Olahraga Voli di Maumere (In Memoriam Romo Ardi Nong)

MAR - Rabu, 28 Juli 2021 13:12
Olahraga Voli di Maumere  (In Memoriam Romo Ardi Nong) (sumber: null)

Oleh Gabriel Felipe Didinong

SEMASA kecil, saya pernah dengar ceritera bahwa orang PaluE itu sangat mahir dalam olahraga voli. Mungkin karena mereka rerata berbadan tinggi dan memiliki ukuran lengan sedikit lebih panjang dari orang Maumere lainnya. Mungkin juga karena di PaluE saat itu hanya ada lapangan voli. 

Konon, menurut Pater Kopong, orang PaluE itu berasal dari Benggala. Sewaktu masih SD di Maumere, guru saya Gabriel Tongge yang berasal dari PaluE itu terkenal sebagai olahragawan all round seperti kiper yang teke mera dan pemain voli andalan.

Tahun 1978, saya pernah menyaksikan suatu pertandingan voli antar Maumere vs Ende di lapangan Kotabaru Maumere. Orang Maumere datang berlapis lapis tua muda laki perempuan menyaksikan permainan voli tingkat tinggi yang diwarnai adu smash dan berbagai tipuan voli yang halus dan indah.

Yang menarik saat pertandingan voli itu adalah kehadiran beberapa pastor dari Ledalero dan Ritapiret yang diiringi puluhan frater. Semuanya berjubah putih. Pater Ozias SVD nampaknya menjadi pemimpin rombongan itu. Saya lihat saat itu, ada dua frater yang lantas membuka jubah lalu mengenakan kostum tim voli Maumere. 

Sebelum memasuki lapangan, kedua frater itu bergantian berlutut di depan pater Ozias untuk menerima berkat. Luar biasa. Persis seperti ketika pater Ozias memberkati frater Nyoman di pinggir lapangan saat ia ikut memperkuat Persami dalam kejuaraan El Tari Cup 1974 di Stadion Madawat Maumere.

Pertandingan voli antar Maumere vs Ende saat itu sangat seru. Sungguh keras smash yang dilancarkan oleh kedua frater itu. Pemain pemain voli Ende nampak pontang panting menghadapi gempuran smash-smash tajam menukik deras dari kedua frater itu. Pemain Ende hanya bisa mengimbangi permainan kedua frater itu dengan blocking atau tipuan tipuan voli yang halus. Penonton tuan rumah tiada henti bersorak sorai gegap gempita melihat bola naik diumpan tinggi di atas net. Smash seketika menghunjam dahsyat dan angka bertambah untuk tim voli Maumere.

Saya dengar frater yang kurus dipanggil Ardi Roga, sedangkan yang gempal bernama Ardi Nong. Saat itu saya kira mereka dua itu orang PaluE.

Juli 1984, saat berlibur ke Maumere, saya bertemu lagi dengan frater pemain voli berbadan gempal itu. Kami bertetangga. Beliau pastor pembantu di Paroki St. Thomas Morus. Beberapa kali ia pernah meminjamkan motor thrill-nya kepada saya.

Pada 25 Juli 2021, Romo Ardy Nong dikhabarkan meninggal dunia karena terpapar Covids. Ia diketahui sempat mengalami stroke dan memiliki cormobid. Selamat jalan romo, damai di Surga.

Orang Maumere dahulu kalau bicara voli pasti teringat akan nama kedua frater itu : Ardi Nong dan Ardi Roga. Entah sekarang. Mudah mudahan olahraga voli juga dapat dikembangkan semaksimal mungkin di Maumere. Karena bakat dan potensi itu ada. 

Di level nasional saat ini terdapat Shella Bernadetha Onnan, pemain voli puteri keturunan Maumere. Ayahnya dari Koting bukan dari PaluE. (*)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS