Ketua Pendekar Indonesia, Dr. Hendrawan Saragi Ajak Segenap Anak Bangsa Berpolitik secara Elok

redaksi - Rabu, 16 November 2022 13:17
Ketua Pendekar Indonesia, Dr. Hendrawan Saragi Ajak Segenap  Anak Bangsa Berpolitik secara Elok Ketua Pendekar Indonesia, Dr. Hendrawan Saragi (sumber: Tangkapan Layar Zoom Meeting/FH)

JAKARTA (Floresku.com)-Usai diskusi publik bertema 'Mencari Calon Pemimpin Nasional: Ikhtiar Mempercantik Keindahan Bangsa,' yang digelar pada Minggu, (13/11),  Ketua Pendekar Indonesia, Dr. Hendrawan Saragi mengajak segenap anak bangsa berpartisipasi dalam politik secara elok dan gembira.

“Saya tetap yakin berpolitik tidak hanya bermanfaat, tapi juga pantas dilakukan dengan gembira dan indah,” ujar Ketua Pendekar Indonesia. Selasa (15/11).

Namun ajakkannya itu sebagai tangggapan atas pemikiran Ainun, "politik diciptakan dan dimanifestasikan berdasarkan filosofi dan tujuan untuk menyediakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi manusia, tetapi yang terjadi adalah sama sekali kebalikannya."

Tujuh Cara Bergembira dalam Politik ala Relawan Pendekar Indonesia

Saragi menyebutkan ada tujuh cara agar politik dilakukan secara gembira. Pertama, menjaga dan bertanggungjawab atas martabat manusia. 

Martabat bukan diberikan oleh politisi, tetapi oleh Sang Khalik. Martabat merupakan harga diri setiap orang yang layak dihormati.

"Tidak ada program pemerintah yang akan memberikan secara otomatis memberi martabat, maka seseorang harus berusaha, mengeluarkan keringat, dan berjuang untuk mendapatkannya. Kita akan frustasi bila berpikir dan berharap bahwa martabat kita akan diberikan dan ditingkatkan oleh program yang ditawarkan oleh politisi,” imbuhnya.

Jadi, menurut Saragi politik yang gembira perlu dilandasi dengan semangat menghormati martabat orang lain. Kedua, bekerja keras dan cerdas. 

Hasil kerja keras dan cerdas dapat membuka banyak kesempatan dan kebahagiaan. Bekerja adalah salah satu natur yang dimiliki manusia.

"Kita perlu mencintai pekerjaan kita dan mengingat bahwa uang dapat membuka banyak kesempatan dan potensi kebahagiaan. Uang yang diperoleh setiap orang hendaknya dapat dipakai secara bijak dan meraih kebahagiaan dalam standar minimal," ujarnya.

Ketiga, menurut Saragi tidak boleh merusak kegembiraan orang lain. Setiap orang hendaknya memiliki hobi dan kesenangan yang wajar serta tidak menganggu orang lain. “Main catur, main gitar, main ular tangga, nonton pertandingan olahraga dan konser, hendaknya semua dilakukan dengan tertib, tidak mengganggu yang lain,” tegas alumni ITB itu.

Ia juga berharap, ke depan pemerintah dapat menggembirakan masyarakat dengan penurunan pajak, penurunan bunga kredit, penurunan biaya utilitas (listrik, air, dll), dan penurunan harga bahan pangan. 

Keempat, tidak takut tertawa. Di dalam hidup setiap orang bisa beruntung maupun mengalami kerugian.

“Dalam percakapan dengan orang lain bisa saja kita bertemu dengan orang-orang yang tidak tertarik pada pencarian kebenaran. Mereka menggunakan permainan kata dan ambiguitas untuk sampai pada kesimpulan yang tidak logis. Mereka bisa bermain-main dengan bahasa. Kita perlu menertawai diri kita, mengungkapkan hal-hal lucu atau kelemahan diri sendiri, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan orang lain,” ungkapnya.

Kelima, menurut dia, 'belajarlah dari siapa pun.' 

“Bekerjasamalah, jangan menjelekkan orang lain karena mereka berbeda dari kita. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan belajar dengan cepat. Mau menerima umpan balik dari orang lain, sehingga menjadi lebih mengetahui kebutuhan orang banyak dan permintaan pasar," imbuhnya.

Keenam, lanjut dia, menyempatkan diri merenung setiap pagi. 

Waktu luang untuk merenung adalah bagian penting dari kehidupan yang baik. Duduk saat sarapan sambil merenung, minum minuman yang disukai, tidak terburu-buru, ini merupakan hal yang diperlukan untuk membebaskan pikiran.

"Tidak terjatuh dalam keadaan terhipnotis dengan selalu terburu-buru, sehingga para perenung pagi ini akan tidak menganggap hidup atau dirinya terlalu serius, dan tidak menggerutu tanpa henti tentang masalah-masalah yang abstrak," katanya.

Ketujuh, tambah dia, 'beritahu sahabat kita bahwa kita menghargainya.' Persahabatan adalah kebajikan dan menyangkut emosi serta tindakan mulia yang bertujuan untuk hidup bersama dengan baik. Saragi mendorong agar setiap orang memperlakukan sahabatnya dengan hormat.

“Memiliki seorang sahabat yang dekat membutuhkan kesabaran, toleransi, kejujuran, kerendah-hatian, dan perhatian. Ini bukan kualitas yang otomatis diperoleh melainkan membutuhkan usaha yang berkesinambungan. Dengan berlatih bersahabat, kita akan mudah bersahabat dalam politik,” pungkasnya. (Filmon Hasrin). ***

RELATED NEWS