Piet Cleophas, Guru dan Sahabat ‘Nyentrik’ di Seminari Mataloko, Telah Berpulang, RIP

redaksi - Senin, 19 Desember 2022 13:16
Piet Cleophas, Guru dan Sahabat ‘Nyentrik’ di Seminari Mataloko, Telah Berpulang, RIPBapak Guru Piet Cleophas bersama Pastor Edu Dopo SJ (sumber: Grup WhatsApp Alsemat)

MATALOKO (Floresku.com) – Menjelang hiruk pikuk berita dan prediksi mengenai pertandingan final Piala Dunia Qatar 2022, Minggu, 18 Desember 2022, tiba-tiba datang berita duka dari Mataloko. 

“Telah berpulang ke pangkuan Yang Ilahi, Bapak Piet Cleophas sore ini, Minggu,18 Desember 2022, pkl.  17.50 wita. Kita doakan agar arwah Bapak Guru Pit Cleophas  dapat beristirahat dalam kebahagiaan kekal di surga”. 

Demikian pesan Whatsapp di beberapa grup yang terdiri dari para alumni Seminari Santo Yohanes Berkmans Todabelu atau biasa disebut Seminari Mataloko.

Kepulangan abadi Bapa Guru Piet Cleophas membawa duka mendalam bagi keluarga dan semua mereka yang mengenal sosoknya.

Bagi para alumni Seminari Mataloko, terutama yang pernah mengalami kebersamaan dengan almarhum pada era 1970-an hingga akhir 1990-an, sosok Bapa Guru Piet Cleophas tak mungkin dilupakan. 

Ia dikenal sebagai guru Bahasa Inggris yang berpenampilan nyentrik baik di ruang kelas maupun di lapangan sepak bola. 

Bapak Guru Piet bersama sang istri tercinta, Ibu Esi. (Sumber: Grup WA Alsemat).

Ia selalu mengenakan sepatu berwarna coklat dengan hak kayu keras. Ayunan langkahnya unik, sedikit berlari melenting, sehingga dari kejauhan sudah kedengaran bunyi langkah kakinya.

Mendengar langkah kaki sang guru, di ujung lorong sekolah,  siswa yang bertugas menjaga pintu sudah berisiap siaga menepukkan tangan dua kali. 

Begitu sang guru, nongol, tepukan tangan keras penjaga pintu kelas segera membuka sapaan seluruh isi kelas dengan suara tarikan panjang ibarat paduan suara: “Good morrrrrrninnnggg! 

Nanyian saapan itu egera dijawab oleh sang guru dengan irama senada, “Kamu punya nenek mooooooyaanggg’

Adegan rutin itu spontan membuat suaana awal pelajara menjadi cerah ceria. Dengan begitu rasa kantuk yang menggoda mata para siswa akibat cuaca dingin Mataloko,serta merta  hilang.

Praktik membuka kelas seperti itu berlangsung turun temurun, sehingga sosok Piet Cleophas, tak terpisahkan dengan sapaan dan jawaban unik di atas.

Di lapangan sepak bola, Piet Clephas beraksi lincah bak anak rusa. Siswa seminari yang nakal selalu memanfaatkan kesempatan untuk mentakel kakinya. 

Merasa dikerjain begitu, Piet Cleophas akan terus mengincar siswa nakal itu dan balas mentakel.

Dengan begitu, Piet Cleophas menempatkan diri sebagai guru sekaligus sahabat bagi para didiknya. Sebuah model pendekatan yang meneladani contoh hidup sang guru sejati, Yesus dari Nazaret.

Begitu sekilas kesan mengenai Bapak Guru Piet Cleophas. 

Bapak guru Piet Cleophas terima kasih. Selanmat jalan ke Surga. Mama Esi, kami turut berduka. *** (MAP).

Editor: redaksi

RELATED NEWS