Kisah Maria Carvela, Sekolah Sambil Bekerja

redaksi - Selasa, 19 April 2022 11:35
Kisah Maria Carvela,  Sekolah Sambil BekerjaCarvela sedang bekerja di Warung Depot Intan, Ende. (sumber: Bob Sina)

MARIA Carvela, siswa kelas XII,  jurusan Bahasa di SMAK St Petrus Ende merasa bangga pada dirinya sendiri. 

Betapa tidak,  ketika usianya masih terbilang remaja, ia  sudah berusaha untuk mandiri  dan hidup berdisiplin, dengan sekolah sambil bekerja.

Suasana di halaman SMAK St Petrus, Ende  (Sumber:mapsus.net/ID/sma-katolik-st-petrus-ende)

Carvela adalah putri dari ibu Beatrix Maria dan ayah Alfonsius Y Sike yang berdomisili di Jl.Woloare B Kelurahan Roworena, Keccamatan Ende Utara, Kabupaten Ende.

Carvela  menuturkan bahwa sekolah sambil kerja bisa adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.  Melalui aktivitas belajar sembari bekerja ia terbiasa untuk memanfaatkan dan membagi waktu secara baik. 

"Sekarang saya sudah lebih bisa menghargai waktu. Saya pun terbiasa membagikan waktu. Ada waktu untuk belajar, ada waktu bekerja, ada waktu untuk beroa, dan juga ada waktu untuk beristirahat dan rileks, ' ujarnya kepada media ini.

Lebih daripada itu, ujarnya lagi,  dengan bekerja sembari bersekolah,  dirinya  dapat memperkaya pengalaman,  juga bisa membantu meringankan beban orang tua.

'Selain itu, uang jajan juga bisa bertambah," ceritanya dengan penuh semangat.

Bekerja di Warung Depot Intan

Carvela mengisahkan bahwa ia  mulai bekerja di Warung Depot Intan, Ende pada awal Juni 2021, saat liburan kenaikan kelas.  

'Pada awalnya saya merasa sedikit canggung bahkan takut  karena beraada bersama dengan orang baru. Apalagi, saya belum punya pengalaman bekerja dan harus berpisah dari keluarga dan harus tinggal bersama orang yang baru. Tapi lama-kelamaan rasa takut itu hilang dengan sendirinya karena saya dapat menyesuaikan diri dan menjadi terbiasa melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya," tuturnya.

Carvela sedang bekerja di Warung Depot Intan, Ende (Foto: Bob Sina).

'Ketika tiba saatnya untuk kembali bersekolah, saya mulai membagi waktu antara sekolah dan bekerja," ungkap Carvela.

Bahkan, ia  harus membiasakan diri untuk selalu berdisiplin waktu, sehingga segalam tugas sekolah dan pekerjaan di warung dapat diseleaikan dengan baik, tak ada yang terbengkalai.

'Pagi hari sekitar pukul 05:30 saya bangun dan mulai masak.Sekital pukul 06:30 saya berangkat ke sekolah. Setiba di sekolah,  saya mulai melaksanakan kegiatan belajar seperti biasanya. Sepulang dari sekolah, saya kembali bekerja. Apabila ada waktu kosong,  saya sisihkan untuk belajar dan mengerjakan tugas," dia mengisahkan.

"Saya beristirahat  sekitar pukul 22:00. Setelah itu saya melanjutkan aktifitas saya yang lainnya seperti menyetrika pakaian, menyiapakan peralatan sekolah . Kadang saya merasah lelah tapi saya harus tetap semangat demi masa depan saya," katanya lagi.

Carvela merasa bersyukur karena dipertemukan dengan majikan yang sangat baik dan pengertian. 

“Hasil kerja saya selama ini sekali pun tidak sebanyak karyawan lainnya, tetapi saya merasa sangat bersyukur karena saya bisa membantu meringankan beban orang tua. Dari upah bekerja saya  dapatmembantu orang tua membayar uang sekolah, dan  memenuhi kebutuhan pribadi saya tanpa meminta pada orang tua,” katanya.

Carvela mengaku, dirinya mendapat banyak hal positif  dari pekerjaan itu. 

“Setidaknya saya memiliki penghasilan sendiri. Saya juga menimba banyak pengalaman bekerjadi warung makan.  Di samping itu saya bisa membuktikan kepada orang tua bahwa saya bisa belajar mandiri. Saya bukanlah anak yang bergantung dan hanya bisa menggunakan uang hasil jerih payang kedua orang tua,” pungkasnya.  (Bob Sina) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS