Kenalkan, Ini Lima Orang Terkaya Indonesia yang Punya Bisnis Tambang

redaksi - Kamis, 12 Juni 2025 15:59
Kenalkan, Ini Lima Orang Terkaya Indonesia yang Punya Bisnis Tambang Low Tuck Kwong (sumber: Istimewa)

MAKASSAR  (Floresku.com)  – Beberapa orang Indonesia ini memiliki bisnis tambang, seperti tambang batu bara hingga nikel. Dari bisnis tersebut, mereka memperoleh kekayaan yang fantastis. Di Indonesia sendiri bisnis pertambangan merupakan ladang yang menggiurkan.

Di Indoensia, perihal tambang baru-baru tengah menjadi sorotan, khususnya pertambangan nikel Raja Ampat. Pada Selasa, 3 Juni 2025, aktivis Greenpeace Indonesia menggelar aksi protes terhadap aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dalam diskusi Indonesia Critical Minerals Conference & Expo yang berlangsung di Jakarta.

Greenpeace menyoroti aktivitas tambang tersebut merusak kawasan yang telah ditetapkan Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai Global Geopark.

Baca Juga: 

Adapun, pemerintah langsung menghentikan sementara operasional tambang nikel, termasuk milik PT Gag Nikel yang berlokasi di Pulau Gag, Raja Ampat. Tercatat ada lima perusahaan tambang nikel yang beroperasi di wilayah tersebut.

Terkait bisnis tampang, siapa saja orang terkaya Indonesia yang mempunyai bisnis tambang?

Orang Terkaya Indonesia yang Punya Bisnis Tambang

Dilansir dari Forbes, berikut orang terkaya Indonesia yang punya bisnis tambang:

1. Low Tuck Kwong

Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong yang lahir di Singapura merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Indonesia. Kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$27,4 miliar atau sekitar Rp446,5 triliun.

Selain itu, ia juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan asal Singapura, Metis Energy (sebelumnya bernama Manhattan Resources), dan memiliki kepentingan bisnis di The Farrer Park Company serta Samindo Resources.

Ia juga turut mendukung proyek SEAX Global yang tengah membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet antara Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Kariernya dimulai saat remaja dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura, sebelum akhirnya pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mencari peluang yang lebih besar.

Pada Agustus 2024, ia mengalihkan sebagian kepemilikan sahamnya di Bayan, senilai sekitar US$6,6 miliar saat itu kepada putrinya, Elaine.

2. Dewi Kam

Dewi Kam memperoleh sebagian besar kekayaannya dari kepemilikan saham minoritas di Bayan Resources, perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Indonesia. Melalui Forbes, kekayaan Dewi Kam sekitar US$4,8 miliar atau setara dengan Rp78,2 triliun.

Bayan Resources merupakan produsen batu bara terbesar keempat di Indonesia berdasarkan volume penjualan. Selain itu, Dewi juga memiliki kepentingan bisnis di bidang konstruksi dan operasional pembangkit listrik.

Tidak hanya sektor pertambangan batu bara, ia juga terlibat dalam berbagai proyek besar lainnya. Salah satunya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Sulawesi Selatan serta PLTU Cilacap yang dijalankan melalui PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP).

Namanya juga tercantum dalam database Offshore Leaks milik International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), di mana ia diketahui memiliki keterkaitan dengan dua entitas bisnis yang berbasis di Samoa dan British Virgin Islands bersama Mohamad Abdullah Jasin. Keterlibatannya dalam sejumlah proyek penting di sektor energi menunjukkan kiprah Dewi di industri ini.

Dengan pengalaman dan kecakapannya dalam dunia bisnis, Dewi Kam berhasil menempatkan dirinya sebagai perempuan berprestasi di sektor energi dan menjadi figur yang memiliki pengaruh besar.

3. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono

Lim dan keluarganya memiliki kepemilikan mayoritas di Bumitama Agri, perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang terdaftar di bursa Singapura dan memiliki perkebunan di Indonesia. Kekayaan Lim Hariyanto tercatat sebesar US$3,6 miliar atau setara Rp58,6 triliun.

Putranya, Lim Gunawan Hariyanto, menjabat sebagai CEO Harita Group, kelompok usaha milik keluarga. Harita Group juga menjadi pemilik mayoritas perusahaan tambang bauksit yang tercatat di bursa, Cita Mineral Investindo.

Harita Group memiliki pabrik smelter nikel yang berlokasi di Pulau Obi, Maluku Utara.

Perusahaan pengolahan nikel terpadu milik Lim Hariyanto, Trimegah Bangun Persada, berhasil menghimpun dana sebesar US$650 juta dalam penawaran umum perdana (IPO) tahun 2023.

Ayah Lim diketahui bermigrasi dari China ke Kalimantan Timur dan membuka toko kelontong pada tahun 1915. Sementara itu, putrinya, Christina, menjabat sebagai direktur eksekutif di Bumitama Agri.

4. Eddy Sugianto

Eddy Sugianto merupakan pendiri grup tambang batu bara Mandiri sekaligus komisaris utama di Prima Andalan Mandiri, perusahaan yang terdaftar di bursa Indonesia. Pada tahun 2021, ia membawa Prima Andalan Mandiri melantai di bursa dan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$32 juta.

Perusahaan jasa pertambangan miliknya, Mandiri Herindo Adiperkasa atau yang juga dikenal sebagai Mandiri Services, memperoleh dana sebesar US$31 juta penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2023. Kekayaannya mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,5 triliun.

Baca Juga: 

5. Kiki Barki

Pengusaha batu bara Kiki Barki mendirikan Harum Energy pada tahun 1995 dan membawa perusahaan tersebut melantai di bursa pada 2010.Dia memegang 79,79% kepemilikan saham di HRUM. Kiki juga memiliki tambang batu bara pribadi bernama Tanito Harum.

Kiki Barki memiliki kekayaan sebesar US$1 miliar atau Rp16,2 triliun. Keluarga Barki memiliki saham di Nickel Industries, perusahaan yang terdaftar di bursa Australia dan memiliki satu tambang nikel serta dua pabrik nickel pig iron di Indonesia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 11 Jun 2025 

Editor: redaksi
Bagikan

RELATED NEWS