IARFC Indonesia Ajak Anak Muda Jadi Generasi Anti Galbay: Finansial Sehat, Masa Depan Hebat

redaksi - Rabu, 01 Oktober 2025 19:39
IARFC Indonesia Ajak Anak Muda Jadi Generasi Anti Galbay: Finansial Sehat, Masa Depan HebatExecutive Vice President IARFC Indonesia Bareyn Mochaddin (kiri), Perencana Keuangan Senior & Pendiri IARFC Indonesia Aidil Akbar Madjid (tengah) dan CEO PT Cloudun Technology Indonesia Aggi Nauval Guntur Surapati (kanan) memperkenalkan gerakan #GenerasiAntiGalbay dalam forum diskusi bersama media bertajuk “Generasi Anti Galbay: Finansial Sehat, Masa Depan Hebat” di Jakarta, (1/10). (sumber: [email protected])

JAKARTA (Floresku.com) — International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia mengajak generasi muda untuk menjadi pelopor gerakan #GenerasiAntiGalbay sebagai upaya menciptakan budaya finansial yang sehat. 

Ajakan ini mengemuka dalam forum diskusi bertema “Generasi Anti Galbay: Finansial Sehat, Masa Depan Hebat” yang digelar bersama media di Jakarta.

Fenomena gagal bayar (galbay) pada layanan fintech lending kian mengkhawatirkan. Tidak sedikit konten media sosial yang justru menormalisasi perilaku ini, padahal galbay menimbulkan konsekuensi serius, mulai dari catatan kredit buruk, tertutupnya akses ke lembaga keuangan, hingga ancaman hukum.

Executive Vice President IARFC Indonesia, Bareyn Mochaddin, menekankan pentingnya edukasi literasi keuangan di tengah maraknya narasi menyesatkan. 

“Masih ada kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan. Akses sudah luas, tetapi pemahaman masyarakat belum seimbang. Karena itu, peran media sangat penting untuk menyebarkan informasi yang benar sekaligus mendorong kesadaran kolektif,” ujarnya.

Data OJK dan BPS 2025 menunjukkan indeks literasi keuangan berada di angka 66,46%, sedangkan inklusi mencapai 80,51 persen. Ketimpangan inilah yang membuka ruang bagi ajakan galbay beredar luas.

Perencana keuangan senior sekaligus pendiri IARFC Indonesia, Aidil Akbar Madjid, mengingatkan bahwa galbay bukan jalan pintas. 

“Justru ini sumber masalah baru: risiko hukum, tekanan psikologis, hingga rusaknya reputasi finansial,” tegasnya. 

Ia menyarankan masyarakat untuk selalu mengukur kemampuan finansial sebelum meminjam, mengatur pengeluaran secara bijak, dan hanya meminjam dari lembaga berizin OJK.

Senada, Aggi Nauval Guntur Surapati, CEO PT Cloudun Technology Indonesia, menambahkan bahwa menjaga skor kredit sangat menentukan masa depan. “Reputasi finansial dibangun dari disiplin mengelola pinjaman. Galbay justru menutup peluang,” jelasnya.

Gerakan #GenerasiAntiGalbay diharapkan menjadi langkah kolektif membangun generasi muda yang bertanggung jawab secara finansial, sehingga masa depan mereka dapat terwujud lebih sehat dan hebat. (*)

Mau saya buatkan

RELATED NEWS