Saat Reses di Toto-Ute Raya, Elias Cima Dapat Keluhan Bawah Pemerintah Lamban Merespon Usulan Masyarakat

redaksi - Jumat, 14 Maret 2025 22:07
Saat Reses di Toto-Ute Raya,  Elias Cima  Dapat Keluhan Bawah Pemerintah Lamban Merespon Usulan Masyarakat Suasana saat Anggota DPRD Nagekeo, Elias Cima melakukan reses di Ute. (sumber: Ray)

NANGARORO (Floresku.com) - Reses masa sidang 1 DPRD Kabupaten Nagekeo dimulai pada tanggal 10 – 15 Maret 2025.  

Elias Cima,  anggota DPRD Kabupaten Nagekeo Dapil Nagekeo II (Nangaroro, Keo Tengah dan Mauponggo) dari Partai Perindo melakukan reses I di sejumlah titik yakni Malapadhu – Kekadena (Desa Utetoto), Wodomia-Wekaatu-Kekadeki (Odaute), Ndudi-Lelawete-Malasera-Bhondukado (Nataute), Kodidewa-Koopodako (Kelurahan Nangaroro). 

Masyarakat yang adalah konstituen dari masing-masing wilayah kunjungan sangat antusias menyambut Elias. Mereka aktif terlibat dalam diskusi dan penyampaian aspirasi serta sejumlah harapan. 

Kepada anggota DPRD Elias Cima masyarakat menyampaikan sejumlah usulan dan keluhan sebagai berikut:

Pertama, sudah sejak lama masyarakat di wilayah Toto-Ute Raya belum mendapatkan sentuhan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, Air Bersih dan listrik sampai tuntas. 

Segmen jalan Nunukono Malapadhu Kekadena belum tuntas dibangun, jembatan Malidewa yang menghubungkan Koekobho – Malapadhu Kekadena sudah diusulkan bertahun-tahun sampai saat ini belum dibangun. 

Segmen Jalan Nunukono - Wodomia – Kekadeki – Nunudhele- Aekana sejak dibuka sampai saat ini belum ada peningkatan, masyarakat masih bergumul dengan lumpur dan debu dan bahkan berkubang dengan lubang-lubang sepanjang beberapa titik yang menghambat mobilitas penduduk dan ekonomi. 

Segmen jalan Wodomia Kopodako Puuperi dibangun asal-asalan, bahkan tidak tuntas.
Longsoran yang sudah lama dilaporkan sampai saat ini tidak ditangani. BPBD tidak hadir untuk menyelesaikan bencana yang menimpa masyarakat.

Kedua, masyarakat  Toto Raya yang pemukimannya di daerah aliran sungai (Dowo Toto): Malapadhu-Bhondukado-Malasera-Lelawete-Ndudi-Nangamboa terdampak  musibah banjir berulang-ulang tetapi tidak ada penanganan serius dari pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Ende. 

Demikian juga masyarakat yang berpemukiman di daerah aliran sungai Dowo Dodo dan Dowo Ndola : Kopodako, Kodidewa. 

Usulan bronjongnisasi atau normalisasi sudah lama diajukan, bahkan petugas dari BPBD berulang-ulang datang survei tetapi tanpa realisasi. 

Ketiga, sampai saat ini ada dua wilayah di Toto – Ute Raya yang belum nikmati jalan raya  masuk kampung dan listrik masuk kampung yakni kampung Nunudhele serta kampung Wodowae. 

Usulan listrik dan jalan agar masuk ke wilayah ini sudah berulang-ulang disampaikan, tapi pemerintah terkesan tidak lagi peduli, alasannya jumlah penduduk di wilayah ini tergolong kecil dengan jumlah Rumah dan kepala Keluarga masih sedikit. 

Padahal pada wilayah tersebut terdapat sejumlah potensi ekonomi dan komoditi pertanian masyarakat.

Keempat, rumah tidak layak huni di wilayah Toto Raya masih sangat banyak, tetapi dinas perumahan dan tata kota dan perumahan selama ini tidak memiliki niat yang serius untuk menuntaskan masalah ini. 

Bahkan di Desa Odaute Sudah tiga  tahun tidak mendapatkan sentuhan bantuan perumahan.
Kelima, krisis air bersih masih menjadi masalah serius di Toto Raya. 

Masyarakat Desa Odaute, Nataute dan Kelurahan Nangaroro sudah sejak lama mengusulkan pembangunan sarana air bersih. 

Justru ketika pembangunan hadir dikerjakan asal-asalan dan sampai hari ini proyek air minum diwilayah ini tidak tuntas dilakukan dan meninggalkan sejumlah masalah.

Masyarakat mendesak agar DPRD merekomendasikan temuan-temuan ini ke pihak aparat penegak hukum untuk diproses secara hukum bagi mereka yang nakal.

Dalam reses tersebut Elias Cima didampingi langsung oleh para kepala desa dan lurah yakni, Kepala Desa Utetoto, Odaute, Nataute dan Lurah Nangaroro serta para aparat desa, Dusun dan RT. (Ray). ***
 

RELATED NEWS