Ribuan Umat Kevikepan Mbay Gelar 'Unjuk Rasa Damai; Tolak Proyek Geothermal Siang Ini

redaksi - Kamis, 05 Juni 2025 07:41
Ribuan Umat Kevikepan Mbay Gelar 'Unjuk Rasa Damai; Tolak Proyek Geothermal Siang IniPater Marsel bersama warga/umat Paroki Aeramo menggelar unjuk rasa menolak proyek geothermal di Marapokot, Kecamatan Asesea, akhir Mei lalu. (sumber: Tangkapan Layar TikTok.com/aurel.update.pers)

MBAY (Floresku.com) - Ribuan umat Katolik yang tergabung dalam Forum Peduli Lingkungan Hidup (FPLH) dari 20 Paroki Kevikepan Mbay akan melakukan unjuk rasa di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo pada Kamis (5/6) siang ini.

Aksi  ‘unjuk rasa damai’ ini bertujuan untuk menolak kehadiran proyek yang dapat merusak lingkungan hidup, seperti Geothermal di Pulau Flores dan Lembata.

Ketua FPLH, Pater Marselinus Kabut, OFM, menjelaskan bahwa dampak negatif dari proyek Geotermal di Pulau Flores telah terjadi di Daratei, Mataloko, Kabupaten Ngada, serta Sukoria, Kabupaten Ende, dan Pocoleok, Wae Sano, Kabupaten Manggarai.

"Aksi damai ini diselenggarakan sebagai respons terhadap rencana proyek geotermal di Kabupaten Nagekeo. Pada tahun 2020, survei telah dilakukan. Terdapat tiga lokasi yang ditandai untuk pembangunan proyek geotermal, yaitu Marapokot di Kecamatan Aesesa, Pajoreja di Kecamatan Mauponggo, dan Rendu Teno di Kecamatan Aesesa Selatan," ungkap Pater Marselinus kepada Floresku ketika dihubungi, Rabu (4/6) malam.

"Agenda aksi kami adalah menolak semua proyek yang berdampak pada kerusakan lingkungan, salah satunya adalah Geothermal," tegasnya.

Pastor yang berkarya di Paroki Yesus Kerahaiman Ilahi Aeramo itu menambahkan bahwa enam Uskup Provinsi Gerejawi Ende telah mengeluarkan Surat Gembala yang secara tegas menolak pembangunan proyek geothermal di Flores dan Lembata.

Sebagaimana diberitakan sebelimnya Keuskupan Agung Ende (KAE) juga menolak proyek panas bumi atau geotermal di wilayah Ende, Ngada, dan Nagekeo.

Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD bahkan telah secara tegas menolak proyek geothermal di wilayah Keuskupan Agung Ende, yaitu di Sokoria, Mataloko, dan Nagekeo.
"Aksi yang kami lakukan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral kepada sesama umat manusia," ucap Pater Marselinus. (San/MA). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS