HUMORALIA : Joko dan Probo Tertawa-tawa (-3, Selesai)
redaksi - Jumat, 17 November 2023 07:46Oleh: Gerald Bibang
Terus bagaimana selanjutnya, masa’ kamu berhenti menulis puisi; janganlah….
Ya, tentu tidak lagi, menggunakan apa? dengan kata-kata? Ya, udh gak bisa!
Terus, besok-besok kamu ngapain; bengong seperti orang bego dari pagi sampai malam dan dari malam sampai pagi lagi
Aku pengin bersemedi sajalah; bertapa seperti rumput dan bersama rumput; siapa tahu esok pagi, burung-burung bersedia lagi mengajariku menyanyi sambil berbagi embun pagi
Ini yang buat aku sedih; yang kamu omongin ini menohok hati dan jiwaku; jika memang hidup kita di sini begini keadaannya, yah, pilihanmu tepat: bersemedi saja; atau ketawa saja; kamu benar, hidup ini jangan dibawa serius, dibawa ketawa-ketawa aja; sebab, kalau kata dan bicara sudah tidak lagi bermakna, yah, untuk apa lagi kita berbicara dan berkata-kata; semesta udh gak percaya!
Persis, persis; itulah yang terjadi sekarang-sekarang ini; bicara dan tindakan saling melawan sehingga membuat omongan dan kata-kata jadi kosong dan bau kakus
Kenapa ya bro
Sulit menjelaskannya; tapi aku ingat filsuf Jerman, Hannah Arendt, pernah bilang begini: Sprechen (= Bicara) merupakan saudara kembar dari tindakan; bicara (=Sprechen) menjelaskan arti tindakan bagi yang lain yang tidak mengetahui maksud dari pelaku yang bertindak; bicara menempatkan tindakan dalam sebuah jaringan yang umum atau konteks sosial, dan menjadikan tindakan bermakna; tindakan membuka dirinya lewat bicara; kemudian, lewat tindakan kita dapat membaca apakah seorang pembicara itu memiliki maksud yang sama dengan apa yang dia katakan
Duh, duh, duhhh, berat ini; jika bicara tidak sesuai tindakan, habislah itu kata, sudah gak ada gunanya lagi; siapa lagi yang percaya sama kita; wah, ini khaos dan distrust luar biasa namanya; neraka jahanam di dunia!
Nah, itu sebabnya, tadi keluhanku ialah bagaimana aku hendak menulis dengan apa? karena semakin menulis dan berbicara akan semakin menguapkan bau kakus, tengik dan busuk! dan inilah yang terjadi akhir-akhir ini di negeri kita; do u agree?
Setuju, setuju, ich bin’s dafuer!
Apa itu?
Maka-nya kamu jangan bego bahasa Jerman; belajar bahasa asing sekarang ini bukan kemewahan tapi keniscayaan; ich bin’s dafuer itu artinya sepakat, setuju dengan kamu
Okey lah, hahahahahahaaha, kamu ini masih lucu
Yah sudah, kembali ke hal tadi; bisa separah itu ya, gak nyangka lho; kita ini dilanda distrust yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin kita sendiri; terus kita harus ngapaian?
Ya, tertawa-tawa sajalah, hahahahahahahaaha
Hahahahahahaaa, aku ikut tertawa; giliran kamu sekarang yang lucu
Begini, mas bro; hidup ini sesungguhnya sebuah sendagurau dan permainan yang indah; ada unsur lucu-lucu dan main-mainnya; tapi harus ingat prinsip utama: jangan mempermainkan hidupmu, jangan mempermain-mainkan kata-katamu; khusus untuk pemimpin dan petinggi politik dan keadilan di atas sana, dengar ini pesan leluhur: “kalau main-main, main-mainlah yang serius, kalau serius janganlah main-main; hidup ini memang permainan tapi janganlah sekali-kali mempermainkan permainannya, kalau tidak, engkau-engkau semua pasti dipermain-mainkan dan dipermalukan dengan sengaja oleh semesta dan di depan mata semesta; ingat itu!
*(gnb:tmn aries:jkt:rabu:15.11.23: pasca pengumuman penetapan Capres-Cawapres). ***