Menteri Erick Thohir: Demi Efisiensi Jumlah BUMN Dikurangi dari 41 Jadi 37 Perusahaan

redaksi - Sabtu, 19 Februari 2022 19:48
Menteri Erick Thohir: Demi Efisiensi Jumlah BUMN  Dikurangi dari 41 Jadi 37 PerusahaanMenteri BUMN, Erick Thohir, (sumber: Humas Kementerian BUMN)

JAKARTA (Floresku.com) - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa jumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dipastikan akan kembali dikurangi atau dirampingkan dalam dua tahun ke depan.

Mennurut dia  akan ada empat perusahaan BUMN yang akan dikurangi, dari 41 menjadi 37 BUMN demi efisiensi dan peningkatan kinerjanya.

"Saya mungkin dua tahun ke depan masih bisa (merampingkan) dari 41 perusahaan BUMN menjadi 37 perusahaan BUMN," ujar Menteri BUMN dalam webinar di Jakarta, seperti dilansir antaranews Jumat (18/2).

Menurut Erick, perampingan BUMN merupakan salah satu program di peta jalan (roadmap) 10 tahun, yang tidak bisa diselesaikan dalam masa jabatannya.

Oleh karenanya, Erik berharap Menteri BUMN berikutnya dapat meneruskan program ini hingga menyisakan hanya 30 perusahaan BUMN.

"Setelah menjadi 41 BUMN, kembali jabatan menteri ada batasannya, makanya kita roadmap 10 tahun di mana Menteri BUMN yang berikutnya kita minta untuk menyelesaikan program (perampingan) yang dari 41 perusahaan BUMN menjadi 30 perusahaan BUMN. Di situlah kita makin sizeable," jelasnya.

Sebelumnya Erick mengatakan tidak menutup kemungkinan bakal kembali merampingkan BUMN yang saat ini sudah berjumlah 41 dari sebelumnya 108.

Kebijakan perampingan itu dinilai sangat mungkin diambil karena BUMN harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini dari masing-masing industrinya.

Pengurangan BUMN ini merupakan salah satu langkah strategis dalam proses transformasi yang sedang berlangsung sejak dua tahun terakhir.

Dalam hal itu, BUMN diminta bertransformasi, terutama dalam model bisnis, untuk meningkatkan kontribusi pendapatan untuk kas negara.

Dalam proses transformasi itu, lanjutnya, Kementerian BUMN telah menetapkan lima fondasi, yakni perbaikan korporasi dan pelayanan publik, fokus pada bisnis inti, inovasi berbasis digitalisasi, proses bisnis yang baik dan diawali dengan transformasi sumber daya manusia. (IP/Silvia).

RELATED NEWS