Kabar Duka dari Jerman: Pater Nikolaus Naumann SVD Berpulang

redaksi - Jumat, 25 Juli 2025 18:46
Kabar Duka dari Jerman: Pater Nikolaus Naumann SVD Berpulang Pater Nikolaus Naumann SVD (sumber: Tiktok.com)

MAUMERE (Floresku.com)  – Berita duka datang dari Jerman. Pater Nikolaus Naumann SVD, atau yang akrab dipanggil Pater Klaus, meninggal dunia pada Kamis, pukul 15.20 waktu Jerman atau 23.20 waktu Flores. Kepergian Pater Klaus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di Flores, di mana ia mengabdikan hidup selama 50 tahun penuh pelayanan dan cinta kasih.

Jejak Hidup dan Pendidikan

Pater Klaus lahir pada 6 Desember 1948 di Theley, Distrik Sankt Wendel, Saarland, Jerman. Ia adalah putra sulung dari pasangan Josef Naumann dan Alwine Naumann, dengan dua adik bernama Herman dan Maria Naumann. Masa kecilnya dihabiskan di kampung halaman dengan menempuh pendidikan di SD Theley (1954–1962) dan melanjutkan SMP-SMA di Ottweiter (1962–1967).

Menanggapi panggilan imamat, ia bergabung dengan Novisiat Serikat Sabda Allah (SVD) Sankt Augustin pada 1967–1969, lalu melanjutkan studi Filsafat dan Teologi hingga 1974. Pada 1973, Pater Klaus mengikrarkan kaul kekal dan setahun kemudian ditahbiskan sebagai imam SVD. Ia menuntaskan studi lisensiat bidang Misiologi pada 1975, sebelum berangkat ke Indonesia.

Pater Klaus memperlihatkan kepiawaiannya menguasai bola.

Misi 50 Tahun di Flores

Pater Klaus tiba di Indonesia pada 20 September 1975, memulai perutusan di Paroki Benteng Jawa, Manggarai. Ia bertugas sebagai pastor rekan (1975–1978) sebelum menjadi pastor paroki (1978–1981). Tahun 1982, kesehatannya terganggu malaria berat hingga dirawat di Cancar dan Surabaya. Setelah pulih, ia ditempatkan di Paroki Kewapante, Maumere, sebagai pastor rekan (1983–1995) dan pastor paroki (1995–2005).

Selain karya rohani, Pater Klaus juga dikenal sebagai pelatih sepak bola dan konsultan teknis. Ia berperan penting membangun semangat olahraga di Flores, bahkan melatih tim PERSAMI hingga mencatat kemenangan bersejarah melawan Ngadha pada 1984.

Setelah pensiun dari jabatan pastor paroki pada 2005, ia tetap melayani umat Kewapante. Pater Klaus juga dipercaya menjadi Direktur CARINA (Caritas Indonesia) Keuskupan Maumere pada 2006–2016.

Kondisi Kesehatan dan Akhir Hidup

Dalam beberapa tahun terakhir, Pater Klaus mengalami komplikasi diabetes dan pernah terkena stroke. Sebelum cuti ke Jerman, ia mengalami kecelakaan lalu lintas. Meski telah menjalani perawatan di Denpasar dan Surabaya, kesehatannya tidak kembali pulih sepenuhnya.

Rencana cuti hingga Desember 2025 yang seharusnya menjadi masa pemulihan, berakhir dengan kepergiannya. “Tuhan telah memanggilnya kembali ke rumah abadi setelah 50 tahun berkarya di tanah misi,” ungkap seorang rekan misionaris.

Kenangan Rekan dan Umat

Rasa kehilangan terpantau di WAG Ledalero 1984, tempat para sahabat berbagi kesan.

Pater Frizt Meko SVD mengenang: “Pater... Selamat jalan. Kan ku kenang selalu jasa Pater sebagai pelatih football Ledalero era 86-87.”

Pater Kons Mboy SVD menulis: “Beliau pelatih PERSAMI yang mengalahkan Ngadha tahun 1984.”

Samsi Hubert mengingat percakapan hangat: “Pater, mau tetap di Flores atau pulang ke Jerman?” Dijawab dengan senyum: “Lihat saja Samsi, saya belum terlalu tua untuk memutuskan.”

Pater Didimus Nai SVD menuturkan pesan terakhir Pater Klaus: “Salam hangat dari Jerman! Saya masih di rumah sakit dan sementara menjalani operasi-operasi kecil membereskan tulang kaki.”

Warisan Iman dan Teladan

Meski memegang paspor Republik Federal Jerman, hati Pater Klaus sepenuhnya tertambat di Flores. Ia mendedikasikan hidupnya bagi Gereja Katolik Indonesia, khususnya umat Manggarai dan Sikka.

“Terima kasih, Pater Klaus, atas seluruh pelayanan dan cinta kasihmu,” tulis salah satu pesan belasungkawa. “Kami mendoakan agar Pater beristirahat dalam damai Tuhan.”

Kepergian Pater Klaus menjadi kehilangan besar, namun semangat misionernya akan tetap hidup dalam ingatan umat.
Selamat jalan, Pater Klaus.

(Sumber: Kantor Sekretaris Misi Provinsi SVD Ende, WAG Ledalero). (map). ***

RELATED NEWS