Kebakaran Hebat Melanda Masjid Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara

redaksi - Rabu, 19 Oktober 2022 19:51
Kebakaran Hebat Melanda Masjid Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta UtaraKubah Masjid Jakarta Islamic Centre, terbakar, Rabu (19/10) sore. (sumber: www.twitter.com)

JAKARTA (Floresku.com) - Kebakaran hebat melanda Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre atau Masjid Jami' Jakarta Center pada Rabu (19/10/ sore ini.

Masjid yang terletak di Jalan Kramat Jaya Raya Nomor 1, RT 06/RW 01, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara itu dilaporkan terbakar pada pukul 15.24 WIB.

Informasi yang diperoleh dari command center pemadam kebakaran DKI Jakarta menyebutkan proses pemadaman masih berlangsung sejak 15.32 WIB tadi.

Peristiwa kebakaran itu sangat mengejutkan warga di sekitarnya. Bahkan warga menjerit saat kubah Masjid Jakarta Islamic Centre ambruk.

Untuk pengerahan awal, lima unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan. Belakangan ditambah lima unit mobil pemadaman lagi, sehingga menjadi 10 unit.

Kebakaran yang melanda Masjid Jakarta Islamic Centre,  berawal ketika pekerja bangunan sedang merenovasi kubah masjid.

"Pekerja dari PT Dwi Agung Sentosa Pratama sedang melakukan renovasi atap kubah Masjid Islamic Centre. Renovasi menggunakan bahan tripleks," kata Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Utara AKBP Slamet Wibisono dalam keterangannya, Rabu (19/10) petang.

Kemudian, Slamet berujar, ketika ingin memasang tripleks di atas masjid, pekerja bangunan melelehkan membran menggunakan alat bakar. Saat melakukan pekerjaan itu, percikan api muncul dari alat bakar hingga menimbulkan api cukup besar.

"Kemudian saksi berupaya memadamkan api dengan menggunakan APAR (alat pemadam api ringan), namun api semakin membesar dan akhirnya kubah Masjid Islamic Centre keseluruhan terbakar," ujar dia seperti dilansir Kompas.com.

Atas dasar tersebut, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Utara mengerahkan sejumlah mobil damkar dalam upaya pemadaman api.

Pj Gubernur Heru Budi Hartono, meninjau lokasi

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mendatangi Masjid Jakarta Islamic Center yang terbakar Rabu, sore.

 Heru memastikan hanya bagian kubah dari Masjid JIC yang terdampak kebakaran itu.

Diketahui, Heru didampingi Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan.

"Kubah saja, kubah," kata Heru dalam rekaman video yang diedarkan Humas Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, dia juga memastikan kebakaran di Masjid JIC sudah padam seluruhnya. Dia pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh jajaran dinas terkait.

Kepada media, Heru mengatakan bahwa api sudah dapat dilokasir dan dipadamkan.

"Sudah dilokalisir, api sudah dipadamkan oleh dinas kebakaran. Saya terima kasih kepada dinas kebakaran yang gerak cepat," kata dia.

Kendati demikian, Heru menyebut penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Lebih lanjut, dia menyinggung mengenai renovasi kubah masjid sebelum terjadinya. Namun, dirinya tak ingin berasumsi soal penyebab terjadinya kebakaran kubah Masjid JIC tersebut.

"Itu kan masih ada pekerjaan waktu itu, renovasi, tapi nanti penyebab intinya sedang diteliti ya," kata dia.

Padre Marco SVD turut prihatin

Peristiwa kebarakan Masjid Jakarta Islamic Center, mendapat perhatian dari berbagai kalangan masyarakat, baik umat Islam sendiri maupun umat beragama lain.

Padre Marco SVD dari Vatikan segera merespon kabar buruk tersebut dan ikut prihatin dengan musibah yang menimpa Masjid Jakarta Islamic Center.

"Masjid Jakarta Islamic Center (JIC) di Jakarta Utara terbakar, Kubah Masjid Jakarta Islamic Center Ambruk! Baru beberapa menit lalu terjadi. Kasihan, semoga lekas teratasi," tulis Padre Marco lewat aplikasi, WhatsApp, pukul 18.50 WIB

Sejarah Masjid Jakarta Islamic Centre

Seperti diketahui, JIC merupakan sebuah masjid serta lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta.

Berlokasi di Jalan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, kompleks pengembangan Islam ini dibangun di bekas lahan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara pada era 1970-1999.

Dahulu, wilayah yang disebut Kramat Tunggak itu menjadi saksi bisu bagaimana para pekerja seks komersial (PSK) mencari pundi-pundi rupiah.

Lokalisasi Kramat Tunggak merupakan lokasi rehabilitasi sosial Kramat Tunggak yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin.

Perkembangan lokalisasi Kramat Tunggak terbilang sangat pesat, hingga terkenal ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat prostitusi terbesar.

Pada 1970, awal dibukanya tempat ini berisikan 300 wanita tuna susila (WTS) di bawah 76 orang germo. Jumlahnya kian bertambah seiring berjalannya waktu.

Pada tahun 1990-an, tercatat lokalisasi Kramat Tunggak dihuni oleh lebih dari 2.000 pekerja seks dengan pengawasan 258 muncikari dan 700 orang pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, dan 155 orang tukang ojek.

Pada tahun 1999 menjelang ditutupnya lokasi ini, jumlah WTS mencapai 1.615 yang dibawahi 258 orang germo.

Mereka tinggal dalam 277 unit bangunan dilengkapi 3.546 kamar di dalamnya. Menandakan lokalisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Jakarta Islamic Centre saat ini menjadi suatu pusat keberagaman aktivitas umat Islam, khususnya di DKI Jakarta.

Perubahan  tersebut terjadi ketika Sutiyoso masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2001.

Setelah mendapatkan saran dari para ulama dan tokoh masyarakat, Sutiyoso merespons dengan menerbitkan SK Gubernur KDKI No. 99/2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Jakarta Islamic Centre.

Selanjutnya pada tahun April 2004, Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) diangkat/dilantik melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No. 651/2004. ***

Sumber: www.katolikku.com

Editor: redaksi

RELATED NEWS