pihak kepolisian dan dinas perhubungan mengimbau para pengendara agar tidak memaksakan diri melewati jalur longsor. Pengendara disarankan menggunakan jalur alternatif melalui Detusoko atau bahkan rute yang lebih jauh melalui Kabupaten Ngada, meskipun menambah waktu dan jarak tempuh.

Status Siaga dan Waspada Bencana Ditetapkan

Dengan banyaknya titik longsor dan kondisi cuaca yang belum stabil, Pemerintah Kabupaten Ende telah menetapkan status siaga bencana untuk wilayah terdampak. Aparat kepolisian dan BPBD disiagakan di berbagai titik rawan untuk memberikan bantuan dan mengantisipasi longsor susulan.

“Kami minta seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor jika ada tanda-tanda longsor di sekitar permukiman,” ujar Kepala BPBD Ende, Leonardus Pati.

Bencana longsor di Desa Lise Pu'u dan sekitarnya menjadi peringatan serius akan kerentanan infrastruktur jalan di wilayah perbukitan Pulau Flores. Dalam jangka panjang, perencanaan sistem drainase dan tanggul penahan tanah di wilayah rawan longsor harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur daerah. Pemerintah pusat diharapkan segera mengirim bantuan tanggap darurat dan alat berat agar jalur vital Trans Flores dapat kembali normal sesegera mungkin. (Bob ). ***

RELATED NEWS