OPINI: Mencermati Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Kesuksesan Belajar Siswa

redaksi - Rabu, 28 September 2022 21:38
OPINI: Mencermati Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Kesuksesan Belajar Siswa Nonci Irawan adalah mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unika Santu Paulus Ruteng. (sumber: Dokpri)

Oleh: Nonci Irawan*

MANUSIA, adalah makhluk yang selalu tergerak untuk mengembangkan kemampuan dirinya melalui berbagai cara, termasuk melalui upaya belajar di lembaga pendidikan formal.

 Kesuksesan dalam proses belajar di lembaga pendidikan formal (sekolah) tidak terjadi secara serta merta, melainkan terjadi melalui suatu proses dan ditentukan oleh sejumlah faktor. 

Diketahui ada dua faktor utama yang mempengaruhi  proses belajar y yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 

Apa yang dimaksud dengan faktor internal dan eksternal sekolah? 

Faktor internal

 Kesuksesan belajar seorang siswa/mahasiswa juga ditentukan oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri.

Faktor internal berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis ssiswa/mahasiswa yang meliputi aspek motivasi, afeksi, dan kognisi.

Ilsutrasi: seoragn siswa sedang belajar (Sumber: Freepik.)

Faktor internal pertama adalah kondisi fisik/tubuh. Siswa/mahasiswa yang memiliki kondisi fisik/tubuh yang sehat dan bugar akan dapat melakukan aktivitas belajarnya dengan baik. Sebaliknya,  siswa/mahasiswa dengan kondisi fisik/tubuh yang sakit-sakitan dan lesuh  tak akan dapat melakukan aktivitas belajar secara efektif

Faktor internal yang kedua adalah  kondisi psikologis. Dimensi psikologis  ada berbagai macam. Namun, salah satu dimensi psikologis yang paling menentukan kesusksan belajar seorang siswa/mahasiswa adalah motivasi. 

Para psikolog mendefenisikan motivasi sebagai energi internal yang menggerakkan dan memberikan semangat kepada siswa/mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan belajar secara bersungguh-sungguh.

Kendra Cherry, MS, seorang penulis dan konsultan pendidikan menagartikan  motivasi sebagai proses memulai, membimbing, dan mempertahankan perilaku yang berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain,, motivasi menyebabkan Anda bertindak dengan cara yang membuat Anda lebih dekat dengan tujuan Anda.

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "motivasi" sering digunakan untuk menggambarkan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Ini adalah kekuatan pendorong di balik tindakan manusia. Motivasi mencakup kekuatan biologis, emosional, sosial, dan kognitif yang mengaktifkan perilaku manusia.(Bdk.Verywellmind.com).

Biasanya, para siswa/mahasiswa termotivasi oleh minat mereka pada suatu topik, keberhasilan mereka sebelumnya dalam mata pelajaran tertentu, keinginan untuk menyenangkan orang tua atau guru atau  dorongan dari dalam diri mereka sendiri untuk berhasil.

Faktor eksternal

Faktor eksternal terletak di luar  dari siswa/masiswa, dan mengacu pada kondisi yang mendukung atau obstruktif yang datang baik dari anggota keluarga,  sekolah (guru dan teman serta fasilitas sekolah),  maupuin dari para sahabat di komunitas atau pun sesama  warga masyarakat.

Keluarga: Seorang siswa/mahasiswa yang hidup dan bertumbuh dalam lingkungan keluarga yang harmonis biasanya lebih leluasa dan merasa nyaman untuk melasanakan kegiatan belajarya. 

Siswa/mahasiswa yang berada dalam linkungan keluaga yang baik, biasanya dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih terfokus dan berpotensi meraih prestasi belajar yang baik dan terus berkembang. 

Sebaliknya, siswa/mahasiswa yang hidup di tengah keluarga yang tidak harmonis akan merasa sangat terganggu untuk melaksanakan kegiatan belajarnya, dan berisiko mengalami kegagalan akademik. 

Meski, dalam kasus tertentu, karena pengaruh internalnya yang besar, ada siswa/mahasiswa tetap belajar meraih prestasi belajar yang baik walau ia datang dari keluarga yang tidak rukun.

Sekolah:  Faktor ekstenal yang kedua adalah sekolah, termasuk teman sekolah dan guru. Siswa/mahasiswa yang belajar di lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas belajar yang memadai,  memiliki peluang lebih besar untuk meraih prestasi belajar yang bagus. 

Apalagi, jika siswa/mahasiswa tersebut belajar  bersama dengan teman sekelas yang baik, dan dibimbing oleh para guru yang ramah dan suportif.

Komunitas: Komunitas atau masyarakat adalah faktor ekstenal lain yang juga ikut menentukan prestasi dan kesuskesan belajar seorang siswa/mahasiswa. 

Salah satu elemen masyarakat yang cukup menentukan kesuksesan belajar adalah teman-teman sebaya di komunitas atau lingkungan masyarakat. 

Siswa/mahasiswa yang bergaul dengan teman sebaya yang berperilaku positif, seperti suka melakulan aksi sosial, rajin olah raga dan terlibat dalam kegiatan kerohanian (agama), besar kemungkinan akan menjalani proses belajarnya dengan mulus dan meraih kesuksesan belajar. 

