Menkop UKM Teten Masduki Dorong Kopdit Pintu Air Garap Sektor Produksi
redaksi - Jumat, 21 Mei 2021 20:53MAUMERE (Floresku.com) - Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, senang berada di Kampung Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, 13 Km sebelah barat Kota Maumere, Pulau Flores, Jumat (21/5). Ditengah kampung itu terdapat gedung cukup mewah Kantor Pusat KSP Kopdit Pintu Air.
“Sesekali koperasi ingin keren tidak salah. Koperasi bukan lagi usaha-usaha kecil, tetapi usaha yang sangat besar.Saya hadir memberi apresiasi kepada salah satu koperasi terbesar di Indonesia,” ucap Teten Masduki, dalam pembukaan RAT ke-25 tahun buku 2020 Kopdit Pintu Air.
Menteri Teten Masduki mendorong Kopdit di NTT yang telah memiliki modal kuat menggeluti usaha produksi. Tanah NTT banyak tandusnya, namun sektor kelautan sangat subur menyediakan sumber perikanan.
Pada Kamis (20/5) kemarin, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Koperasi Simpan Pinjam (KSP) melakukan pembagian atau spin off untuk dapat masuk ke sektor produksi. Adapun upaya ini juga bertujuan guna memperkuat perekonomian rakyat.
"Kami sangat senang sekali menyaksikan gerakan koperasi yang terus berkembang. Koperasi simpan pinjam masuk ke sektor produksi. Kami sedang mendorong koperasi-koperasi masuk ke sektor produksi," kata Teten dalam keterangan tertulis.
Hal ini ia katakan saat menghadiri penanaman perdana cabai dan tomat Koperasi Pintu Air Pertanian, di Maumere, Sikka, NTT hari ini. Pada kesempatan tersebut Teten juga menyampaikan saat ini, Koperasi Simpan Pinjam perlu melakukan inovasi diversifikasi jenis usaha. Dalam hal ini, spin off masuk ke sektor produksi menjadi salah satu pilihan.
Turut hadir Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga, dan Ketua Kopdit Pintu Air Yacobus Jano.
Menurut Teten, koperasi produksi dapat memenuhi kebutuhan anggota dengan membeli produk sendiri. Di samping itu, hal ini juga dapat berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja.
"Sekarang harus masuk ke sektor produksi karena selain memenuhi kebutuhan anggota, tidak harus membeli produk dari luar dan dapat menikmati hasilnya, juga dapat menciptakan lapangan kerja," paparnya.
Teten pun mencontohkan saat ini banyak koperasi besar di Indonesia seperti Pintu Air, Obor Mas di Maumere NTT, dan Swasti Sari di Kupang yang telah memiliki banyak tabungan dan over likuiditas. Bahkan, beberapa koperasi ada pembatasan simpanan.
Oleh karena itu, Kemenkop UKM mendorong koperasi-koperasi tersebut untuk masuk ke sektor produksi sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
"Kita masih banyak produksi pangan yang harus diimpor, mulai dari garam, kedelai, jagung, beras. Jika bisa diperkuat koperasi masuk di sektor produksi, ini akan menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang sangat kuat," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga menjelaskan Kopdit Pintu Air mendukung pemerintah dengan melakukan spin off. Koperasi yang sebelumnya hanya bergerak sebagai Koperasi Simpan Pinjam kini telah diperluas menjadi Koperasi Sektor Produksi dengan membentuk swalayan dan bergerak di sektor pertanian.
"Kita buktikan dengan spin off dari Koperasi Simpan Pinjam ke Sektor Produksi, Koperasi bisa tumbuh besar," katanya.
Salah satu tokoh Koperasi di NTT ini juga menambahkan Kopdit Pintu Air juga sedang mengembangkan swalayan dan pertanian dengan menanam cabai dan tomat.
Saat ini, pihaknya telah menerapkan Smart Farming, yakni dengan memanfaatkan lahan kering dengan sentuhan teknologi yang dapat dikontrol melalui smartphone.
"Usaha seperti ini untuk kesejahteraan anggota. Memanfaatkan lahan yang sebelumnya tumbuh rumput menjadi lahan pertanian dengan sentuhan teknologi seperti yang dikembangkan di negara negara maju," pungkasnya. (Ilse Gobang)