Misa Syukur dan Atraksi Seni Warnai Pesta Perak KGB Maria Bunda Penyelamat Paroki MBPA, Batam
redaksi - Senin, 19 Mei 2025 10:03
BATAM (Floresku.com) - Umat Komunitas Basis Gerejawi (KBG) Maria Bunda Penyelamat, Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA), Batam, Keuskupan Pangkal Pinang, bersuka cita dan bersyukur karena persekutuannya telah mencapai usia perak, 25 tahun.
Mereka menyatakan rasa sukacita itu dengan merayakan Misa Syukur Hari Ulang Tahun (HUT) ke - 25 di Aula PT. Perkasa Karya Mandiri, Cunting, Tj. Uncang, Batu Aji, Batam, Jumat, 16 Mei 2025.
Mengusung tema, 'Meneladani Maria Menuju Kristus Sang Juru Selamat’
Misa Syukur pesta perak KBG tertua di Paroki MBPA ini mengusung tema ‘Mariae Exemplum Sequentes Ad Christum Salvatorem’ atau ‘Meneladani Maria Menuju Kristus Sang Juru Selamat’.
Misa yang dihadiri oleh seluruh umat KBG dan para undangan, beberapa suster, korordinator wilayah, dan perwakilan dewan paroki dipimpin langsung oleh pastor paroki MBPA, RD. Emanuel Vengi.

Dalam pengantarnya, RD. Emanuel mengajukan sebuah pertanyaan reflektif soal kekuatan iman seorang katolik dalam dinamika suatu komunitas berbasis gerejawi yang sudah cukup matang usianya.
“Menjadi pertanyaan refleksi bagi kita apakah iman kita juga setua usia komunitas kita? Maka walaupun dalam kelemahan-kelemahan kita, kita harus tetap yakin bahwa dalam situasi apapun, iman dan perbuatan kita harus selaras dan tetap utuh sebagai seorang Katolik”.

“Bagi kita umat Katolik, Maria tidak hanya sebagai ibu dari Yesus, tetapi ibu bagi seluruh Gereja. Ia adalah pelindung, perantara, dan penghibur yang selalu hadir dalam kehidupan rohani kita. Melalui doa dan devosi kepada Bunda Maria, umat katolik terus mengingat teladan hidupnya yang penuh kasih, kesederhanaan, dan iman yang mendalam”.
RD Emanuel kemudian menambahkan dalam homili singkatnya bahwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus tidak terjadi begitu saja.
Yesus yang wafat di kayu salib merupakan bagian dari misteri penyelamatan Allah. Tanpa wafat dan kebangkitan kita umat manusia tidak akan diselamatkan.
“Apa yang dialami oleh Yesus melalui sengsara, wafat, dan kebangkitannya itu bukan sesuatu hal yang terjadi begitu saja. Kesengsaraan dan wafatnya Yesus menjadi sinyal agung akan hadirnya Allah. Allah dalam diri Yesus adalah Allah yang solider bersama manusia. Ia sudah hidup sebagai dan bersama manusia hingga mati sebagai manusia yang kematian-Nya pun kematian yang paling hina. Yesus berkenan mati disalib untuk menebus dosa-dosa kita” ujar RD Emanuel.
Suasana khidmat terasa sejak awal misa dengan iringan lagu-lagu pujian dari anggota koor KBG Maria Bunda Penyelamat.
Setiap bait lirik yang dinyanyikan mengajak semua hadirin untuk bersyukur atas segala berkat yang telah diterima selama ini.
Endang Kuswati Suke, selaku dirigen, melalui gerak isyaratnya, mampu menghidupkan semangat bernyanyi anggota koor.
Alunan musik kibordis, Vincensius Toka, memainkan seruan euforianya, mengkombinasikan kreativitas lewat jemari magisnya, mampu menyelaraskan harmoni dalam setiap lagu.
Semuanya makin lengkap terdengar merdu dengan kualitas sound system dari Perkasa Audio. Suasana misa terasa menjadi sangat khusyuk.
Sebelum menutup misa, RD. Emanuel mengapresiasi kerja semua umat KBG dan panitia perayaan HUT. Ia juga memberikan peneguhan khusus agar semakin dewasa usia suatu komunitas gereja maka semakin dewasa juga iman seorang katolik.
“Selamat ulang tahun KBG Maria Bunda Penyelamat, selamat ulang tahun, panjang umur komunitas ini. KBG ini tentu sudah banyak pengalaman, jatuh bangun dalam perjuangan membangun komunitas dalam iman."
"Semoga dengan usia yang ke 25 tahun kalian terus bertumbuh dan semakin dewasa dalam iman. Persiapan yang luar biasa, ada lomba tutur dan kuis kitab suci serta novena sebelum acara puncak pada malam hari ini. Saya bangga melihat antusias semua umat, khususnya anak-anak sekami yang terlibat dalam kuis kitab suci, lomba melukis, pertunjukan puisi, teater, dan tarian” pungkas RD Emanuel .

