Punya Hutan Mangrove Seluas 23.020,33 Ha, Warga NTT Wajib Melestarikannya

redaksi - Kamis, 25 April 2024 18:53
 Punya Hutan Mangrove Seluas 23.020,33 Ha, Warga NTT Wajib MelestarikannyaHutan Mangrove (sumber: Istimewa)

KUPANG (Floresku.com) -Bebera pekan lalu  Pj Gubernut NTT Ayodhia G. L Kalake menyampaikan bahwa mangrove memiliki peran dan fungsi penting dalam melastarikan ekosistim laut sehingga perlu dijaga kelestariannya.

Kawasan mangrove di NTT sendiri tersebar diseluruh Kabupaten/Kota seluas 23.020,33 Ha. Kawasan mangrove yang ada terbagi atas Kelas Kerapatan Jarang (763,48 Ha), Sedang (1.529,56 Ha) dan Lebat (20.727,28 Ha). 

Kelas Kerapatan Jarang dan Kerapatan Sedang yang perlu dilakukan rehabiltasi. 

Potensi rehabilitasi kawasan mangrove di NTT seluas 1.847,97 Ha pada wilayah dengan topolgi 1) Area Terabrasi (365,27 Ha), Lahan Terbuka (1.409,34 Ha), Mangrove Terabrasi (28,11 Ha) dan Tanah Timbul (45,24 Ha).

Demikian disampaikann Koordinator UPT KLHK Provinsi NTT Ir. Arief Mahmud, M.Si dalam siaran pers diterima RRI, Kamis (25/4).

“Upaya merehabilitasi kawasan mangrove di Provinsi NTT telah dilakukan oleh Kementerian LHK dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama 5 (lima) tahun terakhir seluas 996 Ha," ujar ujar Koordinator UPT KLHK Provinsi NTT Ir. Arief Mahmud,

Data menunjukan, dia menambahkan,  tahun 2019 sumber dana APBD I seluas 15 Ha; 2020 sumber dana APBN KLHK 681 Ha; 2021 sumber dana APBN KLHK 50 Ha dan APBN BRGM 200 Ha; 2022 sumber dana APBN KLHK 25 Ha; dan tahun 2023 sumber dana APBN KLHK seluas 25 Ha. Seperti yang diketahui mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting dalam memperkuat resiliensi dan menjaga kualitas lingkungan. 

Melihat potensi mangrove yang luar biasa ini, maka penanaman mangrove tentu dapat memberikan banyak manfaat.

Manfaat hutan mangrove, Arief menjelaskan, antara lain mengurangi abrasi pesisir akibat gelombang laut, menangkap bahan pencemar sehingga menjaga kualitas air, habitat bagi beragam flora dan fauna pesisir dan laut, menjadi sumber bahan pangan khususnya perikanan, menciptakan daya tarik wisata dengan tampilan estetik dan meningkatkan cadangan karbon.

Sementara itu Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pengembangan Persemaian Modern, Ir. Hudoyo, M.M. berpesan agar semua pihak, baik aparat, bisnis leaders, para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada dan seluruh elemen masyarakat khususnya generasi muda, untuk selalu  bahu membahu menanam pohon, termasuk mangrove.

“Kelestarian bumi bukanlah tanggungjawab perorangan. Kelestarian bumi adalah tanggungjawab semua pihak yang hidup di bumi tanpa terkecuali. Untuk itu mari tanamkan harapan masa depan hijau yang berkelanjutan melalui partisipasi aktif seluruh pihak dan masyarakat dalam meningkatkan aksi konkret ini agar terwujudnya dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” tutup  Ir. Hudoyo.(*)

RELATED NEWS