Oleh: Pater Gregor Nule SVD:

Berbicara tentang kasih bukanlah sesuatu yang baru. Dan semua orang tahu bahwa kasih kepada Allah dan sesama adalah satu-satunya hukum yang benar dalam hidup manusia.

Itulah sebabnya dalam perikop Injil Luk 10:25-37 Yesus membenarkan jawaban ahli Taurat yang mengungkapkan hukum kasih menurut hukum Taurat.

Tetapi, memiliki pengetahuan yang benar tentang hukum kasih belum cukup. Yesus menuntut agar kasih kepada Allah dan sesama mesti diwujudkan dalam hidup sehari-hari.

Maka tidak cukup orang hanya hafal hukum kasih dan.menyebutkannya tanpa salah. Orang mesti menghayati hukum kasih itu.

Ketika orang menegaskan bahwa ia mengasihi Allah maka ia mesti mentaati perintah-perintah Allah, melaksanakan ajaran Yesus dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Demikian pun orang yang  mengasihi sesama  berarti ia rela menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan, menghargai hak-hak orang lain, dan selalu siap menjadi sahabat semua orang..

Perbuatan yang baik dan benar mesti dilaksanakan tanpa paksaan dan dimaksudkan untuk kemuliaan Allah dan kebaikan siapa pun, tanpa kecuali.  

Sebagai pengikut Yesus kita mesti menjadikan hukum kasih sebagai pegangan hidup dan berusaha melaksanakannya dalam hidup.

Kita mengasihi Allah  dan sesama. Sikap, kata-kata dan perbuatan kita tidak boleh bertentangan dengan kehendak Allah dan tidak menyakiti hati sesama.

Ketika kita menghayati hukum kasih dengan sadar tanpa paksaan maka terbukalah jalan yang menuntun kita  kepada hidup yang sejati. Kita bersatu dengan Allah dan menjadi sahabat semua orang.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita agar sanggup mewujudkan hukum kasih dalam hidup sehari-hari.

Kewapante, 6 Oktober 2025. ***