Pesan Inspiratif: Siapakah Saudara, Saudari dan Ibu Yesus?
redaksi - Selasa, 23 Juli 2024 07:15Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
SETIAP orang pasti merasa aman, nyaman dan bahagia ketika dirangkul dan diakui sebagai orang dekat, orang dalam atau sebagai keluarga.
Setiap orang juga pasti merasa bahagia jika mendapat perhatian dan kunjungan dari keluarga dekatnya.
Yesus pun demikian. Yesus tentu merasa bahagia ketika mendapat kunjungan dari saudara, saudari maupun ibu-Nya.
Tetapi, reaksi Yesus menunjuk murid-murid-Nya sebagai ibu, dan saudari-saudara-Nya ketika mendapat informasi tentang keinginan keluarga-Nya untuk bertemu dengan-Nya, tidak berarti bahwa Yesus menolak dan tidak mengakui orang-orang sedarah-Nya.
Tetapi, sikap dan tindakan Yesus itu mau menyingkapkan tujuan dan misi-Nya di dunia ini, yakni membangun sebuah persaudaraan universal. Persaudaraan universal terbuka terhadap siapa saja, mengatasi ikatan darah dan kekeluargaan.
- Mt 12: 46-50, Bacaan Injil, Selasa, 23 Juli 2024, Pekan Biasa XVI
- Mzm 85: 2-9, Mazmur Tanggapan, Selasa, 23 Juli 2024, Pean Biasa XVI
- 115 Personil TNI Akan Laksanakan Kegiatan TMMD Tahun di Desa Rii, Kecamatan Nita
Syarat utama menjadi saudara-saudari dan ibu Yesus adalah melakukan kendak Allah Bapa di surga (Mat 12, 49).
Maka siapa saja boleh menjadi saudara - saudari, dan ibu Yesus asal setia mendengarkan Yesus dan melaksanakan kehendak Bapa di surga.
Sebagai orang beriman kita pun merupakan saudara, saudari dan ibu Yesus. Kita menjadi saudara dan saudari Yesus karena mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan.
Lebih dari pada itu, kita dituntut untuk melaksanakan kehendak Bapak di dunia, yakni memperjuangkan kehadiran kerjaan Allah dan keselamatan seluruh umat manusia. Kita juga mesti menjadi saudara dan saudari dari semua orang.
Kita terbuka untuk menerima, hidup dan bekerja sama dengan siapa saja. Kita tidak saling membeda-bedakan dan memisah-misahkan. Kita berjuang untuk kepentingan dan kebahagiaan semua orang.
Kita berkomitmen untuk membangun dan memperjuangkan kekeluargaan dan persaudaraan universal atas dasar iman kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.
Kewapante, 23 Juli 2024. ***