Pesan Inspiratif: Kerendahan Hati Adalah Kunci Kebesaran Yohanes Pembaptis
redaksi - Rabu, 01 Januari 2025 20:46Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Manusia umumnya cenderung punya nama besar, terkenal dan dikagumi, bahkan dipuji-puji. Ada yang punya nama besar karena karya besar yang dihasilkan atau karena jasa tertentu.
Tetapi, ada pula yang berjuang dengan pelbagai cara supaya diapresiasi,.diakui dan dikagumi banyak orang. Ia berjuang diakui besar dan terkenal.
Perikop Injil Yoh 2:19-28 menampilkan keinginan orang-orang Yahudi untuk mendapatkan kepastian tentang Mesias yang dinantikan. Mereka telah melihat banyak hal besar yang dilakukan Yohanes Pembaptis.
Maka mereka mendekati Yohanes Pembaptis dan menanyakan tentang siapakah dia. Apakah dia adalah Mesias yang dinantikan, atau Elia atau seorang nabi.
Tetapi, Yohanes dengan tegas mengatakan bahwa ia bukan Mesias, bukan Elia dan bukan pula seorang nabi.
Ia hanyalah suara yang berseru di padang gurun dan mengajak orang untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ia juga memberikan baptisan pertobatan sehingga orang sungguh siap untuk menyambut Mesias.
Di atas segalanya Yohanes menegaskan bahwa Dia yang dinantikan telah tiba dan ada di tengah-tengah mereka. Namun mereka tidak mengenal-Nya.
Dia itu sungguh agung, maha tinggi dan kudus sehingga membuka tali kasutnya pun Yohanes merasa tidak layak. Yohanes merasa sungguh hina di hadapan Mesias.
Sebagai pengikut Kristus, kita belajar untuk bersikap rendah hati. Orang yang rendah hati terbuka untuk menerima diri apa adanya, kelebihan-kelebihan dan kekurangan atau kelemahannya.
Orang yang rendah hati juga terbuka terhadap karya Allah di dalam dirinya. Ia merasa diri sebagai alat dan hamba Tuhan.
Ia juga bersedia melakukan karya-karya yang dikehendaki Tuhan, termasuk karya kecil dan hina demi kepentingan dan kebaikan banyak orang.
Kita berusaha bersikap rendah hati di hadapan sesama, dan terutama di hadapan Tuhan. Semoga!
Kewapante, 02 Januari 2025