Maumere Heboh: Video Nasi Berulat di SMK Yos Tiba-tiba 'Hilang' Setelah Kepala SPPG Turun Tangan

redaksi - Kamis, 25 September 2025 20:14
Maumere Heboh: Video Nasi Berulat di SMK Yos Tiba-tiba  'Hilang' Setelah Kepala SPPG Turun TanganIlustrasi: MBG berulat. (sumber: Istimewa)

MAUMERE (Floresku.com)  – Kamis (25/9) siang SMK Yohanes XXIII Jalan Kesehatan Maumere, heboh. 

Betapa tidak, video MBG berulat yang berasal dari dapur gizi di Jalan Du’a Toru yang sempat  viral di media sosial, berubah lenyap setelah Kepala SPPG Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)  turun (datang, red) ke sekolah.

Insiden itu berawal dari video singkat  yang viral di media Facebook dan grup WhatsApp. tersebut. Video berdurasi pendek itu memperlihatkan menu MBG yang disajikan untuk siswa ternyata dihuni ulat. Kontan saja video tersebut  menimbulkan kemarahan warganet. 

Namun, hanya 30 menit setelah beredar di Facebook dan grup WhatsApp, video itu mendadak “menghilang” tanpa jejak.

Ketika Floresku.com mendatangi  SMK Yohandes XXIII  dan meminta keterangan, Kepala Sekolah enggan memberikan komentar. 

Beberapa siswa yang diwawancarai membenarkan  bahwa bahwa dalam video tersebut tampak MBG yang ada ulatnya. 

“Itu betul ada. Siapa yang tidak jijik disajikan MBG yang berulat seperti itu,” ujar seorang siswa.

Yang mengejutkan,  video MBG berulat itu lenyap setelah  Kepala SPPG Maria Margetha Biba.

Biba mengaku hadir di sekolah untuk meminta video yang terlanjur viral dihapus.

 “Kenapa hanya hal-hal yang tidak baik saja yang diunggah? Yang positif dari kami tidak pernah diviralkan,” katanya. 

Biba  menambahkan bahwa segala pertanyaan lain harus diarahkan ke Kepala Sekolah atau Dandim karena “di sini kami hanya satu suara.”

Seorang warga sekolah yang enggan disebutkan namanya mengatakan kasus semacam ini bukan pertama kali terjadi di SMK Yohanes. Namun, dia melanjutkan, selama ini MBG berulat itu tidak divideokan, agar tidak heboh.

 Baru kali ini  MBG berulat divideokan dan langsung jadi viral di jagad maya.

Menurut dia, kasus MBG yang tak layak santap sebaiknya dibuka. Dia bertanya, “Apakah harus ada korban dulu baru kita buka mata?”

Dia menambahkan, sebaiknya, pihak-pihak yang terbukti bersalah dalam menyajikan MBG berulat atau tak layak dikonsumsi, sebaiknya diberi sanksi tegas.

Menanggapi kemungkinan sanksi, Kadis Kesehatan Petrus Herlimus menyatakan  kepada Floresku.com, bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan tim terkait. 

Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi mengenai langkah perbaikan atau tanggung jawab dapur gizi terhadap insiden ini.

Insiden ini memicu pertanyaan besar: apakah pengawasan terhadap standar kesehatan sekolah selama ini hanya formalitas, dan seberapa jauh pihak terkait siap mempertanggungjawabkan keselamatan siswa? 

Video MBG berulat yang viral dan kemudian dihapus ini meninggalkan lebih banyak tanda tanya daripada jawaban. (Silvia).

Editor: redaksi

RELATED NEWS