Atraksi Seni: Puisi, Teater, dan Tarian
Selain lomba mewarnai, tutur, dan kuis kitab suci beberapa waktu yang lalu, pada perayaan puncak HUT kali ini juga disuguhi pertunjukan puisi, teater, dan tarian dari anak-anak sekami KBG Maria Bunda Pembantu Abadi. Pentas seni ini tidak hanya memeriahkan suasana, tetapi juga untuk melatih daya kreativitas dalam diri anak.
Keberhasilan anak-anak sekami mementaskan puisi, teater, dan tarian tidak terlepas dari usaha ekstra bimbingan guru sekolah minggu, Kristina Avila Adinata Ani, dan rekan-rekannya.
Menurutnya, selain membentuk iman katolik dalam diri anak lewat tutur dan kuis kitab suci, perlu juga melatih kreativitas mereka melalui pertunjukan-pertnjukan seni. Ini juga merupakan tugas kita semua dalam sebuah komunitas.
“Membentuk iman anak sejak dini sebagai seorang katolik itu sangat penting. Kita sudah lakukan itu dengan lomba tutur dan kuis kitab suci. Selain itu, sebagai suatu komunitas gerejawi, tugas kita juga memberi ruang kepada anak-anak kita supaya bisa lebih kreatif. Saya bangga bisa bersama anak-anak membimbing mereka sehingga mereka bisa lebih percaya diri, kreatif, dan berani tampil”.
Puisi ‘Setangkai Mawar Untuk Bunda’ yang dibacakan oleh Putri Olivia Pango membuat haru semua hadirin. Dengan pelafalan yang tegas, artikulasi yang baik, ekspresi dan mimik yang lengkap, puisi bertema ucapan terima kasih dari seorang anak kepada ibunya di hari ulang tahun yang dibacakan Putri disambut tepuk tangan meriah.

Begitu pula teater, pentas drama yang menceritakan tentang awal kehidupan Bunda Maria dan Santo Yosep, yang memainkan peran penting dalam klahiran hingga kematian dan kebangkitan Yesus Kristus menuai kekaguman umat yang hadir.
Bunda Maria adalah sosok yang sangat dihormati dan dikasihi dalam tradisi Gereja katolik. Ia adalah teladan dan perantara menuju Yesus Kristus. Peran dan pengaruhnya melampaui batas waktu dan tempat.
Maria adalah teladan iman, ketundukan, dan kasih yang sempurna. Begitu juga Santo Yosep yang dihormati sebagai pelindung semua keluarga Katolik.
Dalam teater ini anak-anak memainkan peran mereka masing-masing dengan sempurna. Riuh tepuk tangan kegembiraan para hadirin menambah rasa percaya diri anak-anak sekami dalam pentas teater. Semarak acara bertambah dengan pertunjukan tarian Diki Deng.
Maria Gaudensia, salah satu perwakilan umat komunitas, merasa sangat bangga bisa terlibat aktif bersama dalam KBG Maria Bunda Penyelamat. Mama Acha, sapaan akrab beliau, mengapresiasi semangat anak-anak sekami dalam pentas puisi, drama dan tari.
“Sebagai umat KBG kita wajib terlibat dalam setiap kegiatan. Jika ada kebutuhan kita selalu siap membantu. Malam ini saya rasa bangga melihat semangat kebersamaan kita dalam komunitas ini, terutama anak-anak saya yang tampil luar biasa dengan peran mereka masing-masing”.

