Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

YESUS menghendaki agar rasul-rasul-Nya mengenal identitas-Nya dan memahami hakekat perutusan-Nya di atas bumi. Yesus bukan sekedar seorang guru dan pemimpin dunia.

Yesus adalah Guru dan Tuhan dengan misi yang khusus. Maka Yesus mencari waktu yang tepat untuk mengajar mereka. Yesus ingin agar mereka sungguh paham sebelum semuanya terjadi.

Itulah sebabnya Yesus menegaskan kepada mereka bahwa Anak Manusia akan diserahkan kepada manusia. Ia akan dibunuh. Tetapi, setelah tiga hari Ia akan bangkit dan selamanya, (bdk Mrk 9:31).

Tetapi, kematian Yesus menjadi bukti kesetiaan kepada kehendak Bapa demi keselamatan seluruh umat manusia. Kematian Yesus bukanlah sebuah kekalahan dan sia-sia.

Sebaliknya, kematian Yesus menjadi tanda kemenangan atas dosa dan maut.

Itulah sebabnya ketika para murid-Nya salah memahami identitas Yesus dan misi-Nya, Yesus ingatkan mereka agar sungguh insyaf. Mereka  mesti sadar bahwa sebagaimana Yesus datang untuk melayani, demikian para murid.

Maka Yesus berkata,"Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaknya ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya", (Mrk 9:35).

Seorang murid Yesus mesti menjadi pelayan dan hamba. Jika seorang ingin menjadi tuan dan tuntut pelayanan maka ia tidak layak menjadi murid Yesus.

Seorang murid Yesus mesti bersikap rendah hati. Tidak mencari jabatan dan kedudukan. Tetapi, ia mau bekerja untuk kebaikan bersama. Ia tidak pernah berambisi mencari hormat dan mendapatkan keuntungan pribadi.

Sebagai murid Yesus  kita berusaha untuk mati terhadap kesombongan kita. Kita mesti mengikuti Yesus dan ajaran-Nya. Kita menjadi hamba dan pelayan semua orang.

Kita tidak boleh  malu melayani dan bekerja untuk banyak orang. Kita mengikuti jalan hidup Yesus. Kita mesti bersedia berkorban untuk banyak orang khususnya mereka ysng.kecil dan miskin.

Semoga hidup Yesus menjadi hidup kita. Misi Yesus menjadi misi kita. Kita adalah saksi sejati Yesus Kristus di dunia ini. Semoga!

Kewapante,  25 Februari 2025