Sambut HAN 2022, 'Komunitas Momang Anak Manggarai' Sambangi Anak-Anak di Wae Rebo
redaksi - Senin, 11 Juli 2022 11:48RUTENG (Floresku.com) - 'Komunitas Momang Anak Manggarai’ yang terdiri dari para pegiat anak dan praktisi pendidikan (play therapist anak, guru penggerak dan beberapa guru lainnya) mengadakan kegiatan 'Bermain Ceria dan Belajar yang Menyenangkan' bersama dengan anak-anak di Kampung Wae Rebo, Desa Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (Sabtu (9 /7) dan Minggu (10/7)) tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2022 yang diperingati setiap 23 Juli setiap tahunnya.
Harapan dan Tantangan Generasi Muda Kampung Wae Rebo
Mengisi waktu malam, Komunitas Momang Anak Manggarai mengadakan diskusi dalam forum 'lonto leok' bersama dengan beberapa orang tua dan tokoh adat di Kampung Wae Rabo tersebut.
Kegiatan diskusi tersebut dipandu oleh Stefanus Agming, S.Pd yang merupakan salah satu guru penggerak Kabupaten Manggarai di bawah tema 'Harapan dan Tantangan Generasi Muda Kampoeng Wae Rebo'
Pada saat diskusi, salah satu orang tua murid yang diketahui bernama Wihelmus Rupun menyampaikan, sekarang ini banyak anak-anak yang bermental instan dan kurang memiliki semangat juang yang tinggi dan bahkan seringkali membuang waktu dengan hal - hal yang tidak produktif, seperti halnya bermain game di HP.
Hal ini, lanjutnya, menjadi tantangan tersendiri untuk perkembangan Kampungt Wae Rebo ke depannya.
"Saat ini, kami yang berperan. Hari esok, anak kami yang akan melanjutkan. Namun apakah mereka mampu?," ungkapnya dengan pertanyaan retoris.
Sementara itu, salah tokoh adat lainnya Paulinus Pangkul mengatakan, takdir akan menentukan seseorang untuk menjadi pemimpin di Wae Rebo. Tolak ukur bahwa seseorang itu mampu apabila dia bisa menjalankan kepercayaan yang diberikan.
"Hal itu tentunya menjadi tolak ukur tersendiri," ungkap Wihelmus.
Pada saat yang sama, Narwastu Anggie Ratsih, M.Pd selaku praktisi pendidikan yang juga play therapist mengungkapkan, orang yang sukses itu bukan hanya orang yang pintar tetapi juga orang yang memiliki karakter yang baik.
Ia pun menekankan pentingnya pola pengasuhan parenting bagi orang tua, dimana orang tua itu sendiri harus mengedepankan dialog dengan anak.
Sebelum orang tua mengoreksi anaknya maka perlu dibangun koneksi yang baik; 'conection before correction'.
"Salah satu cara untuk membangun koneksi dengan anak adalah dengan membangun dialog. Selain dialog, metode yang cukup simpel adalah dengan cara bermain. Hal itu akan menjadi pintu masuk untuk bisa berdialog dengan anak," cetus Anggie.
Lebih lanjut, Anggie menjelaskan bahwa 'play therapy' adalah metode bermain yang bisa mempengaruhi emosi kita dan mengeluarkan hormon kesenangan atau happy serta bisa mempengaruhi struktur otak kita.
"Kita perlu belajar dari filosofi pohon bambu dimana pertumbuhannya agak lambat dari usia 0 - 5 tahun. Yang diperkuat itu adalah akarnya dan bukan batangnya. Demikian juga manusia. Hal yang perlu diperkuat itu saat anak-anak dalam usia 0 - 5 sebagai usia emas seorang anak manusia," ujar Anggie.
Dalam kesempatan diskusi tersebut juga hadir Rm. Marthin Wiliam, Pr yang bersama dengan beberapa Guru SMAK St.Fransisiskus Xaverius melakukan kunjungan wisata di Wae Rebo.
