OSIS SMAK Pancasila Gelar 'Festival Layangan', Bupati Matim Ikut Bermain

redaksi - Kamis, 19 Mei 2022 19:47
OSIS SMAK Pancasila Gelar 'Festival Layangan',   Bupati Matim Ikut BermainBupati Matim, Andreas Agas saat bermain layang-layang bersama para siswa SMAK Pancasila di pantai, dekat pintu masuk Dermaga Borong Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong pada Kamis, 19 Mei 2022. (sumber: Filmon Hasrin)

BORONG (Floresku.com)-Para siswa Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Pancasila Borong melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menggelar 'Festival Layangan: Bermain Bersama Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, Kamis, 19 Mei 2022.

Kegiatan tersebut berlangsung di pinggir pantai, tepatnya di pintu masuk Dermaga Borong Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong.

Saat menyampaikan Kata Sambutan Pembuka Festival, Kepala SMAK Pancasila Borong, Romo Hermen Sanusi mengucapkan terimakasih kepada SMAK Pancasila Borong karena kegiatan 'Festival Layangan' berhasil dilaksanakan hari ini. 

Dari kiriL Romo Hermen Sanusi  (ke-2)  bersama Bupati Matim Andreas Agas dan Ibu Ketua TP PKK (ke 3 dan 4 ), Sekda Matim, (ke-7) dan OSIS SMAK Pancasila Borong pada acara Pembukaan Festival Layangan di pantai  dekat pintu masuk Dermaga Borong Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kamis 19 Mei 2022. (Filimon Hasrin).

Romo Hermen mengatakan, kegiatan ini sangat bergengsi dan sunggunh menginspirasi, tidak hanya untuk sekolah tetapi untuk semua orang yang hadir.

“Terimasih banyak  kepada Bapak Bupati yang tidak hanya medukung kegiatan ini lewat ide, tetapi  hadir secara langsung, meski banyak agenda,” ungkap Romo Hermen.

Menurut Romo Hermen, sebenarnya ‘bermain layang-layang’  pelan-pelan sudah dilupakan. Oleh karena itu para peserta yang hadir di sini bisa bermain kembali. 

“Berhenti bermain sama seperti  artinya denga tiada kehidupan. Namun,  yang penting bukan pada permainan itu sendiri, melainkan pada nilai-nilai yang ada dalam permainan seperti sportifitas, kebersamaan, dan kekeluargaan.” ujarnya.

"Lewat permainan ini kita bisa merawat budaya dan identitas negara kita. Festival ini juga tidak hanya kegiatan kebudayaan melainkan juga kegiatan ekonomis, sosial, dan religius," pungkasnya.

Sementara itu Ketua DPRD Matim, Heremias Dupa mengatakan sekolah itu dapat diibaratkan dengan sebuah taman bermain yang menyenangkan. 

Peserta yang hadir di sini punya semangat yang sama untuk bermain layang-layang. Dengan demikian  'Festival Layangan' menjadi sebuah simbol kehidupan.

"Semakin kencang angin meniup maka semakin tinggi layang-layang terbang. Hidup kita ibaratkan layang-layang, semakin pandai dan sabar dalam memainkannya begitu pula dengan perjalanan hidup kita," pungkasnya. (Filmon Hasrin).

Editor: redaksi

RELATED NEWS