Surat Gembala Pra-Paskah Para Uskup Provinsi Gerejawi Ende

redaksi - Kamis, 20 Maret 2025 20:46
Surat Gembala Pra-Paskah Para Uskup Provinsi Gerejawi EndeSearah jarum jam: Mgr Paulus Budi SVD (Uskup KAE), Mgr Frans Kopong (Uskup Keuskupan Larantuka), Mgr Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar), Mgr Sipri Hormat (Uskup Keuskupan Ruteng), Mgr Ewaldus (Uskup Keuskupan Maumere), Mgr Maksi Regus (Uskup Keuskupan Labuan Bajo) (sumber: Dokpen KWI)

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yoh 10:10) 

Pengantar 
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, 
Selamat menjalani Masa Pra-Paskah 2025. Masa ini penuh rahmat.

Kita diajak merenungkan hidup dalam terang kasih Kristus. Inilah waktu bertobat, memperbarui iman, dan menghidupi nilai Injili. Sebagai gembala, kami mengajak umat menyikapi tantangan sosial yang mengancam martabat kehidupan. 
Kristus datang membawa hidup berkelimpahan (bdk. Yoh. 10:10).

Namun, realitas menunjukkan banyak saudara kita menghadapi ancaman. Dalam semangat persaudaraan, kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas beberapa persoalan mendesak. 

Pertama, Eksploitasi Energi: Memilih Masa Depan Secara Bijaksana

"Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik" (Kej 1:31).

Pembangunan harus berkelanjutan. Namun, eksploitasi sumber daya alam, termasuk energi geothermal di Flores dan Lembata, menimbulkan pertanyaan. Apakah kita membangun masa depan yang lebih baik atau justru merusaknya? Pulau-pulau kecil dengan ekosistem rapuh ini berisiko besar.

Eksploitasi yang tidak bijaksana berdampak pada lingkungan, ketahanan pangan, keseimbangan sosial dan keberlanjutan kebudayaan.

Kita telah menyaksikan sejumlah persoalan yang muncul dari (rencana) eksplorasi dan eksploitasi energi geothermal.

Kami menilai energi geothermal bukanlah pilihan yang tepat untuk konteks Flores dan Lembata, dengan topografinya yang dipenuhi gunung dan bukit dan sumber mata air permukaan yang amat terbatas.

Pilihan eksploitatif ini juga bertabrakan dengan arah utama pembangunan yang menjadikan wilayah ini sebagai daerah pariwisata, pertanian, perkebunan, peternakan unggulan serta pertanian dan kelautan.

Gereja dipanggil menjaga ciptaan. Paus Fransiskus dalam Laudato Si’ menekankan bahwa krisis sosial dan lingkungan saling terkait.

Kami mendorong penggunaan energi ramah lingkungan, seperti energi surya, dengan tanggung jawab dan visi keberlanjutan. Gagasan ini juga searah dengan Surat Pastoral Konferensi Federasi Para Uskup Se-Asia

Kepada Gereja-Gereja Lokal di Asia tentang “Pemeliharaan Ciptaan: Panggilan untuk Pertobatan Ekologis (15 Maret 2025)..” 

Kedua, Perdagangan Orang: Luka Kemanusiaan Mendesak

"Tuhan mendengar seruan orang tertindas" (Mzm 10:17). 
Perdagangan manusia memilukan.

Banyak saudara kita, terutama perempuan dan anak-anak, terjebak dalam eksploitasi. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang membutuhkan tanggapan konkret dan segera.

Gereja tidak boleh diam. Kita harus menjadi suara bagi yang tak bersuara. Kami mengajak semua pihak—pemerintah, organisasi sosial, komunitas keagamaan, pemuka adat, dan umat—untuk ikut serta dalam pencegahan, perlindungan, dan pemberantasan perdagangan manusia.

Kesadaran dan edukasi di tingkat keluarga dan komunitas harus diperkuat.

Ketiga,Stunting: Ancaman bagi Masa Depan Generasi 
"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka" (Mrk. 10:14). 
Anak-anak adalah masa depan kita. Namun, stunting—kekurangan gizi kronis—masih menjadi masalah serius. Ini bukan sekadar persoalan kesehatan, tetapi juga ketidakadilan sosial. 
Gereja terpanggil—dan memanggil semua pihak—membantu mengatasi stunting.

Edukasi bagi orang tua, pendampingan keluarga kurang mampu, serta program sosial harus diperkuat. Setiap anak berhak atas gizi yang cukup. Masa depan mereka adalah tanggung jawab kita bersama.

Keempat, Wabah Peternakan dan Pertanian: Ancaman Ketahanan Pangan

"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!" (Mzm 136:1). 
Tanah yang kita pijak adalah anugerah Tuhan.

Namun, berbagai wabah yang menyerang peternakan dan pertanian—seperti flu babi dan penyakit tanaman— mengancam banyak keluarga.

Jika tidak ditangani serius, dampaknya besar bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Kami menyerukan perhatian lebih besar dari pemerintah dan masyarakat. Krisis ini harus diatasi dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan keberlanjutan. Riset, inovasi pertanian, serta kebijakan yang berpihak kepada petani dan peternak harus menjadi prioritas. 

Seruan dan Ajakan

Gereja dipanggil menjadi penjaga kehidupan dan pelayan sesama. Dalam semangat kasih Kristus, kami mengajak seluruh keluarga umat Allah di wilayah Provinsi Gerejawi ENDE untuk:

1. Menjaga lingkungan dengan menolak eksploitasi sumber daya yang merusak ekosistem, termasuk energi geothermal, di Flores dan Lembata, yang menimbulkan pertanyaan berbagai pihak saat ini.

2. Menjadi suara bagi yang tak bersuara, dengan berperan aktif dalam pemberantasan perdagangan orang.

3. Mendukung program kesehatan dan gizi, khususnya pencegahan stunting dan kesejahteraan anak-anak.

4. Mengupayakan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kesejahteraan sosial dan kelestarian alam.

5. Terlibat dalam aksi nyata, seperti kampanye lingkungan, advokasi kebijakan publik, dan gerakan sosial untuk keadilan.

Masa Pra-Paskah adalah kesempatan membangun komitmen baru: merawat kehidupan, menjaga keadilan sosial, dan memelihara ciptaan.

Kita berjalan bersama dalam harapan akan kebangkitan yang membawa terang bagi dunia.

Sebab, “harapan kristiani memanggil kita untuk terlibat aktif dalam pemulihan ciptaan dan penyembuhan luka-luka dunia kita” (Surat Pastoral Konferensi Federasi Para Uskup Se-Asia, 15 Maret 2025). 

Sidang Tahunan Para Uskup Provinsi Gereja ENDE 
Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, Maumere, 10—13 Maret 2025. 

PARA USKUP: 
Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, 
Uskup Agung Ende

Mgr. Silvester San 
Uskup Denpasar 

Mgr. Fransiskus Kopong Kung 
Uskup Larantuka

Mgr. Siprianus Hormat 
Uskup Ruteng 

Mgr. Edwaldus Martinus Sedu 
Uskup Maumere

Mgr. Maksimus Regus 
Uskup Labuan Bajo

RELATED NEWS