Presiden Dipakaikan Ulos Pinussaan, Simaklah Maknanya
MAR - Kamis, 03 Februari 2022 07:15MEDAN (Floresku,com) SAAT melakukan kunjungan kerja ke kawasan wisata terpadu Danau Toba, Sumatera Utara Presiden Joko Widodo sebelum menaiki kapal feri, Presiden Jokowi tampak diberikan kain ulos yang diselempangkan di pundak kanan Presiden. Ketua 1 Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Toba, Jonang M.P. Sitorus, menyebut bahwa ulos yang diberikan adalah sebagai pertanda penyambutan yang sangat mendasar dari rakyat kepada pemimpinnya.
“Satu helai lembar yang bernama Ulos Pinussaan. Ulos Pinussaan itu artinya dalah ulos pembungkus berkat, agar Bapak Presiden diberkati Tuhan dalam memimpin bangsa Indonesia dan tetap menjalankan roda pemerintahan Indonesia tetap diberkati Tuhan, diberi kesehatan, diberi nikmat,” jelasnya, mengutip laman presidenri, Rabu (2/2/2022).
“Ulos itu hanya bisa dipakai orang yang sudah punya cucu. Kami tahu Bapak Presiden sudah diberkati Tuhan dengan cucu, maka Bapak Presiden sudah berhak memakai Ulos Pinussaan itu,” katanya.
Baca Juga:
- Menparekraf Sandiaga Uno Luncurkan Program Kata Kreatif Indonesia Tahun 2022
- Perekat Nusatantara Dukung Polri Tindak Edy Mulyadi dan Desak Supaya AzamKhan Diproses
- Polisi Bekuk Terduga Pencuri Babi di Wolowaru, Kabupaten Ende
Setelah kain ulos diberikan, prosesi adat dilanjutkan dengan penaburan beras. Menurut Jonang, prosesi ini memiliki makna meminta berkat kepada Tuhan dan diharapkan berkat tersebut datang kepada tamu yang datang ke tanah Batak.
“Itu adalah sebuah prosesi penyambutan setelah ulos itu diberikan, maka beras itu ditaburkan ke atas, yaitu meminta berkat dari Tuhan dan sebagaimana beras itu beramai-ramai turun ke bumi setelah ditaburkan ke atas, seperti itulah ramainya berkat itu kepada tamu yang datang ke tanah Batak,” ungkapnya.
Selain itu, kedua prosesi tersebut juga merupakan cara untuk menghargai nilai-nilai dasar budaya masyarakat yang ada di sekitar Danau Toba. Diharapkan, tamu yang disambut juga diberikan keselamatan.
“Kita tetap menghargai adat Batak itu dengan memberikan ulos dan penaburan beras sebagai lambang keselamatan yang sudah diberikan Tuhan kepada rombongan dan Bapak Presiden tiba di Ajibata,” paparnya.
Presiden juga tampak menjatuhkan jeruk purut ke Danau Toba yang dimaknai sebagai nilai-nilai dasar bagi orang Batak yang sudah turun-menurun bahwa jeruk purut ini bisa menyembuhkan penyakit dan bisa menyembuhkan hati bagi warga masyarakat di kawasan Danau Toba.
“Kita berharap dengan dijatuhkan oleh Presiden jeruk purut ke Danau Toba bahwa Danau Toba ini akan menjadi danau yang aman, danau yang tenang untuk dilalui semua pelayaran-pelayaran yang ada di Danau Toba,” ungkapnya.
“Dirangkai lagi dengan memercikkan air yang suci dari cawan dengan daun beringin yaitu pertanda bahwa kapal-kapal yang akan berlayar di Danau Toba ini adalah kapal yang tetap dilindungi dan diberkati, disertai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” tandasnya.(*)
Tulisan ini telah tayang di wongkito.co oleh Nertina pada 03 Feb 2022