Mahasiswa STPM Santa Ursula-Ende Terangi Desa Wolotolo dengan Aksi Reboisasi: 'Cinta Alam dalam Aksi Nyata'
redaksi - Kamis, 07 Desember 2023 20:41ENDE (Floresku.com) - Dalam upaya nyata untuk menjaga keberlanjutan alam, mahasiswa semester 5 A2 Ilmu Sosiatri STPM Santa Ursula-Ende melakukan aksi reboisasi di Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende.
Dibimbing oleh Pak Raymudus Lullus Rua Raki, S. Fil., M.A, para mahasiswa berkomitmen untuk berperan serta dalam gerakan sosial untuk pelestarian alam.
Pak Raymudus menjelaskan, "Tujuan dari gerakan sosial ini adalah mewujudkan peran dan tanggung jawab mahasiswa dalam menjaga kelestarian alam. Ini merupakan implementasi nyata dari cinta akan alam dan kepedulian terhadap lingkungan."
- Prodi Keperawatan Unika St Paulus Ruteng Resmi Membuka Program RPL
- “Politik Buka-Bukaan” (sekadar satu umpan terobos)
Bapak Silvester Desales Soba, Kepala Desa Wolotolo, turut menyambut baik program mahasiswa ini. Ia mengapresiasi kepedulian mahasiswa dalam menjaga alam dan mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah untuk memberikan respon positif terhadap masalah alam yang dihadapi.
Inisiatif mahasiswa ini bukan hanya sebagai aksi nyata, tetapi juga sebagai contoh bagi generasi muda lainnya untuk turut serta dalam menjaga kelestarian alam.
Dengan aksi reboisasi ini, mereka berharap dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menunjukkan keahlian akademis mereka, tetapi juga semangat untuk turut serta dalam membangun hubungan harmonis antara manusia dan alam. Desa Wolotolo, dengan kekayaan geografisnya, diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam upaya pelestarian alam.
Bapak Silvester menambahkan, "Kami sangat bersyukur atas perhatian dan aksi nyata dari mahasiswa STPM Santa Ursula-Ende. Ini membuktikan bahwa pemuda memiliki peran kunci dalam menjaga bumi kita. Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk turut serta dalam menjaga alam kita."
Aksi reboisasi ini tidak hanya menciptakan hutan baru, tetapi juga menciptakan ikatan yang erat antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Diharapkan bahwa keberlanjutan proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun kesadaran lingkungan dan konservasi alam di kalangan mahasiswa dan masyarakat NTT.
Program ini bukan hanya sekadar tindakan, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa mahasiswa mampu menjadi agen perubahan positif. Melalui cinta dan kepedulian mereka terhadap alam, mereka mengukir jejak menuju masa depan yang berkelanjutan dan lestari. (SP). ***