KPI Tularkan Perspektif Gender untuk 13 Media di Kabupaten Sikka

redaksi - Rabu, 02 Oktober 2024 14:04
KPI Tularkan Perspektif Gender untuk 13 Media di Kabupaten SikkaPeserta pelatihan jurnalis yang digelar KPI di Maumere, Senin (30/9) dan Selasa (1/10) (sumber: Silvia)

MAUMERE (Floresku.com) -Didukung oleh The Asian Foudation,  Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Divisi Reformasi Kebijakan Publik menggelar pelatihan pelatihan jurnalistik berperspektif gender pada selama dua hari, Senin (30 September) dan Selasa (1 Oktober) 2024.

Pelatihan dihadiri oleh para jurnalis dari 13 media yang berada di Kabupaten Sikka.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman jurnalis dalam menyajikan berita yang peka gender, terutama dalam isu-isu sosial yang sensitif seperti kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. 

Selama kegiatan, para jurnalis diberikan berbagai materi dan juga kesempatan menceritakan pengalaman yang masih berkaitan dengan gender. 

Pater Steph Tupeng Witin, SVD sebagai narasumber kegiatan hari pertama menyampaikan, orang-orang sering beranggapan bahwa jurnalis adalah pekerjaan untuk laki-laki.

"Kekuatan media, baik lokal maupun nasional, sangat berpengaruh dalam mengedukasi masyarakat. 

“Kita sering memahami bahwa jurnalis sebagai area pekerjaan untuk laki-laki,” ujarnya sebelum memulai materi. 

Pater Steph menyebutkan bahwa perempuan sering dinomorduakan dan juga selalu menjadi kelompok margin atau terpinggirkan. 

Padahal, kata dia, perempuan dan laki-laki memiliki kekuatannya masing-masing. 

Oleh karena itu jurnalis laki-laki dan perempuan arusnya saling menginspirasi. Seorang laki-laki juga bisa menjadikan perempuan sebagai inspirasi.  

“Oleh karena itu, penting bagi jurnalis untuk memiliki perspektif gender dalam pemberitaan, sehingga bisa saling menginsipirasi antara sesama jurnalis,”  katanya di sela-sela kegiatan pelatihan.

Meningkatkan kualitas diri

Pater Steph berpesan kepada para jurnalis sebagai peserta pelatihan agar perlu meningkatkan kualitas diri sebagai seorang jurnalis. 

“Setiap kata yang dicetak dan di edar ke ruang publik memiliki pengaruh besar. Oleh karena itu setiap jurnalis juga perlu mempertajam sensitivitas gender sehingga mampu membuat berita atau pun artikel yang bisa menginspirasi masyarakat pembaca untuk menghargai perbedaan gender, “ pesan Pater Steph.

Menurut Pater Stef, pesan seperti itu sudah pernah disampaikan oleh Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia Tahun 2021.

Pada Hari Komunikasi Sedunia  yang bertemakan, 'Datang dan Melihat’ Paus Fransiskus mengingatkan dan mendorong para jurnalis untuk lebih mengaktifkan pancaindra manusiawi sehingga bisa  menulis  dengan baik dan benar.

“Para jurnalis harus turun ke tengah kenyataan sosial, mengalami,melihat dan merasakan dan menulis fakta dengan benar,” katanya sambil mengutip Paus.

Dia menambahkan bahwa Paus Fransiskus juga mengajak semua pelaku media untuk berpikir, bersikap dan bertindak melampaui batas  agama, suku dan ras ,  setia hadir turun  ke hati sesama,  lebih peka, peduli dan solider dengan sesama, terutama  yang menderita.

Terus berkolaborasi

Di akhir acara Mega Puspitasari dari Divisi Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia berharap kegiatan pelatihan jurnalistik sebagaimana terjadi selama dua hari ini  bukanlah menjadi pertemuan terakhir.

“Ini bukanlah pertemuan terakhir kita, tapi ini adalah pertemuan awal untuk kita semua. Kitaperlu terus membangun kolaborasi, membangun komitmen agar bisa saling menginspirasi," ujarnya.

"Semoga melalui pelatihan ini teman-teman  menjadi jurnalis yang semakin memiliki perspektif gender,” tutupnya. (Silvia). ***

RELATED NEWS