- Ruas Jalan Nangamboa - Ndangakapa - Watu Mite, Rusak Parah: Warga Minta Pemda Ende dan Nagekeo Segera Perbaiki
- Prada Marinir Daniel Dalu Ritan, Anak Yatim, Siswa Terbaik Dikmata Marinir Angkatan XLI/1 TA 2022
Dalam pembicaraannya, Rm. Marthin Wiliam, Pr menyampaikan pentingnya keteladanan orang tua dalam membentuk karakter Anak.
"Orang tua harus menjadi contoh dan memiliki integritas sehingga bisa diikuti oleh anak - anaknya," ungkap Rm. Marthin.
Bermain dan Belajar
Pada Minggu10 Juli 2022, Komunitas Momang Anak Manggarai melaksanakan kegiatan 'Bermain Ceria dan Belajar Menyenangkan' bersama anak - anak dari Kampung Wae Rebo bertempat di halaman kampung adat Wae Rebo.
Kegiatan bermain sambil belajar tersebut diawali dengan perayaan ekaristi yang di pimpin oleh Rm. Martin Wiliam, Pr.
Dalam kotbahnya Rm. Martin menekankan bahwa selain kecerdasan Intelektual, manusia juga butuh kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial.
"Kita pun harus menjadi menusia yang berguna bagi sesama kita," ungkapnya.
Usai perayaan Ekaristi, Komunitas 'Momang Anak Manggarai' membagi anak - anak ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan bakat dan minat mereka masing - masing, baik itu kolompok seni, kelompok sains (IPA dan Matematika) maupun juga kelompok bermain.
Tampak, anak - anak sangat antusias dan bahagia mengikuti kegiatan yang dibawakan oleh 'Komunitas Momang Anak Manggarai
Felis, salah satu siswa kelas VI SDK Denge mengakui, kegiatan seperti ini membuat mereka senang dan semangat untuk belajar.
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Ecin, sala seorang siswa kelas VIII SMPN 4 Dintor, Satarmese Barat, Manggarai.
Baginya, kegiatan yang dibawakan 'Komunitas Momang Anak' membuat mereka senang dan semangat dalam belajar.
"Kami tentunya sangat senang sekali dengan kegiatan yang diadakan oleh 'Komunitas Momang Anak'. Kegiatan seperti ini membuat kami semangat dalam belajar," cetus Ecin.
Sementara itu, Narwastu Anggie Ratsih,M.Pd dalam komentarnya usai kegiatan tersebut mengatakan, komunitas momang anak Manggarai memiliki kerinduan agar hak anak itu bisa terpenuhi, seperti halnya hak hidup, hak tumbuh kembang, hak partisipasi dan hak mendapatkan perlindungan.
"Kepada orang tua, tentunya diharapkan agar hak-hak dari anak ini bisa terpenuhi sehingga mereka bisa menjadi generasi yang berkualitas untuk bangsa dan negara, terlebih khusus untuk Kampung Wae Rebo," ungkap Anggie.
Pada tempat yang sama, mewakili Guru Penggerak Kabupaten Manggarai sekaligus Koordinator Guru Penggerak Kabupaten Manggarai, Mario Kurniawan Toro S.Pd.,Gr menyampaikan harapannya agar orang tua selalu membangun dialog dengan anak.
"Salah satu cara agar bisa berdialog dengan anak adalah dengan bermain," ungkap Kepala Sekolah SMPN SATAP Rangkang Kalo tersebut.
Sementara itu, mewakili pegiat anak, Hilaria Kurniati Meot, S.Pd menaruh harapan agar para wisatawan yang mengunjungi Wae Rebo bisa berbagi hal yang positif dari daerah asalnyauntuk kemajuan orang tua dan anak-anak di Wae Rebo.
"Untuk para wisatawan tentunya diharapkan agar selain menikmati indahnya kampung adat Wae Rebo, mereka juga bisa membagikan hal yang postif untuk kemajuan orang tua dan anak-anak di Wae Rebo," cetus Hilaria. (Jivansi/Almon Gaut) ***