Pesan Inspiratif: Yesus Mencela Kemunafikan dan Kepura-puraan

redaksi - Senin, 14 Oktober 2024 23:13
Pesan Inspiratif: Yesus Mencela Kemunafikan dan Kepura-puraanPater Gregor Nule (sumber: Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Kadang-kadang orang berpura-pura berbuat baik agar dipuji dan tidak dianggap aneh. Orang berusaha taat hukum dan ikut aturan. Sebetulnya tindakan dan sikapnya berlawanan dengan kata hatinya.

Itulah kecenderungan umum manusia.  Yang paling penting  adalah memberi kesan baik dan positif.

Perikop Injil Luk 11:37-41 menampilkan kritikan Yesus terhadap kemunafikan orang-orang Farisi. Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi. Yesus makan tanpa mencuci tangan sebelumnya.

Tindakan demikian tidak mungkin dilakukan oleh seorang Yahudi sejati. Ini sebuah skandal besar. Itulah sebabnya mereka mengkritik Yesus karena melanggar aturan hukum Taurat.  

Tetapi, Yesus memanfaatkan kesempatan itu untuk menunjukkan sebuah cara hidup yang baik dan benar, yakni keselarasan antara kata hati dan tindakan.

Kebiasaan membersihkan cawan dan pinggan adalah tindakan baik dan positif. Yesus minta supaya jangan hanya membersihkan bagian luar, melainkan juga bagian dalamnya.

Bagian luar dan bagian dalam mesti sama-sama bersih. Mesti ada keselarasan antara bagian dalam dan bagian luar.

Yesus menuntut kebersihan dan  ketulusan  hati yang mesti tampak lewat sikap dan perbuatan nyata, yang baik dan benar.

Orang yang lurus hatinya selalu jujur dan tulus dalam tindakan. Apa yang ia katakan sejalan apa yang dipikirkannya. Apa yang ia lakukan sejalan dengan kata hatinya.

Dalam hidup sehari-hari kita mesti berusaha supaya jujur dan tulus. Kita bersihkan hati dari segala macam kebusukan, rampasan dan kemunafikan.

Sebab orang yang munafik dan berpura-pura tidak bisa menyembunyikan kebusukan hatinya untuk jangka waktu yang lama. Sebab yang busuk akan segera tercium kendatipun disembunyikan.

Kita belajar untuk taat hukum dan ikut aturan karena semuanya berguna untuk menjamin keteraturan hidup bersama.

Kita hidup baik dan benar, kita setia menjalankan aturan masyarakat, negara dan agama bukan sekedar supaya dipuji, melainkan terutama karena semua itu berguna untuk mencapai kepentingan bersama.

Semoga kita belajar dari Yesus agar berani membela dan memperjuangkan kebaikan bersama, kebenaran dan keadilan.

Kita juga mesti berani dianggap aneh karena selalu berusaha tampil baik, benar, tulus dan jujur. Semoga!

Kewapante, 15 Oktober 2024. ***

RELATED NEWS