Pesan Inspiratif: Seorang Hamba Hanya Melaksanakan Apa yang Harus Ia Laksanakan
redaksi - Senin, 11 November 2024 22:43Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Dalam hidup sehari-hari kita selalu membedakan peran seorang bos dengan peran anak buah, atau peran seorang tuan dengan seorang hamba, atau seorang majikan dengan seorang pekerja.
Seorang.bos, tuan atau majikan punya peran utama. Ia punya kuasa atas orang lain. Ia juga memberikan tugas atau pekerjaan serta menentukan dan memberikan upah. Ia menentukan nasib bawahannya.
Sedangkan, seorang anak buah, hamba atau pekerja siap melaksanakan tugas atau pekerjaan yang ditetapkan, bergantung pada orang lain, serta menerima upah atau bayaran. Nasibnya bergantung pada kebaikan dan kebijakan bos, tuan atau majikannya.
Perikop Injil Luk 17:7-10 melukiskan tentang tugas utama seorang hamba. Yesus menegaskan bahwa seorang hamba hendaknya sadar akan tugas dan perannya.
Seorang hamba sejati mesti tahu melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Ia juga mesti setia melaksanakan peran dan tugas-tugasnya dengan baik.
Seorang hamba tidak tuntut balasan apa pun, termasuk apresiasi atau pun ucapan terima kasih.
Tetapi,i setelah melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya, seorang hamba sejati seharusnya berkata, "Kami ini hamba-hamba yang tak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan", (Luk 17 : 10).
Sebagai orang kristen kita mendapatkan tugas atau misi tertentu. Kita punya tugas untuk mewartakan dan menghadirkan kerajaan Allah di dunia.
Kita mesti melaksanakan tugas perutusan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Kita mesti laksanakan tugas perutusan sebagai hamba-hamba Allah.
Karena itu, dalam menjalankan tugas perutusan di dunia ini kita mesti sadar bahwa tugas perutusan untuk menghadirkan kerajaan Allah dan mewartakan Firman Allah di dunia merupakan kewajiban.
Dan, dalam.melaksanakan tugas perutusan sehari-hari kita tidak.menuntut balasan atau upah. Kita juga tidak tuntut pengakuan dan ucapan terima kasih.
Sebab seperti.St. Paulus upah kita adalah bekerja tanpa upah. Kita telah menerima segalanya secara cuma-cuma, maka kita pun hendaknya memberikan dan membagikannya kepada siapa pun secara cuma-cuma pula. Semoga!
Kewapante, 12 November 2024. ***