Ribuan Umat Tumpah Ruah dalam Prosesi Akbar Maria Assumpta Nusantara di Festival Golo Koe 2025

redaksi - Jumat, 15 Agustus 2025 14:54
Ribuan Umat Tumpah Ruah dalam Prosesi Akbar Maria Assumpta Nusantara di Festival Golo Koe 2025Ribuan umat Katolik Labuan Bajo ikut dalam prosesi Patung Bunda Maria Asumpta Nusantara dalam Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo, Kamis (14/8) petang. (sumber: Vinsen Patno)

LABUAN BAJO (Floresku.com) – Ribuan umat Katolik dari seluruh wilayah Keuskupan Labuan Bajo memadati jalanan dan tepian laut pada Kamis (14/8) untuk mengikuti Prosesi Akbar Patung Maria Assumpta Nusantara, salah satu puncak acara Festival Golo Koe 2025. Perayaan ini menjadi simbol persatuan, sukacita, dan devosi mendalam umat kepada Bunda Maria.

Dari antara lautan umat, hadir pula Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi bersama Ny. Trince Yuni Endi, serta Wakil Bupati yang juga Ketua Umum Festival Golo Koe, Yulianus Weng, didampingi Ny. Mely Weng. Mereka berjalan bersama umat mengikuti prosesi yang dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng, Mgr. Maksimus Regus, Pr.

Devosi yang Menghidupkan Iman

Dalam tradisi Gereja Katolik, perarakan patung atau gambar Bunda Maria adalah ungkapan cinta dan penghormatan kepada Bunda Allah. Umat melihatnya sebagai kesempatan untuk meneladani iman dan kesucian Maria, yang selalu mengarahkan hati kepada Yesus Kristus. 

Prosesi ini bukan sekadar ritual, tetapi perjalanan rohani yang sarat makna: sebuah pengakuan iman dan doa bersama memohon penyertaan Maria dalam kehidupan sehari-hari.

Prosesi Laut yang Memukau

Acara dimulai dengan ibadat pembukaan di Gereja Stella Maris Labuan Bajo. Dari sana, patung Maria Assumpta Nusantara diarak menuju Dermaga Biru Kampung Ujung untuk dilakukan pentahtaan singkat, lalu dibawa melalui laut. Perahu pembawa patung melintasi rute indah: dari dermaga Biru menuju Pulau Bajo dan Pulau Monyet, kemudian ke Pantai Pede, sebelum kembali ke Waterfront City.

Sepanjang perjalanan laut, umat menyambut dengan tarian tradisional, untaian doa, dan nyanyian pujian. Saat patung tiba di Marina Labuan Bajo, ribuan orang bersorak gembira dan mengangkat tangan, seakan menyambut seorang tamu agung yang kembali ke tengah-tengah mereka.

Suasana perarakan (Foto: Vinsen Patno)

Perarakan Darat: Jalan Iman Menuju Gua Golo Koe

Dari Marina, prosesi dilanjutkan melalui darat, melintasi Jalan Soekarno Hatta menuju Gerbang Seminari Santo Yohanes Paulus II, Kantor Bupati, pertigaan Golo Koe, dan berakhir di Gua Golo Koe. Sepanjang rute, rumah-rumah dan tepi jalan dipenuhi patung Bunda Maria kecil yang dihias bunga. Umat berdiri dengan lilin menyala di tangan, mendaraskan doa Salam Maria dan melantunkan kidung pujian.

Jalan-jalan utama Labuan Bajo sore itu menjadi lautan lilin dan suara doa. Anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia berjalan bersama, membentuk arak-arakan iman yang menggetarkan hati.

Drama Kisah Maria yang Mengharukan

Sebelum pentahtaan patung di Gua Golo Koe, para Orang Muda Katolik Paroki Katedral Roh Kudus menampilkan teater rohani tentang peran Maria dalam kisah sengsara Yesus. Adegan-adegan tentang kesetiaan Maria hingga kaki salib membuat banyak penonton menitikkan air mata. Mereka terharu menyadari bahwa melalui Maria, karya keselamatan Allah bagi umat manusia dijalankan dengan sempurna.

Pentahtaan Patung Bunda Maria di Gua Maria Golo Koe (Foto: Vinsen Patno)

Pentahtaan di Gua Golo Koe

Upacara pentahtaan dipimpin oleh Vikaris Episkopal Labuan Bajo, Romo Yuvensius Rugi, Pr, bersama Uskup Labuan Bajo dan Vikjen Romo Richardus Manggu, Pr. Patung Maria Assumpta Nusantara ditempatkan di altar gua, dikelilingi lilin-lilin yang menyala, doa-doa yang bergema, dan nyanyian pujian dari ribuan umat.

Area gua yang mampu menampung ratusan orang penuh sesak, sementara ribuan umat lainnya memenuhi pelataran dan jalan sekitar. Suasana penuh kekhusyukan, seolah setiap lilin yang menyala adalah simbol hati umat yang terbuka menerima kasih Allah.

Simbol Persatuan dan Harapan

Prosesi akbar ini menjadi momen iman sekaligus peristiwa budaya yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat Katolik di Manggarai Barat. Umat diajak untuk meneladani ketaatan dan kerendahan hati Bunda Maria, serta membiarkan dirinya dibimbing menuju Kristus.

Bagi banyak umat, kehadiran patung Maria Assumpta Nusantara di tengah kota bukan hanya simbol devosi, tetapi juga pengingat akan misi setiap orang Katolik: hidup dalam kasih, menjadi saksi iman, dan membawa damai di manapun berada.

Perarakan ini pun berakhir dengan suasana sukacita yang tak terlukiskan—sebuah paduan antara doa, nyanyian, budaya, dan persaudaraan yang mengakar kuat di hati umat Labuan Bajo. (Oleh: Rachel, berdasarkan Laporan Vinsen Patno untuk Katolikku.com).

Editor: redaksi

RELATED NEWS