Sebaliknya, siswa/mahasiswa yang sering bergaul dengan teman sebaya yang memiliki kebiasaan buruk seperti suka merokok, mengosumsi alkohol dan narkoba dan menjalani kehidupan seks bebas, besar kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam belajar dan akan mengalami kegagalan akademik.

Globalisasi

Satu faktor lain yang lebih luas yang belakangan ini semakin kuat mempengaruhi proses belajar siswa/mahasiswa adalah  globalisasi. 

Menurut Srijanti dalam Sajidiman (2014: 278), globalisasi adalah arus masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah atau negara ke wilayah atau negara lain,  dan proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. 

Sementara National Geographic.com menyebutkan globalisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan meningkatnya keterhubungan dan saling ketergantungan budaya dan ekonomi dunia.

Melalui kemajuan teknologi informasi dan internet, globalisasi, memasuki tiga wilayah penting dalam kehidupan manusia, yaitu ekonomi, politik, dan budaya, termasuk di bidang pendidikan.

Lalu apa saja dampak terhadap pendidikan yang diakibatkan oleh globalisasi? 

Sebagaimana di bidang-bidang lainnya, di bidang pendidikan, globalisasi dapat berdampak posisif, tetapi juga bisa negatif. 

Wujud globalisasi di bidang pendidikan adalah  informasi dan ilmu pengetahuan dan informasi yang beredar atau tersebar luas melalui berbagai platform teknologi informasi/ teknologi digital dan i jaringan internet. 

Pada satu sisi, kemajuan teknologi informasi dan internet memudahkan siswa/mahasiswa untuk mengakses ilmu pengetahuan dan informasi dari dari sumber/referensi yang sangat beragam. 

Globalisasi juga memungkikan para siswa/mahasiswa dapat berbagi ilmu pengetahuan dan informasi kepada orang lain dengan mudah dan cepat; dan  bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih mudah.

Bahkan, globaliasasi yang merambah melalui teknologi informasi dan internet memudahkan siswa/mahasiswa untuk  mengikuti kegiatan belajar/kuliah dari jarak jauh secara online atau dalam jaringan (daring).

Teknologi informasi dan internet juga memungkinkan siswa/ mahasiswa untuk ikut dalam program pertukaran belajar. Artinya, siswa/ mahasiswa di suatu negara dapat memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri atau sebaliknya. 

Siswa/mahasiswa yang mendapat kesempatan belajar di negara dengan pendidikan terbaik dituntut mampu beradaptasi dengan lingkungan baru serta mampu mengenal dan memahami budaya asing, sehingga mereka diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.

Selain itu, teknologi informasi dan internet dapat mendorong siswa/mahasiswa membuat karya-karya inovatif.

Namun, pada sisi lain, globalisasi (teknologi informasi dan internet) dapat berdampak buruk bagi siswa/mahasiswa.

Dampak buruk globalisasi bagi dunia pendidikan adalah menurunnya kualitas moral peserta didik. 

Sebagaimana diketahui, teknologi informasi dan  internet menyediakan banyak sekali  situs-situs berkonten negatif seperti video pornoaksi, gambar porno dan cerita mesum, berita kriminalitas, berita hoaks dan ujaran kebencian serga gaya hidup hedonis yang merusakkan karakter, kepribadian, moral dan pola hidup siswa/mahasiswa. 

Dampak buruk selanjutnya dari pemanfaatan teknologi informasi dan internet di dunia pendidikan adalah meningkatnya ketimpangan dan kecemburuan sosial di di kalangan siswa/mahasiswa . 

Hal ini terjadi karena pemanfaatan teknologi informasi dan internet  selalu berkaitan dengan biaya. Artinya, hanya siswa/mahasiswa yang mampu membeli handphone  atau laptop dan kuota internet yang daapt mengakses informasi dan ilmu pengetahuan secara leluasi, tetapi  siswa/mahasiswa dari keluarga miskin sulit melakukannya karena  tak memiliki handphone atau  laptop dan kuota internet.

Di beberapa negara di dunia,  khususnya negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan teknologi hanya dapat dinikmati oleh pawa siswa/mahasiswa di perkotaan, sedangkan siswa/mahasiswa di pedesaan terus tertinggal karena sulitnya akses dan kurangnya modal. Akibatnya, ketimpangan sosial di bidang pendidikan tidak bisa lagi dibendung.

Lebih daripada itu, arus globalisasi yang mempegaruhi para siswa/mahasiswa di sekolah dapat mengikis kedekatan mereka akan budaya dan keraifan lokal. Perkembangan teknologi memungkinkan terjadinya kontak budaya melalui media massa, akibatnya pengaruh budaya dan gaya hidup asing dapat masuk secara bebas ke dalam suatu negara. 

Pengaruh globalisasi di bidang pendidikan yang dikuasai dan didorong oleh negara-negara maju dapat menjadi masalah bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali bagi Indonesia yang memiliki beberapa pulau yang termasuk dalam kategori pulau terbesar di dunia.

                                                                                           ***

Jadi,  dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses dan kesuksesan  belajar di sekolah sangat ditentukan baik oleh faktor internal, eksternal bahkan faktor globalisasi. 

Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan perlu mencermati faktor-faktor tersebut. Mereka mesti berusaha untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di dalamnya. Sebab dengan cara itu, para siswa/mahasiswa dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk menjalankan proses belajarnya secara lebih optimal, lancar  dan  sukses..*** 

Nonci Irawan adalah mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unika Santu Paulus Ruteng.

RELATED NEWS