Terkait Program Pariwisata Holistik, Pastor Paroki St. Klaus Bersama Enam Kepala Desa Gelar Rapat Terbatas

redaksi - Selasa, 18 Januari 2022 19:41
Terkait Program Pariwisata Holistik, Pastor Paroki St. Klaus Bersama Enam Kepala Desa Gelar Rapat TerbatasPastor Paroki St. Klaus, Kuwu, enam kepala desa di wilayah Paroki St Klaus, bersama perwakilan dari Yayasan Ayo Indonesia, Kepala Puskesmas Wae Mbeleng dan juga pihak PLN berfoto bersama usai rapat terbatas di Pastoran Paroki St Kalus, Selasa, 18 Januari 2022. (sumber: Jivansi)

RUTENG (Floresku.com) -Untuk mengimplementasi program pastoral pariwisata holistik, Pastor Paroki St. Klaus Kuwu bersama enam  kepala desa di wilayah Paroki St. Klaus Kuwu menggelar rapat terbatas bertempat di rumah Pastoran Paroki St. Klaus Kuwu, pada Selasa 18 Januari 2022.

Ada pun keenam kepala desa yang hadir dalam rapat terbatas tersebut adalah Kepala Desa Compang Namut, Kepala Desa Poco Likang, Kepa Desa Benteng Kuwu, Kepala Desa Pong Murung, Kepala Desa Kakor dan Kepala Desa Bea Kakor. 

Tidak hanya itu, dalam rapat terbatas ini juga hadir mitra paroki dan desa, yakni Yayasan Ayo Indonesia, Kepala Puskesmas Wae Mbeleng dan pihak PLN.

RD Geby Harim  selaku Pastor Paroki St. Klaus Kuwu saat diwawancarai jurnalis media ini mengatakan, rapat terbatas ini dibuat  untuk membahas rencana pelebaran jalan di wilayah paroki St. Klaus Kuwu.

Selain itu, rapat ini membahas tentang ekesekusi atau implementasi pada tataran paroki terkait program pastoral pariwisata holistik seperti  soal pengembangan situs Gua Maria Golorenda di Wae Kang, wisata 'Ngalor Sua', dan pertanian organik dengan kelompok sasarannya adalah Kelompok Basis Gereja (KBG). 

Hal ini, kata RD Geby Harim, tentunya sangat penting mengingat pariwisata ini adalah juga medan pastoral dan media pewartaan gereja.

"Berpastoral pariwisata berarti dalam semangat communio dan missio, semua warga gereja dipanggil untuk menumbuhkembangkan pastoral pariwisata holistik integral dengan partisipasi semua umat dan pemangku kepentingan yang tentunya harus tetap bertumbuh di atas akar budaya lokal atau kearifan lokal masyarakat setempat," ungkap RD Geby Harim.

Lebih lanjut, RD Geby mengatakan, salah satu titik bidik wisata religius yang ada di wilayah Paroki St. Klaus adalah Gua Maria Golo Renda yang terletak di Wae Kang, Desa Bea Kakor, Kecamatan Ruteng.

"Terkait ini, kami semua bersepakat dan juga ada kesamaan persepsi untuk melakukan penataan Gua Maria Golo Renda  menjadi salah satu wisata religius yang ada di Wilayah Paroki St. Klaus. Secara khusus, tadi kita minta kesediaan Kepala Desa Bea Kakor untuk membantu pembuatan jalan ke Gua Maria Golo Renda.  Pihak paroki juga akan ikut berperan aktif dalam pembuatan pagar keliling di Gua Maria Golo Renda tersebut. Selain itu, kita juga sudah bangun komunikasi dengan bagian penerangan agar lokasi Gua Maria tersebut nantinya bisa dipasangi lampu," cetus RD Geby Harim.

Lebih jauh, RD Geby mengatakan, untuk pengembangan pertanian organik berbasis desa dan paroki itu,  sudah ada beberapa kelompok tani yang sudah dikembangkan,  tapi perlu ditingkatkan lagi.

"Untuk penataan 'Ngalor Sua' diupayakan agar ada jalan masuknya maupun juga infrastruktrur lainnya," imbuh RD Geby Harim.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah,  Rikhardus Roden,  manager program pemberdayaan soial ekonomi Yayasan Ayo Indonesia menjelaskan bahwa pihaknya minta para kepala desa untuk memberi perhatian kepada para penyandang disabilitas dan ODGJ. 

Desa, kata Rikhardus,   mesti menyediakan anggaran untuk pemberdayaan ekonomi bagi para penyandang disabilitas.

"Kami menyampaikan kepada mereka bahwa Ayo Indonesia sudah memberi pelatihan keterampilan dan pendampingan ekonomi kepada para penyandang disabilitas yang bekerjasama dengan Paroki St. Klaus Kuwu," terang Rikhardus.

Lebih lanjut, Richardus menyampaikan terima kasih kepada Romo Geby yang sudah mempertemukan dirinya dengan pihak terkait, seperti NGO, Paroki, Pemerintah Desa dan Puskesmas untuk berkolaborasi dalam pembangunan sosial ekonomi umat atau masyarakat.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Romo Geby yang mempertemukan kami dengan pihak terkait, seperti: NGO,Paroki, Pemerintah Desa dan Puskesmas," ungkapnya. (Jivansi). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS