Oleh: Pater Gregor Nule SVD

Maria menerima shalom, damai sejahtera Allah dari malaikat Gabriel. "Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau", (Luk 1:28).

Salam ini mendatangkan  komitmen. Maria diminta untuk menjadi ibu Tuhan. Keputusan Maria menerima tawaran Tuhan untuk menjadi ibu Tuhan.

Dan kehadiran Yesus dalam diri Maria mendatangkan sukacita. Maria penuh dengan Roh Kudus dan sukacita.

Tetapi, Maria tidak ingin agar sukacita itu menjadi miliknya sendiri. Maria segera berangkat ke pegunungan Yudea untuk menjumpai Elizabet, sepupunya yang sedang mengandung.

Perjumpaan dua wanita yang diberkati Tuhan menjadi sekaligus perjumpaan buah kandungan keduanya, yakni Yesus dan Yohanes.

Salam Maria kepada Elizabet mendatangkan sukacita yang luar biasa kepada Elizabet dan terutama buah kandungannya sehingga melonjak kegirangan.

Elizabet berkata," Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku anak yang dalam rahimku melonjak kegirangan",(Luk 1:44).

Dan Maria dipuji Elizabeth sebagai.sosok yang sungguh beriman karena Firman Tuhan yang disampaikan kepadanya terlaksana.

Selain itu, sukacita dan komitmen imannya mendorong Maria untuk memberikan bantuan tanpa diminta kepada Elizabet yang sedang hamil dalam bulan yang keenam.

Maria tidak mau tunda-tunda. Bahkan ia tinggal bersama Elisabet selama tiga bulan. Cinta telah membuat Maria membuka hati dan mau menolong dengan tulus.

Kita belajar dari Maria agar selalu terbuka dan rela menolong sesama dan orang-orang sekitar yang membutuhkan bantuan serta uluran tangan. Semoga!

Kewapante, 21 Desember 2024