Penyintas Eruspsi Gunung Lewotobi di Hewa Menjerit, Harga Beras Tembus Rp 20 Ribu/Kg
redaksi - Rabu, 08 Januari 2025 08:19LARANTUKA (Floresku.com) - Ibarat ‘sudah jatuh tertimpa tangga’, begitul nasib yang menimpa para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini.
Ketika dipulangkan pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur, NTT, dari pengungsian ke tempat tigggalnya masing-masing mereka berhadapan dengan harga sembako, khusunya beras, yang melambung tinggi, hingga Rp 20 ribu per kilogram.
Hal ini dikeluhkan oleh warga Desa Ojan Detun, Hewa, Pantai Oa, dan Waiula, empat wilayah terdampak yang dipulangkan sejak beberapa waktu lalu dengan dalih berada dalam zona aman.
Harga beras di sana tembus Rp 20.000 per kilogram, minyak goreng dari Rp 5.000 per botol kecil kini naik menjadi Rp 10.000, serta bahan pokok lainnya yang naik drastis.
"Beras sekarang Rp 20.000, kami terpaksa beli. Padi yang ditanam warga sudah banyak yang mati akibat erupsi. Kami semua baru pulang (mengungsi), belum ada hasil yang bisa kami panen terutama padi," ungkap Maria Mone Soge, warga Desa Hewa, Selasa, 7 Januari 2025.
- Bacaan Liturgis pada Misa Harian, Rabu, 08 Januari 2025
- KASAD TNI Beri Bantuan Sosial untuk Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Sindy, sapaannya, mengatakan, harga bahan pokok naik akibat mahalnya biaya transportasi. Ruas jalan di Desa Nawokote, penghubung sejumlah desa di jalur selatan Kecamatan Wulanggitang putus total usai dihantam banjir lahar.
Kondisi itu, ungkap Sindy, membuat pedagang yang hendak membeli barang ke Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka, harus harus memutar ke Riang Baring-Nobo. Medan pada jalur alternatif itu sangat ekstrem dengan kemiringan terjal, apa lagi di tanjakan Tobi Aleng dan Wao Aleng.
"Akses jalan masih putus. Harus putar haluan supaya bisa ke Maumere. Jalan di Nawokote hanya bisa dilewati sepeda motor, itu pun sulit karena batu-batu besar berserakan sepanjang jalan," tuturnya.
Anggota DPRD Flores Timur Fraksi NasDem, Abdon Julius, mendesak Pemerintah Daerah Flores Timur segera mencarikan solusi, salah satunya mengerahkan alat berat.
Menurut Abdon, bencana erupsi berpengaruh kepada setiap dimensi kehidupan masyarakat, terutama warga pantai selatan. Dia meminta Dinas Perindag Flores Timur membuka operasi pasar dengan menjalin kerja sama dengan para pengusaha.
"Kita minta bersihkan dulu badan jalan yang ada itu, supaya memudahkan masyarakat kita yang sudah dipulangkan. Sekarang pasar ini tidak ada, kita tidak nuntut Dinas Perindag buka pasar murah, tapi cukup dengan operasi pasar yang harganya membantu masyarakat saja," kata Andon.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Flores Timur, Sipiranus Sina Ritan, mengaku belum ada informasi resmi soal kenaikan harga beras tersebut. Pihaknya akan mencari solusi yang tepat saat informasi telah sampai.
"Buat pengaduan atau informasi resmi saja, nanti kami akan tidaklanjut," katanya. (Paul Pemulet). ***