WVI Bersama Pemerintah Desa Pocong, Matim Deklarasikan Program Menuju Desa Layak Anak
redaksi - Selasa, 01 Maret 2022 10:05BORONG (Floresku.com) --Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama Pemerintah Desa Pocong, Kabupaten Manggarai Timur berkomitmen untuk mengembangkan program menuju Desa Layak Anak.
Komitmen ini ditandai dengan deklarasi bersama yang diintegrasikan dengan kegiatan peresmian Taman Baca Anak Mangka Leong, bertempat di Kampung Leong, Desa Pocong, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Manggarai Timur, pada Senin 28 Februari 2022.
Hadir dalam acara ini Kepala Desa Pocong, Pastor Paroki Tanggar, Kepala Sekolah Dasar Katolik Menge, kru WVI, tua adat, tokoh masyarakat, anak-anak Paud dan juga para pelajar dari tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama.
Natalia Hethy Dudi selaku koordinator program peduli anak Manggarai Timur WVI menjelaskan, acara deklarasi yang digelar tersebut merupakan tahapan awal dalam mengembangkan Desa Pocong menuju Desa Layak anak.
- SENDAL SERIBU, Selasa, 01 Maret 2022: Penyerahan Dirimu Tidak akan Sia-Sia di Mata Allah!
- Wallander, Putinisme dan Julukan ‘Weak Strongman’
- Ukraina dan Rusia Berunding Pagi Ini, Hasilnya Belum Diketahui
Tujuannya, lanjut Natalia, yaitu untuk memastikan bahwa semua pihak, baik keluarga, tetangga maupun juga lingkungan sekitar anak seperti sekolah, gereja, dunia usaha, media dan bahkan kelompok anak bisa mendukung pengembangan Desa Pocong menuju Desa Layak Anak.
"Hal ini sangat penting karena pengembangan Desa Layak Anak bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah," ungkap Natalia Hethy Dudi.
"Pada bulan januari, Wahana Visi Indonesia (WVI) melakukan sosialisasi tentang konsep pengembangan Desa Layak Anak kepada Lemerintah Desa Pocong. Pemerintah Desa Pocong memiliki komitmen dalam pengembangan Desa Layak Anak," tambahnya.
Lebih lanjut, Natalia menyebutkan beberapa program yang akan dikembangkan dengan didasari pada indikator konvensi Hak Anak sebagaimana diatur dalam UU no 35 tahun 2014 yang merupakan perubahan dari UU No. 23 tahun 2002, yakni:
1. Memastikan semua anak memiliki akte kelahiran sebagai bentuk pengakuan atas identitas anak.
2. Anak mudah mengakses informasi melalui Taman Baca Mangka Leong.
3. Penguatan forum anak desa dan melibatkan anak dalam musyawarah desa.
4. Kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi untuk menekan angka perkawinan anak dan memperkuat program parenting.
5. Perkuat lembaga konsultasi orang tua (parenting). Tidak membentuk kelompok baru tetapi memperkuat kelompok yang ada, seperti PKK Pokja 1.
6. Pengembangan Paud HI.
7. Menekan angka stunting.
8. Kawasan bebas asap rokok.
9. Air dan sanitasi.
10. Membuat mekanisme sistem rujukan Tingkatkan Literasi Anak.
Poin penting di balik berdirinya Taman Baca Mangka Leong
Sementara itu, Marselinus Lon, penggagas dan pendiri Taman Baca Mangka Leong mengatakan, taman baca anak dihadirkan sebagai bentuk keprihatinannya bersama teman-teman Komunitas Mangka Leong akan banyaknya anak-anak yang putus sekolah.
"Dulu, Komunitas Mangka Leong ini lahir dari keresahan kita dalam dunia pendidikan di Kampung Leong. Bahwasannya, ada banyak anak-anak yang putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar. Lalu, tahun 2010, saya bersama teman-teman muda mendirikan Komunitas ini dengan tujuannya untuk mengembangkan kemampuan pentas panggung anak dalam senda tari juga," ungkap Marselinus.
Dari situ, lanjut Marselinus, kemudian kita berjejaring dengan komunitas kreatif, WVI dan Kementrian pariwisata yang tentunya juga melibatkan seluruh semua lapisan masyarakat.
"Kita meminta bantuan buku dengan WVI dan juga mengumpulkan buku bekas dari adik-adik yang masih belajar di bangku sekolah, mulai dari SMP dan SMA hingga perguruan tinggi," terangnya.
Lebih lanjut, Marselinus menjelaskan, taman baca tersebut didirikan sebagai bentuk respon dari teman-teman muda Komunitas Mangka Leong akan status Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai propinsi dengan tingkat literasi yang rendah.
"Di rumah, anak-anak juga mungkin tidak punya tempat yang layak untuk belajar. Karena itu, teman-teman dari Komunitas Mangka Leong menyiapkan taman baca ini agar anak-anak punya tempat untuk bisa belajat bersama teman-temannya. Tidak hanya itu, anak-anak juga dapat mengakses bahan bacaan dengan mudah dan bisa mengatasi masalah literasi serta membiasakan diri untuk membaca buku. Dan pada intinya bahwa, kita terus membantu sesama sesuai dengan kemampuan kita dan juga dalam keterbatasan yang kita miliki," ungkap Marselinus.
Marselinus menyampaikan harapan dan perhatiannya dari pemerintah dan juga pihak lainnya agar bisa mendonasikan buku-buku yang bisa menjadi sumber informasi yang berguna dan bernilai bagi anak-anak di taman baca anak Mangka Leong.
"Kami juga sangat mengharapkan bantuan dan perhatian dari pemerintah dan semua pihak, khususnya untuk mendonasikan buku-buku bacaan bagi anak-anak di taman baca Mangka Leong ini," imbuhnya.
Menurut Marselinus sejauh ini ada tiga ratusan anak yang sudah bergabung dalam komunitas baca Mangka Leong, mulai dari Paud, pelajar tingkat Sekolah Dasar hingga pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas.
Acara peresmian Taman Baca Anak Mangka Leong disemarakkan dengan pentas seni, seperti puisi, tarian dan juga drama dari Komunitas Mangka Leong dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (Jivansi). ***