Tak Banyak yang Tahu, Ternyata 'Bendera Merah Putih Tertua di Indonesia' Tersembunyi di Kampung Wolowea, Nagekeo

redaksi - Minggu, 22 Oktober 2023 10:16
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata 'Bendera Merah Putih Tertua di Indonesia' Tersembunyi di Kampung Wolowea, NagekeoSeorang pria di Kampung Wolowae, Nagekeo memperlihatkan Bendera Mera Tua yang diyakini berasal dari zaman Kerajaan Majapahit, kepada Pater Wili Lehman SVD pada 20 April 1987 silam. (sumber: Buku P Wily Lehman (2002) halaman 15)

MBAY (Floresku.com) -Tak banyak yang tahu kalau Kabupaten Nagekeo di Flores Tengah memendam warisan sejarah yang unik dan sangat bernilai. 

Betapa tidak, di sejumlah kampung di wilayah kabupaten ini terdapat sejumlah jejak sejarah masa lampau yang masih sangat kentara. 

Peninggalan sejarah itu di antaranya situs gereja tua, peti-peti patroli dan perlengkapan misa dari para padre (imam Katolik) Portugis yang melakukan karya misi Katolik perdana di Flores abad ke-16 dan 17. 

Ada pula perlengkapan para serdadu  seperti pakaian, pedang dan bendera Portugis. 

Selain itu ada pula warisan yang terkait dengan Kerajaan Majapahit yang wilayah kekuasaannya mencapai Flores, pada sekitar ke-14 dan 15.

Letak Kampung Wolowea di Kabupaten Nagekeo, Flores Tengah (Sumber: www.google.com/maps/place/Wolowea.com)

Salah satu warisan Kerajaan Majapahit yang bernilai adalah Bendera Merah Putih. 

Bendera Merah Putih 'tertua di Ineonesia itu tersembunyi di Kampung Wolowea, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo.

Belum bisa dilacak kembali

Sejak Juni hingga September, Floresku.com berusaha melacak keberadaan bendera yang pernah diperlihatkan kepada Pater Karl Wilhem Lehman, SVD (Pater Wily Lehman SVD) dan timnya pada tahun 1987  silam.

Ketika berjumpa dengan beberapa tua adat dari Kampung Wolowea saat melakukan kunjungan ke Desa Gero beberapa waktu lalu, Floresku.com sempat bertanya mengenai keberadaan bendera itu. Namun mereka mengaku tidak tahu perihal itu.

Ada beberapa kemungkinan, mereka memilih bungkam. Pertama,  karena mereka benar-benar tidak mengetahui keberadaan bendera tersebut. 

Kemungkinan lain, mereka sengaja tidak mau bercerita dan merahasiakannya karena ‘barang pusaka’ tersebut sudah begitu usang sehingga tidak boleh diperlihatkan kepada pihak luar supaya tidak  menjadi lebih rusak.

Kemungkinan lain lagi, bendera itu benar-benar sudah hancur, sehingga tidak bisa lagi menjadi fakta atau bukti historis. 

Kemungkinan ini memang lebih masuk akal.  Sebab, ketika bendera itu diperlihatkan kepada Pater Wily Lehman SVD dan timnya pada tahun 1987 silam, kondisinya sudah sangat rapuh. (Lihat foto).

Kesaksian Pater Wily Lehman SVD

Dalam bukunya ‘Karya Misi Pater-Pater Dominikan di Wilayah Nagekeo (Flores Tengah) Tahun 1555-1712 (Penerbit Dioma, Malang, 2002 halaman 13-15, Pater Wily Lehman SVD menulis antara lain sebagai berikut:

“Pada tanggal 20 April 1987, bersama bapa guru Yakobus Weso kami pergi ke Wolowea. … Di Kampung Woloewa, orang-orang menunjukkan kepada saya empat peti yang sama seperti yang saya lihat di rumah Bapak Galus Pili. 

Orang-orang Woloewa menyebut peti-peti itu berasal dari zaman Portugis. Di rumah Yakobus Ngeta saya melihat dua peti, saah satunya penuh dengan gong-gong yang sudah retak katanya dari zaman Portugis.

Kemudian mereka memperlihatkan sisa-sisa kain yang sulit diindetifikasi dan dimengerti fungsinya. Saya juga melihat sebuah bendera merah putih yang sudah rusak. “Mungkinkah itu sanga Merah Putih yang tertua di Indonesia?” 

Orang-orang (Wolowea) menunjukkan dan mengatakan bahwa bendera itu dari zaman Portugis. Tetapi saya yakin bahwa bendera Merah Putih  bukan bendera gereja, tetapi berasal dari Kerajaan Majapahit. 

Kerajaan Majapahit memakai bendera Merah Putih sebagai tanda kedaulatan. (Pada zaman Majapahit) banyak orang datang dari Pulau Jawa untuk menagih pajak. (Penagihan) pajak dilakukan persis sesudah musim panen. 

Hemat saya, sejak zaman itu perasaan takut ( orang Nagekeo atau Flores) akan ‘Mologgedhe/Moronggele’ (penyamun)  bermula. Semua orang takut penyamun datang untk menculik anak-anak mereka. 

Para pegawai pajak tentu menculik anak-anak atau pun mereka yang tidak bisa membayar pajak kemudian dijadikan sebagai budak Kerajaan Majapahit.”

Bendera Majapahit

Menurut Sinarharapan.co, kerajaan pertama yang memakai bendera berwarna merah dan putih adalah Kerajaan Majapahit.

Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur. Bendera merah dan putih digunakan sebagai lambang kebesarannya pada abad ke-13.

Sejumlah kerajaan lainnya seperti Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan juga menggunakan warna merah putih sebagai panji kerajaan.

Pada Perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro menggunakan panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Konteks Negara RI

Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati (istri Presiden Soekarno) dan pertama kali dikibarkan di Indonesia pada 17 Agustus 1945 saat proklamasi kemerdekaan bangsa.

Nama lain dari bendera Merah Putih adalah Bendera Pusaka, Sang Saka Merah Putih, Sang Dwiwarna.

Warna merah pada bendera Indonesia melambangkan keberanian, sementara putih melambangkan kesucian.

Selain itu warna merah juga melambangkan raga manusia, sementara warna putih melambangkan jiwa dari manusia. (Max AP)***

Editor: redaksi

RELATED NEWS