Rusia Ubah Strategi karena Kedatangan HIMARS Amerika
MAR - Kamis, 21 Juli 2022 12:41MOSKOW (Floresku.com) -Rusia mengakui pasokan senjata jarak jauh dari barat ke Ukraina memaksa Rusia mengubah strateginya. Salah satunya kini fokus militer mereka tidak lagi hanya di timur negara tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Rusia. Dia mengatakan Rusia sekarang harus mendorong pasukan Ukraina lebih jauh dari garis depan. Ini untuk memastikan keamanan pasukan Rusia.
Komentarnya muncul ketika Amerika mengumumkan akan memberi Ukraina lebih banyak senjata jarak jauh. Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin dikutip BBC mengatakan Ukraina akan kembali menerima empat sistem roket arteleri mobilita tinggi atau Himars untuk menahan kemajuan pasukan Rusia. Ini menjadikan total senjata yang diberikan menjadi 16.
- Rem Blong Truk Tangki PT Pertamina, Penyebab Kecelakaan yang Tewaskan 10 Orang di Cibubur
- Reses di SMK Tiara Nusa Borong, Matim, AHP Serahkan SK Beasiswa PIP
- Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Asal Boawae Adakan Kemah Kerja Bakti Sosial di Desa Wea Au
Lavrov mengatakan bahwa tindakan barat memasok senjata ini memaksa Rusia untuk memperluas tujuannya lebih lanjut. Rusia, menurutnya tidak bisa membiarkan bagian Ukraina memiliki senjata yang akan menimbulkan ancaman langsung ke wilayah mereka.
“Saat ini geografinya sekarang berbeda. Kini wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia sebagai tujuan terbaru Rusia,” katanya. Pasukan Moskow sudah menduduki sebagian dari kedua wilayah tersebut.
Lavrov secara khusus merujuk pada sistem Himars sebagai pendorong perubahan strategi ini. Selama dua hari berturut-turut pasukan Ukraina telah menggunakan Himars untuk menghantam sebuah jembatan kunci yang strategis di Kherson yang diduduki. Jembatan Antonivskyi adalah salah satu dari dua jembatan yang diandalkan Rusia untuk memasok wilayah yang telah direbutnya di tepi barat sungai Dnipro, termasuk kota Kherson.
Menteri luar negeri Rusia menggambarkan tindakan Barat memberikan senjata ke Ukraina sebagai kemarahan yang tak berdaya, dan keinginan untuk memperburuk keadaan.
Tetapi Austin membalas dengan mengatakan bahwa invasi kejam dan tidak beralasan Rusia yang telah mendorong komunitas internasional untuk bertindak.
Pernyataan Lavrov ini juga datang sehari setelah Amerika mengatakan Rusia sudah membuat rencana untuk mencaplok sebagian besar wilayah Ukraina.
Referendum
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Moskow menggunakan "buku pedoman" serupa untuk pengambilalihan Krimea yakni menyelenggarakan referendum pada tahun 2014.
Kirby mengatakan Rusia memasang pejabat pro-Rusia tidak sah untuk menjalankan wilayah pendudukan Ukraina. Pejabat baru ini kemudian akan menyelenggarakan referendum lokal untuk menjadi bagian dari Rusia. Cara ini mungkin akan dilakukan paling cepat September.
- Waspada! Inflasi Dapat Mengancam Tabungan Anda, Ini Penjelasannya
- Unik! Sinar Mas Land Bangun Jalan dari Aspal Campuran Sampah Plastik di BSD City
- Garuda Indonesia Telan Rugi Rp62 Triliun pada 2021
Menurut Kirby, hasil pemungutan suara akan digunakan oleh Rusia untuk mencoba mengklaim pencaplokan wilayah Ukraina yang berdaulat.
Krimea dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 setelah referendum yang diselenggarakan dengan tergesa-gesa. Referendum ini dipandang ilegal oleh komunitas internasional. Banyak pendukung Kyiv memboikot pemungutan suara dan menyebutnya tidak bebas dan tidak adil.
Kirby mengatakan Amerika memutuskan untuk mengekspos rencana Rusia sehingga dunia tahu bahwa setiap pencaplokan yang direncanakan akan ilegal dan tidak sah. Dia juga berjanji akan ada tanggapan cepat dari Amerika dan sekutunya.
Daerah yang ditargetkan untuk aneksasi termasuk Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk dan Luhansk. Berarti ini daerah sama yang dikatakan Lavrov sekarang menjadi tujuan Rusia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 21 Jul 2022