Terkait Pemotongan Gaji TKD, Tim Lapangan Puskeswan Beberkan Kendala

redaksi - Sabtu, 04 September 2021 15:38
Terkait Pemotongan Gaji TKD, Tim Lapangan Puskeswan Beberkan KendalaTim Lapangan Puskeswan di Kabupaten Manggarai sedang menjalankan tugasnya (sumber: Istimewa)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Berkaitan dengan kebijakan Bupati Edi Endi dalam melakukan pemotongan terhadap gaji tenaga kontrak daerah (TKD) Manggarai Barat, tim lapangan pusat kesehatan hewan (Puskeswan) yang bekerja di kecamatan menyampaikan beberapa kendala jika kebijakan itu terus dijalankan, Sabtu (04/09/2021).

Salah satu tenaga lapangan dari dinas peternakan, PY menyampaikan bahwa untuk situasi sebelum gaji dipotong dan sesudah dipotong sangat berbeda. Sebelum gaji dipotong mereka biasanya turun ke lapangan empat kali dalam satu minggu. Untuk kegiatan wajibnya seperti vaksinasi bisa sampai dua hari saja dan hari lainnya bisa dipakai untuk pelayanan kesehatan bagi hewan ternak. 

Tetapi, setelah pemotongan gaji, kami agak sulit melakukan pelayanan kesehatan karena kandas dengan biaya ke lapangan. Jika, pelayanan kesehatan hewan ini berkuarang, maka otomatis hal ini akan berdampak pada berkurangnya PAD dari resort peternakan di kecamatan. Karena salah satu sumber PAD resort peternakan di kecamatanyaitu melalui pelayanan kesehatan hewan.

Lebih lanjut PY menyampaikan dengan penuh tulus bahwa mereka tetap bekerja karena yang mereka lakukan itu adalah sebuah profesi atau panggilan hidup.

“Namun, karena ini profesi, jadi ya kita lakukan saja. Tetapi jika diukur dari besarnya gaji sama waktu dan tenaga, bolak-balik lapangan, tidak sesuai sebenarnya. Apalagi semua program dalam setahun sudah disusun sejak awal tahun. Dan kami seharusnya mengikuti pedoman tersebut misalnya, vaksinasi. Namun, kami dikagetkan dengan pemotongan gaji ini di tengah tahun. Jadi masih ada beberapa desa yang belum kami kunjungi, tapi gaji sudah dipotong. Hal ini yang membuat semangat kami juga terganggu," kata PY.

PY juga menyampaikan bahwa pemotongan gaji TKD ini semuanya jelas ada dampak. Dia menjelaskan bahwa mereka tidak terlalu tahu secara detail dampaknya untuk teman-teman yang di kantor. Tetapi, untuk tim lapangan Puskeswan, kegiatannya sudah disusun untuk satu tahun, begitupun laporannya nanti dibuat dalam satu tahun.

Selain itu, PY juga memberikan contoh konkrit dari kendala yang dihadapi oleh tim lapangan Puskeswan.

“Contohnya, kalau dulu untuk memudahkan kami dalam proses vaksinasi, kami menghubungi terlebih dahulu kepala desanya agar mengumpulkan semua ternak misalnya kerbau di satu tempat. Terkadang dari seluruh populasi ternak kerbau misalnya seratus, yang terkumpul untuk divaksin hanya sepuluh ekor saja. Tapi itu tidak kami pikirkan, karena bisa datang lagi untuk hari berikutnya. Namun, dengan pemotongan gaji sekarang, kami sama sekali tidak bisa pergi lagi vaksinasi di tempat yang sama, karena biaya transportasi dan lainnya cukup besar jika bolak-balik terus. Ada banyak kegiatan yang harus kami selektif dan tidak bisa diulang-ulang. Jadi, jika ada yang tidak bawa kerbau, ya tunggu tahun depan saja”.

“Berhungan dengan situasi ini, satu hal yang kita waspadai jika yang belum vaksin itu akan terkena penyakit dan bisa menular ke binatang yang lain. Atau misalnya anjing rabies karena tidak sempat divaksin. Kalau dulu kan kami ada tenaga sukarela di kecamatan, dua atau tiga orang. Kalau kami ada uang lebih, kami bagi, supaya mereka bisa bantu kita punya kegiatan. Sekarang susahnya di situ, gaji sudah dipotong. Iya, mau tidak mau kami tidak ajak mereka. Hanya karena kita sudah kenal dengan masyarakat jadi tidak enak juga jika tidak melayani mereka," tutup PY.  (Tedy N)

BACA JUGA: Terkait Pemotongan Gaji TKD, Tim Lapangan Puskeswan Beberkan Kendala

Editor: Redaksi

RELATED NEWS