'Nuca Molas', Siluet Putri Cantik yang Tertidur Lelap
redaksi - Kamis, 24 Agustus 2023 08:36BORONG (Floresku.com) - Pulau Mules, sering disebut ‘Nuca Molas’ oleh orang Manggarai.
‘Nuca Molas’ terletak di perairan Selatan Kabupaten Manggarai, tepatnya di Kecamatan Satarmese.
Pulau ini memiliki luas wilayah sekitar 18.029 hektare dan dihuni oleh 1.340 jiwa.
Ibarat bola matahari yang jatuh
Panorama eksoktik matahari terbenam (sunset) ‘Nuca Molas’ atau Pulau Mules bisa dinikmati oleh para wisawatan yang sedang bertamasya di pantai dan pebukitan sekitar Kota Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Pebukitan Golokator, di Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur adalah titik terbaik untuk menyaksikan proses sunset di Pulau Mules di ufuk barat.
Dari atas bukit itu wisatawan bisa memotret keindahan bulatan jingga matahari yang seakan perhalan-lahan jatuhnya ke atas Pulau Mules.
Banyak wisatawan yang berkesan bahwa Jika dipandang dari kejauhan Pulau Mules tampak menyerupai siluet putri cantik yang sedang lelap tertidur.
Alam yang cantik mempesona
Sebagaimana nama ‘Molas’ yang disemat atas ‘dirinya’, pulau ini ternyata menyuguhkan kecantikan alam yang mempesona dengan fauna dan flora yang beraneka .
Pulau Mules juga memiliki hamparan bukit batu dan padang rumput dan Gunung Poco Kepi yang menjulang tinggi.
Di sana trdapat tebing dan jurang dimana Anda dapat bisa melakukan olah raga dan uji nyali panjat tebing sambil berswafoto.
Siapa tahu, di sana Anda tidak hanya akan bersua dengan aneka jenis burung, kera-kera liar, tapi juga dengan kawanan rusa.
Tagih Bakok, rusa putih yang melegenda
Rusa-rusa di Nuca Molas, berada di kawasan Pangka Mese (padang besar).
Berdasarkan penuturan warga lokal, Burhima kepada Harian Media Indonesia edisi Minggu 13 Desember 2020, di hutan Nuca Molas terdapat pula rusa putih yang disebut Tagih Bakok.
Tagih Bakok atau rusa putih, tidak saja langka, tetapi juga menjadi legenda bagi warga lokal.
“Tagih Bakok itu penjaga sesama rusa. Rusa putih membatasi pemburu untuk menangkap rusa di pulau ini. Artinya, orang kalau berburu rusa, dan bertemu dengan Tagih Bakok, mereka harus berbalik dan pulang. Kalau tetap memaksa berburu, maka akan ada hal buruk menimpa mereka,” ujar Burhima sebagaimana dikutip Media Indonesia .
Burhima mengaku, tulis media itu lagi, berupaya menjaga rusa-rusa di sana dari ancaman pemburu yang notabene kebanyakan warga lokal.
Namun ujar Burhirma lagi, saat ini kesadaran lingkungan dari warga Pulau Mules sudah menguat. Mereka tidak lagi memburu rusa, ataupun mengambil telur-telur penyu di bibir pantai.
Nuca Molas juga memiliki tiga hutan yaitu Wae Keli, Wae Lambo, dan Wae Raga.
Hutan-hutan itu menjadi rumah untuk kawanan Maleo. Warga lokal sangat menjaga kelestarian burung Maleo.
“Burung ini tidak sering warga ambil, alasannya nenek moyang kami dulu berpesan, tidak boleh memakan daging burung maleo. Karena pernah datang kabar lewat isyarat, ada yang meninggal di kebun, tetapi sendirian. Nah, yang kasih kabar itu burung maleo,” tutur Burhima lagi.
Selai itu Nuca Molas juga menjadi rumah Penyu. Penyu-penyu itu biasanya muncul setiap malam pada periode Desember-April.
Olah raga ombak dan aneka satwa laut
Tak hanya daratannya, laut Pulau Mules juga tak kalah indah untuk dinikmati.
Pasir pantainya yang begitu halus dan putih, menyatu dengan gradasi air pantai berwarna tosca kebiruan, ditambah semilir angin pantai yang sejuk, bikin wisatawan jadi super rileks jadinya.
Laut di sekitar Pulau Mules memiliki alunan ombak berukuran sedang, sangat cocok untuk kegiatan olahraga surfing, snorkeling dan diving.
Namun, kalau Anda mau mencoba surfing di sini, jangan lupa bawa papan selancar sendiri! Soalnya, di sini berlum tersedia fasilitas untuk olah raga laut tersebut.
Yang mengagumkan, di perairan sekitar pulau ini hidup beragam satwa laut, antara lain, penyu, lumba-lumba, ikan karang, berikut terumbu karang beraneka warna, ikan pari dan juga ikan paus.
Cara menghampiri ‘Si Putri yang Tertidur’
Lalu, bagaimanakah caranya menghampiri ‘si putri yang sedang tidur lelap’ itu?
Untuk mencapai Pulau Mules, Anda bisa menuju ke Kota Ruteng yang adalah Ibukota Kabupaten Manggarai.
Sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan dari Kota Ruteng, Anda akan tiba di Desa Dintor, sebelum akhirnya menyeberang ke Pulau Mules.
Dari sini, ‘pelayaran penuh perjuangan' pun dimulai. Karena Anda akan menaiki perahu kecil untuk menyebrang dari Dintor ke Labuan Taur di Pulau Mules.
Tapi jangan kuatir, karena perjalanan hanya berlangsung selama kurang lebih 30 menit saja.
Lagi pula selama perjalanan dengan perahu menuju pulau itu, Anda dapat menikmati panorama Gunung Poco Kepi yang berhutan lebat di satu sisi, dan lanskap padang sabana di sisi lain.
Sebelum berlabuh di salah satu sudut pulau, Anda sebaiknya berkeliling dulu menelusuri garis bibir pantai berpasir putih nan bersih.
Setelah itu Anda pun bisa menjejakkan kaki di ‘pulau putri yang sedang tertidur terlelap’ itu.
Nah, selamat berlibur dan bercengkerama bersama sicantik jelita yang mungkin baru saja bangun dari tidur lelapnya ketika Anda tiba! (Sil). ***