Kita Mungkin Akhirnya Tahu Dari Mana Asal 'Manusia Hobbit' Flores
redaksi - Kamis, 06 November 2025 09:15
Peralatan batu di Sulawesi menunjukkan bahwa manusia telah menjajah pulau tersebut sebelum mencapai Flores.
(sumber: M W Moore/iflscience)JAKARTA (Floresku.com) - Para peneliti kini menduga bahwa manusia purba berpostur kecil dari Pulau Flores — yang dikenal sebagai Homo floresiensis atau “manusia Hobbit” — mungkin berasal dari Pulau Sulawesi.
Dugaan ini muncul setelah ditemukannya bukti keberadaan hominin (manusia purba) di Sulawesi yang berusia hingga 1,5 juta tahun.
Demikian, Benjamin Taub. kontributor IFLSciences, London dalam artikelnya yang berjudul, "We May Finally Know Where The "Hobbit" Humans Came From," terbit 6 Agustus 2025 lalu.
Benjamin melanjutkan, belum diketahui secara pasti spesies manusia purba mana yang hidup di Sulawesi pada masa itu. Namun, jika benar, maka perjalanan dari daratan utama Asia Tenggara menuju pulau ini bisa jadi merupakan penyeberangan laut pertama dalam sejarah umat manusia.
Sudah lama diketahui bahwa pada masa Pleistosen, kelompok hominin menyeberangi kepulauan Wallacea. Artefak batu di Flores, misalnya, diketahui berusia sekitar 1,02 juta tahun, dan fosil Homo floresiensis sendiri ditemukan di pulau itu.
Di kawasan yang berdekatan, yaitu Pulau Luzon (Filipina), juga ditemukan sisa-sisa spesies kecil lain bernama Homo luzonensis.
Kepada IFLScience, Dr. Adam Brumm dari Griffith University menjelaskan, “Kami selalu menduga bahwa nenek moyang asli manusia Hobbit berasal dari Sulawesi.”
Ia bersama rekannya, Budianto Hakim, telah menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun untuk mencari bukti bahwa manusia purba sudah mencapai Sulawesi sebelum akhirnya ke Flores.
Selama ini, tidak pernah ditemukan alat batu di Sulawesi yang lebih tua dari 194.000 tahun. Namun, penelitian terbaru mengubah pandangan itu. Para peneliti menemukan tujuh alat batu jenis kalsedon (chert) di sebuah ladang jagung di Sulawesi bagian selatan.
Dengan menganalisis lapisan sedimen di sekitar lokasi dan rahang babi purba yang ditemukan bersama alat-alat tersebut, para ilmuwan memperkirakan bahwa artefak itu dibuat oleh hominin sekitar 1,04 hingga 1,48 juta tahun yang lalu.
“Untuk menyeberang dari daratan Asia ke Sulawesi, mereka pasti melewati lautan yang cukup lebar. Bagaimana caranya, kita belum tahu,” ujar Brumm.

Yang menarik, usia alat-alat batu di Sulawesi ini lebih tua dari artefak tertua yang ditemukan di Flores. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia purba mungkin lebih dulu mencapai Sulawesi sebelum melanjutkan perjalanan ke Flores di selatan.
“Saya rasa temuan ini menambah satu kepingan penting dari teka-teki asal-usul manusia Hobbit,” kata Brumm. “Namun sampai kami menemukan fosil manusia di Sulawesi, kami belum bisa memastikan siapa pembuat alat-alat batu itu dan apakah teori tersebut benar.”
Saat ini, teori utama menyebut bahwa Homo floresiensis merupakan keturunan dari Homo erectus yang menyeberang dari daratan Asia dan kemudian mengalami evolusi kerdil pulau (island dwarfism).
Namun, apakah manusia purba di Sulawesi memiliki asal-usul yang sama atau mengalami evolusi serupa masih belum diketahui karena belum ditemukan sisa-sisa fosil manusia yang berkaitan langsung dengan artefak tersebut.
Brumm juga meragukan bahwa para hominin awal itu memiliki kemampuan kognitif untuk membuat perahu. “Untuk menyeberang dari daratan Asia ke Sulawesi, mereka harus melintasi laut yang cukup luas, dan bagaimana mereka melakukannya belum kita ketahui,” jelasnya.
Menurutnya, kemampuan menciptakan teknologi maritim dan melakukan pelayaran terencana “mungkin berada di luar kemampuan manusia purba pada masa itu.”
Ia menduga bahwa penyeberangan pertama itu mungkin bersifat kebetulan, serupa dengan cara hewan seperti tikus dan monyet yang terbawa arus laut di atas rakit alami dari tumbuhan.
Penemuan ini memang mengisi sebagian celah dalam pemahaman tentang perjalanan manusia purba di kawasan Wallacea, tetapi banyak pertanyaan masih tersisa.
“Siapa sebenarnya mereka? Apa yang terjadi setelah mereka tiba di sana? Dan apa yang terjadi ketika spesies kita (Homo sapiens) pertama kali menjejakkan kaki di Sulawesi sekitar 65.000 tahun lalu?” ujar Brumm.
“Apakah populasi awal itu masih hidup saat itu, atau sudah punah? Jika belum, bagaimana bentuk interaksi antara mereka dengan manusia modern?”
Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature. (Leonny, Sumber: www.iflscience.com). ***