Perayaan malam puncak HUT KBG Maria Bunda Penyelamat dipandu oleh dua Master of Ceremony hebat, Cristian, yang tampak gagah penuh semangat dan Anggi yang tampil anggun dengan busana adat.
Sekilas Tentang KBG Maria Bunda Penyelamat
Di tengah dinamika kehidupan umat yang semakin kompleks, muncul berbagai komunitas yang bertujuan untuk menguatkan iman dan meningkatkan kepedulian sosial.
Salah satunya adalah Komunitas Basis Gerejawi Maria Bunda Penyelamat yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya umat, sarana untuk menyebarkan kasih dan memberikan dukungan kepada sesama, wadah bagi umat katolik yang ingin lebih mendalami iman mereka serta berkontribusi dalam kegiatan sosial.
Komunitas ini mengajak setiap anggota untuk aktif terlibat dalam berbagai program yang bermanfaat bagi gerjea, lingkungan sekitar, menjalankan berbagai kegiatan yang berfokus pada pengembangan spiritual dan sosial.
Misalnya, mengadakan retret, pembelajaran Alkitab, dan diskusi kelompok untuk memperdalam iman. Selain itu, ada pula program bakti sosial dan lainya.
Dengan demikian, anggota komunitas dapat merasakan langsung bagaimana berbagi kasih dan perhatian kepada sesama dapat mengubah hidup banyak orang.

Ketua KBG Maria Bunda Penyelamat, Polikarpus Nande, dalam sambutan singkatnya mengatakan bahwa KBG ini terbentuk sejak tahun 2000-an, berkat jasa beberapa orang baik yang peduli dan merasa penting adanya suatu komunitas berbasis gerejawi.
“KBG ini terbentuk di Kampung Cunting, Tanjung Uncang, Batu Aji, Batam, sejak tahun 2000-an. Waktu itu masih tergabung dalam Paroki Santo Petrus, Lubuk Baja, Batam, sekarang kita sudah Paroki MBPA. Ada beberapa pionir, pembuka jalan, sekaligus pendiri komunitas ini. Mereka adalah Bapak Bernadus Ngaji, Agustinus Lobi, Vecensius Hernandes Nong Susar, Ponce Laba, Thomas Kindo, dan Firminus Klaus Ndoku. Niat baik dan usaha mereka perlu kita hormati”, jelas Polikarpus Nande.
- BRI Raih Digital Channel Terbaik Versi BSEM 2025, Bukti Selalu Adaptif Hadirkan Layanan Digital Terbaik
- BRI Peduli Bagikan Bantuan Paket Sembako di Momen Waisak untuk Umat Buddha
Polikarpus mengingatkan bahwa KBG Maria Bunda Penyelamat merupakan salah satu KBG tertua di Paroki MBPA, Batam, Keuskupan Pangkal Pinang, dan juga merupakan induk dari pemekaran beberapa KBG lain.
Ia juga menegaskan bahwa momen perayaan HUT adalah refleksi mensyukuri masa lalu dan menatap masa depan perjalanan komunitas.

“KBG kita ini merupakan salah satu yag paling tua di paroki ini. Dari kita juga sudah mekarkan menjadi beberapa KBG lain guna mempermudah pelayanan. Kita patut bangga karena masih bisa bertahan sampai hari ini di usia 25 tahun. Harapan saya Komunitas ini harus tetap tumbuh, berjalan bersama, dan saling peduli meski dihadapkan dengan berbagai tantangan pelik” ungkap Polikarpus lagi.
“Selamat ulang tahun KBG Maria Bunda Penyelamat, usia yang ke 25 ini membawa kita ke dalam refleksi untuk mensyukuri masa lalu, melewati hari ini, dan menatap tantangan-tantangan masa depan dalam suatu komunitas gerejawi dengan semangat yang utuh dalam iman seorang katolik. Terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah berkontribusi membangun KBG kita ini”, ucap Polikarpus.
Pada akhir acara, sebelum makan malam dan menari bersama, MC memandu pemberian hadiah perlombaan oleh RD Ferdindus Meo Bupu dan beberapa perwakilan dari juri dan koordinator wilayah kepada anak-anak peserta perlombaan melukis, kuis dan tutur kitab suci. Ini adalah bentuk apresiasi umat KBG terhadap semangat dan kontribusi anak-anak dalam KBG. (Rofin S. W).