KOLOM REMAJA: IMUN, Sarana Pengembangan Diri Seminaris

redaksi - Senin, 27 Maret 2023 16:31
KOLOM REMAJA: IMUN, Sarana Pengembangan Diri SeminarisJoice Meko, Siswa kelas XI SMA Seminari Todabelu, Mataloko. (sumber: Dokpri)

Oleh: Joice Meko*

International Model United Nations (IMUN) sa­ngat mem­­bantu seminaris dalam mengem­bang­kan kemampuan dirinya. Mulai da­ri kemampuan berbahasa Inggris hing­ga kemampuan lainnya. 

IMUN terbuka untuk semua siswa. IMUN merupakan suatu pro­gram yang menyatukan pe­muda seluruh du­­nia dengan ber­bagai peng­alaman dan latar bela­kang untuk belajar dan ber­bagi ide. 

Di sini, de­le­gasi memperoleh wa­w­asan tentang Perse­rikatan Bangsa-Bangsa dan dinamika hubungan internasional. 

Ada dua bentuk kon­ferensi IMUN, yakni tatap muka dan online. Kon­ferensi IMUN secara on­­line dirancang untuk memberi kesempatan ke­­­­­­pada peserta me­­rasakan peng­alaman IMUN yang sebenar­nya dari kenyamanan ru­mah mereka.

 Untuk kon­­­ferensi on­line, kita harus mem­­­­­­­­bayarnya. Bia­­ya konfe­rensi selama se­ming­gu Rp160.000, se­dangkan sebulan Rp320.000. Per­­­­temuan diadakan dua ka­­li seminggu, yakni Sabtu dan Minggu.

 Hari pertama dibuka dengan pengenalan ten­tang per­aturan dan ba­gaimana pertemuannya ber­langsung. Bagian ini me­makan waktu  sete­ngah jam lebih, diikuti roll call, untuk memastikan kehadiran.

 Selanjutnya, para de­le­­­gasi akan diberi ke­­sempatan untuk me­nyam­paikan pendapat pa­da bagian general speak­ers list, atau pandangan umum.

Delegasi akan berbicara satu per satu, dilanjutkan dengan moderated caucus atau unmoderated caucus. Di sesi ini, delegasi akan diberikan kesempatan un­tuk mengajukan topik yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. Tahap ini akan dilanjutkan dengan dis­kusi dalam kelompok.

Pada hari kedua, per­temuan dimulai dengan roll call, lalu general speaker list, moderated caucus atau unmo­de­rat­ed caucus

Bagian yang terpenting adalah draft resulution. Para peserta diminta me­nyim­pulkan solusi akhir mengatasi masa­lah yang sedang di­bahas. Para delegasi ha­rus membuat kesimpul­an secara tulis.

Bagian ini dilanjutkan dengan presentasi. Dele­gasi bersangkutan akan membacakan hasilnya. Delegasi lain diberi ke­sempatan untuk berta­nya. Presentasi dan dis­ku­si ditutup dengan vo­ting untuk memilih draft resolution mana yang di­terima. 

Pada akhir konferen­si, biasanya ada upacara penutupPada bagian ini, akan ada pembacaan penghargaan bagi delega­si-delegasi yang aktif.

IMUN dan semi­naris

 Saat pertama kali IMUN diperkenalkan, hanya bebe­rapa seminaris menco­ba­nya. Sekarang sudah banyak seminaris yang terlibat dalam pertemuan yang  dilakukan di English Ro­om. Untuk itu, semi­naris harus menggu­na­kan lap­top masing-ma­sing ka­re­na konfe­rensi berlang­sung secara zoom pada pkl. 15.00 – 21.00. 

 Seminaris yang baru pertama kali mengikuti  konferensi ini, merasa gugup dan takut karena mesti berhadapan de­ngan banyak orang dari mancanegara. 

“Awal­nya saya gugup, takut, dan grogi karena baru kali ini saya bertemu dengan orang banyak dari ne­gara lain,” ucap Alino, seminaris kelas X. 

 Sementara, para semi­na­ris yang sudah lama meng­­ikuti konferensi akan merasa tertan­tang untuk terlibat aktif dalam diskusi yang berlangsung. 

Banyak manfaat yang diperoleh dari konfe­ren­si online IMUN. Yang paling dirasakan adalah kemampu­an bahasa Inggris me­ningkat. Misalnya, kete­patan pengucapan, pe­nam­bahan kosakata, dan kemampuan berkomu­ni­kasi dalam bahasa Ing­gris. 

Dampak positif ikut­annya adalah  ber­tum­buhnya rasa per­caya diri. Mereka tidak takut lagi berbicara dan ber­pendapat di depan pu­blik dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda-beda.

Pengetahuan se­mi­naris pun semakin lu­as karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber. Mereka juga mendapat inspirasi dari banyak delegasi.

 “Dari IMUN, saya dapatkan pengetahuan baru. Contohnya, infor­masi ekonomi, kese­hat­an, dan politik,” ucap Bayu, seminaris kelas XI yang sudah lama mengikuti kegiatan ini. 

Keuntungan lainnya adalah mengenal sesama pemuda dari negara-negara lain, dan berteman dengan mereka. 

IMUN dan 5S

 IMUN erat kait­­annya dengan socialitas (kebersamaan, solidaritas). Ke­giat­an ini menjadi ben­tuk sosialisasi kelas du­nia karena ada interaksi yang global. 

Konferensi in juga berkaitan dengan  dengan aspek scientia (pengetahuan). Seminaris dilatih mencari, menganalisis, mengolah, dan mengomunikasikannya secara jelas kepada peserta dari berbagai belahan dunia. Seminaris juga terlibat dalam forum-forum diskusi. 

 Selain itu, IMUN berkontri­busi besar bagi pengem­bangan aspek sapientia (kebijaksanaan). Seminaris harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk pemikiran, saran, dan pertimbangan orang tua sebelum memutuskan ikut serta dalam IMUN. Seminaris juga dilatih untuk efektif memanfaatkan waktu, agar siap tampil, serta tidak mengabaikan tugas dan kewajiban sekolah dan asrama.

Dalam mengikuti kegiatan IMUN, seminaris dituntut menyampaikan apa yang benar, mengedepankan respek terhadap orang lain, mendengarkan dengan sepenuh hati. Nilai-nilai seperti kebenaran, hormat, dan kasih adalah bagian dari sanctitas (kekudusan, kerohanian). 

Konferensi ini menuntut peserta untuk berpikir dan bekerja. Ada kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bijak di dalamnya. ***

*Joice Meko, adalah siswa kelas XI SMA Seminari Todabelu, Mataloko

RELATED NEWS